Liputan6.com, Jakarta - Sudah menjadi rahasia umum bahwa ada hubungan antara nutrisi dan diabetes tipe 2. Namun, penelitian baru menunjukkan bahwa bukan hanya karbohidrat dan gula yang dapat mempengaruhi perkembangan kondisi ini.
Sebuah studi baru yang diterbitkan awal bulan ini di Mayo Clinic Proceedings menemukan bahwa semakin banyak orang menambahkan garam ke dalam makanannya, semakin besar kemungkinan mereka terkena diabetes tipe 2.
Baca Juga
Peneliti dari Tulane University menjelaskan bahwa keingintahuan mereka terhadap isu tersebut dipicu oleh penelitian yang mereka terbitkan tahun lalu.
Advertisement
"Kami baru-baru ini menemukan bahwa menambahkan garam ke dalam makanan merupakan indikator potensial untuk asupan garam jangka panjang, yang terkait dengan risiko penyakit kardiovaskular dan kematian yang lebih tinggi,” kata penulis studi Lu Qi, MD, PhD, FAHA, Direktur di Tulane University Obesity Research Center and the Tulane Personalized Health Institute seperti dikutip dari Health pada Minggu, 12 November 2023.
Berikut hubungan asupan natrium dengan perkembangan diabetes tipe 2, serta cara sederhana untuk mengurangi asupan natrium.
Hubungan Antara Natrium dan Diabetes Tipe 2
Tim peneliti mengumpulkan data lebih dari 400.000 orang dewasa di UK Biobank --- sebuah kelompok jangka panjang yang terdiri dari orang-orang yang informasi kesehatannya telah digunakan dari tahun 2006 hingga saat ini.
Pada awal rentang waktu ini, peserta terpilih bebas dari diabetes, penyakit ginjal kronis, kanker, dan penyakit kardiovaskular.
Penulis penelitian membagi peserta menjadi empat kelompok, yaitu:
- Mereka yang 'tidak pernah/jarang' menambahkan garam ke dalam makanan
- Kadang-kadang
- Biasanya, atau
- Selalu menambahkan garam ke dalam makanan.
Mereka kemudian melacak hasil kesehatan subjek selama rata-rata 11,9 tahun.
Dibandingkan dengan orang yang melaporkan tidak pernah atau jarang menambahkan garam ke dalam makanannya, risiko terkena diabetes tipe 2 lebih besar masing-masing sebesar 13 persen, 20 persen, dan 39 persen pada orang yang menjawab kadang-kadang, biasanya, atau selalu menambahkan garam setiap kali makan.
Jenis Garam Tidak Memengaruhi Hasil Studi Melainkan Kandungan Natrium
Penelitian ini berfokus pada garam secara luas, tanpa menyelidiki jenis garam apa yang memberikan hasil tersebut. Entah garam laut atau bahkan garam himalaya.
Menurut ahli gizi yang berfokus pada penyakit diabetes, Vandana Sheth RDN CDCES FAND, jenis garam mungkin tidak memberikan banyak perbedaan pada risiko diabetes.
"Pertimbangan utamanya adalah kandungan natrium dalam garam, yang relatif konsisten pada semua jenis garam," kata Sheth yang juga dikenal sebagai penulis 'My Indian Table: Quick & Tasty Vegetarian Recipes' kepada Health.
Namun, perlu digarisbawahi bahwa Shet tidak terlibat dalam penelitian ini.
Dia menjelaskan bahwa asupan natrium yang berlebihan dikaitkan dengan masalah kesehatan, dan hal ini dapat terjadi pada semua jenis garam yang mengandung banyak natrium.
Selain jumlah garam yang ditambahkan ke dalam masakan, penting juga untuk mengetahui berapa banyak natrium yang konsumsi dari makanan olahan.
Advertisement
Sumber Natrium Tambahan dapat Meningkatkan Risiko Diabetes Tipe 2
Menurut American Heart Association, orang Amerika mendapatkan hingga 75% natrium harian mereka dari makanan olahan seperti sup, saus tomat, bumbu, dan makanan kaleng.
Qi mengatakan sumber natrium tambahan ini juga dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2.
"Bisa jadi, karena faktor yang merugikan adalah asupan garam yang tinggi, tidak peduli dari mana asalnya," ujarnya.
Qi mengklarifikasi bahwa penelitian ini bersifat observasional dan tidak membuktikan hubungan sebab-akibat.
Hubungan Antara Sodium dan Risiko Diabetes Tipe 2
Karena kadar gula darah adalah perhatian utama penderita diabetes, hubungan antara pola makan dan diabetes secara historis berfokus pada karbohidrat, yang dipecah menjadi gula di dalam darah.
Peran natrium dalam campuran ini merupakan konsep yang relatif baru. Jadi apa hubungan antara penambahan garam dan peningkatan gula darah?
Qi mengatakan ada beberapa kemungkinan.
Orang yang menambahkan garam pada makanannya mungkin mengonsumsi lebih banyak makanan berkalori tinggi, sehingga mengakibatkan penambahan berat badan yang dapat meningkatkan risiko diabetes.