Sukses

Menkes Budi Bilang Penularan Cacar Monyet Tak Sepesat COVID-19

Penularan cacar monyet atau Mpox tidak akan sepesat seperti COVID-19.

Liputan6.com, Jakarta Penularan cacar monyet atau Mpox di Indonesia masih terjadi dengan masih ditemukannya kasus di beberapa daerah. Hingga per 12 November 2023, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mencatat, sudah ada 44 kasus Mpox.

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menyampaikan, masyarakat tidak perlu cemas karena penularan Mpox dinilai tidak akan sepesat COVID-19. Sebab, penularan Mpox lebih banyak melalui kontak seksual.

"Kalau saya bilang ke masyarakat ya supaya lebih tenang. Bedanya sama COVID-19 kan ini penularannya lewat (kontak) seksual. Jadi enggak akan sepesat seperti COVID," ujar Budi Gunadi di sela-sela acara ‘Ayo Sehat Festival’ di Kompleks Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta Pusat pada Sabtu, 11 November 2023.

"Dan yang kedua, ini terjadi pada kelompok-kelompok tertentu saja."

Jaga Perilaku Kesehatan

Strategi penanganan cacar monyet, lanjut Budi Gunadi, sama seperti penanganan COVID-19.

"Nomor satu, promosi kesehatannya. Perilaku kesehatan mesti kita jaga, kalau dulu kan 3M ya. Kalau yang Mpox ini utamanya, cara bagaimana hubungan seksual itu yang mesti dijaga," katanya.

"Kedua, vaksinasi Mpox itu juga sudah ada dan kita berikan lewat organisasi-organisasi sosial yang terlibat dengan kelompok-kelompok tertentu ini."

2 dari 4 halaman

Tidak Ada Kasus Mpox yang Fatal

Ketiga, obat untuk cacar monyet sudah tersedia di rumah sakit.

"Jadi, kalau sakit bisa diberikan obatnya ke rumah sakit. Alhamdulillah, sekarang enggak ada yang fatal," terang Budi Gunadi Sadikin.

Menkes Budi Gunadi menambahkan, Kemenkes sedang melakukan pengadaan vaksin Mpox lagi. Nantinya diperkirakan akan ada tambahan sekitar 5.000 vaksin Mpox.

"Vaksinnya udah kita beli lagi, ribuan. Seinget saya ada 5.000-an, karena ini bukan buat semua kelompok orang," tambahnya.

3 dari 4 halaman

Satu Kasus Mpox di Kepulauan Riau

Juru Bicara Kemenkes RI Mohammad Syahril mengatakan, dari jumlah 44 kasus Mpox di Indonesia, lebih banyak terdeteksi di DKI Jakarta. Kemudian temuan kasus cacar monyet di Jawa Barat dan Banten masing-masing ada 5 positif terkonfirmasi.

"Update Mpox per Minggu, 12 November 2023. Total kasus sebanyak 44. Rinciannya, Jakarta ada 33, Jawa Barat ada 5, Banten ada 5, dan Kepulauan Riau ada satu kasus," kata Syahril saat dihubungi Health Liputan6.com melalui pesan singkat pada Senin, 13 November 2023.

Secara umum, berikut ini perkembangan terbaru kasus Mpox di Indonesia per 12 November 2023:

  • Konfirmasi positif: 44
  • Probable: 0Suspek: 5
  • Discarded: 148
  • Sembuh: 18

Orientasi Seksual LSL Paling Banyak

Sebanyak 44 kasus cacar monyet ini berjenis kelamin laki-laki dengan rentang usia paling banyak 30-39 tahun (18 orang). Kemudian posisi kedua, ada di rentang usia 25-29 (13 orang) dan posisi ketiga antara usia 18-24 tahun (10 orang).

"Mereka yang terkena cacar monyet ini juga tercatat memiliki orientasi seksual. Yang paling banyak Lelaki Suka Lelaki (LSL). Kemudian biseksual dan heteroseksual," lanjut Syahril.

4 dari 4 halaman

Distribusi Vaksin Mpox Berdasarkan Permintaan

Adapun soal vaksinasi Mpox di Indonesia tengah bergulir. Namun, pemberian vaksin Mpox masih terbatas untuk kelompok tertentu.

“Jadi, vaksinnya secara di belakang layar kita lakukan. Karena balik lagi, vaksin diberikan kepada kelompok-kelompok tertentu, mereka yang memiliki risiko tinggi,” kata Menkes Budi Gunadi Sadikin saat ditemui sejumlah awak media di Gedung RSUD Kabupaten Tangerang, Banten pada Rabu (8/11/2023).

Saat ini, vaksin Mpox diberikan kepada mereka yang terpapar atau kontak erat dengan pasien cacar monyet. Mengenai distribusi vaksinasi Mpox juga akan diberikan kepada daerah berdasarkan permintaan. 

Gencarkan Sosialisasi Mpox

Selain vaksinasi Mpox, upaya lain yang dilakukan Kemenkes RI untuk penanggulangan sebaran monkeypox dengan menggencarkan kembali sosialisasi kepada masyarakat, terutama kelompok rentan.

Hal yang salah satu disampaikan adalah untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, serta menjalankan protokol kesehatan.

“Prokes di sini maksudnya melakukan perilaku seksual yang sehat,” kata Budi Gunadi.