Liputan6.com, Jakarta Sesudah COVID-19, bukan berarti tak akan ada lagi pandemi di masa depan. Belum diketahui kapan pandemi terjadi dan apa penyakit apa yang memicu tapi pasti akan datang.Â
"Dari berbagai analisis ilmiah maka setidaknya ada beberapa kemungkinan penyakit pandemi mendatang, mulai dari influenza, penyakit akibat virus korona, berbagai penyakit zoonosis dan juga disease "X"," kata Profesor Tjandra Yoga Aditama yang merupakan Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI Jakarta.
Baca Juga
Guna menghadapi pandemi di masa depan, Tjandra mengatakan paling tidak ada persiapaan. Kapanpun pandemi itu datang sudah dipersiapkan dari sekarang.Â
Advertisement
Berikut lima hal yang perlu disiapkan hadapi pandemi nanti seperti disampaikan Tjandra saat memberikan plenary lecturer pada pertemuan internasional Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi "Jambi Medicine and Health Science International Conference (JAMHESIC)", 13 November 2023.
Pertama, memperkuat kerjasama global dalam pengendalian penyakit menular, dan dalam hal ini kita amat berharap terwujudnya "Pandemic Accord" yang sedang disusun oleh World Health Organization (WHO) dan semua negara di dunia.
Kedua, penggalakan kegiatan nyata di lapangan, khususnya dalam bentuk surveilan yang lengkap dan menyeluruh, pencegahan dan penemuan kasus serta penanganannya di lapangan dan di fasilitas pelayanan kesehatan.
Penelitian dan Pengembangan Terus Ditingkatkan
Ketiga, meningkatkan terus penelitian dan pengembangan di bidang ilmu kesehatan dan kedokteran, termasuk penemuan obat antibiotika dan anti virus serta vaksin yang spesifik untuk penyakit penyebab pandemik. Tantangannya tentu bahwa kita belum tapi pasti apa penyakit itu.
Keempat, kesiapan sumber daya manusia kesehatan. Selain melakukan kesalahan sehari-hari maka juga harus secara rutin melakukan kegiatan antisipasi pandemi, semacam "latihan pandemia" secara rutin.
Â
Advertisement
Pendekatan One Health
Kelima, pentingnya pendekatan "One Health" dalam kesiapan Indonesia dan dunia menghadapi kemungkinan pandemi berikutnya.
"One Health" adalah pendekatan "Satu Kesehatan" antara kesehatan manusia, kesehatan hewan (dan juga tanaman) serta kesehatan lingkungan.
Tjandra pun berharap dari pertemuan internasional yang juga dihadiri pembicara dari luar negeri seperti Inggris, Belanda, Australia, Thailand dan Malaysia ini bisa membantu agar Indonesia lebih siap hadapi pandemi sesudah COVID-19.
"Semoga pertemuan internasional ini dapat memberi peran pentingnya dalam kesiapan kita menghadapi kemungkinan pandemi sesudah COVID-19," kata Tjandra.Â