Sukses

5 Alasan Seseorang Menangis Tiba-Tiba, Bisa karena Kelelahan dan Stres

Menangis bisa disebabkan oleh faktor fisik, tapi juga menunjukkan bahwa seseorang membangun banyak emosi bawah sadar yang tidak diproses.

Liputan6.com, Jakarta - Sering menangis bisa karena air mata yang spontan keluar tiba-tiba. Namun air mata yang secara spontan keluar tersebut mungkin membuat bingung dan bertanya-tanya "mengapa saya merasa ingin menangis?" 

“Menangis bisa disebabkan oleh faktor fisik, tapi juga menunjukkan bahwa seseorang tengah ada emosi bawah sadar yang tidak diproses,” jelas Yvonne Thomas, Ph.D., psikolog yang berbasis di Los Angeles, Amerika Serikat. 

Berikut lima kemungkinan alasan seseorang menangis tiba-tiba, seperti dikutip dari Shape pada Rabu, (15/11/2023).

1. Hormon

Seperti yang sudah diketahui, hari-hari menjelang menstruasi bisa menimbulkan emosi yang naik turun pada perempuan. Saat kadar estrogen dan progesteron naik dan turun, zat kimia otak yang bertanggung jawab atas suasana hati terpengaruh, dan hal itu dapat memicu sifat mudah tersinggung, murung, dan sering menangis. 

Jika seseorang sudah stres atau cemas, kondisi premenstrual syndrome (PMS) dapat memperbesar perasaan tersebut dan membuat tangisan semakin parah, kata Thomas. 

Tidur yang cukup, mengurangi konsumsi alkohol dan kafein, dan melakukan lebih banyak perawatan diri mungkin membantu membuat PMS lebih tertahankan.

2. Kecemasan

Sering kali seseorang berada dalam mode panik, dengan jantung berdebar kencang, dan kesadaran diri ekstrem yang membatasi aktivitas sehari-hari. Kecemasan mungkin menjadi alasan seseorang menangis. 

“Gangguan kecemasan bukanlah hal yang jarang terjadi pada wanita, dan semua emosi yang ditimbulkannya sering kali menyebabkan ledakan air mata, bahkan saat seseorang tidak sedang merasa panik,” kata Thomas. 

 

2 dari 4 halaman

3. Depresi

Berlinangnya air mata yang disebabkan oleh kesedihan, tidak perlu dipikirkan lagi. Namun, ketika perasaan sedih bertahan selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan, itu mungkin menandakan gangguan yang lebih dalam yang terlihat pada depresi klinis. 

Depresi sering kali disertai dengan banyak gejala lain seperti kelelahan yang parah, kurangnya kenikmatan dari hal-hal yang biasa disukai, dan terkadang juga rasa sakit dan nyeri fisik.

“Banyak wanita menampilkan depresi sebagai rasa frustrasi, marah, atau mudah tersinggung,” kata Thomas.

Jika kondisi ini terjadi, tak usah ragu alias sesegera mungkin berkonsultasi ke psikiater atau psikolog.

“Masing-masing emosi ini dapat mengakibatkan air mata, jadi jika seseorang mengalaminya, temui dokter atau psikolog untuk menjalani pemeriksaan meskipun sedang tidak merasa sedih,” sarannya.

 

3 dari 4 halaman

4. Stres Berat

Semua orang pasti pernah mengalami stres, namun stres yang berlebihan dapat memperburuk gejala fisik atau bahkan memicunya, mulai dari gangguan pencernaan hingga penyakit jantung.

Meneteskan air mata saat stres sebenarnya bisa menjadi hal yang baik. Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Emotions menemukan bahwa menangis saat stres bisa menjadi cara menenangkan diri dan mengatur detak jantung.

 

 

4 dari 4 halaman

5. Kelelahan

Bayi baru lahir menangis ketika mereka mengantuk, jadi masuk akal jika manusia dewasa terkadang melakukan hal yang sama. 

Menangis, mudah tersinggung, dan sedih semuanya terkait dengan kurang tidur (dalam rentang empat hingga lima jam semalam) dalam penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Sleep

Kecemasan dan stres dapat meningkatkan perasaan lelah (tidak mengherankan jika otak atau emosi seseorang sedang bekerja berlebihan).

Kebutuhant idur setiap orang berbeda-beda, tetapi mulailah dengan menambah waktu tidur sebanyak 15 menit setiap malam hingga dapat mengalokasikan cukup waktu untuk tujuh atau delapan jam hampir setiap malam, jumlah yang direkomendasikan oleh National Sleep Foundation untuk R&R yang memadai. 

Video Terkini