Sukses

Nasi Dingin Lebih Baik bagi Pasien Diabetes Ketimbang yang Panas, Mitos atau Fakta?

Dokter jelaskan soal konsumsi nasi dingin dan panas bagi pasien diabetes.

Liputan6.com, Jakarta Ramai kabar di tengah masyarakat soal konsumsi nasi dingin lebih aman bagi pasien diabetes ketimbang nasi panas. Apa iya benar begitu?

Menurut dokter spesialis penyakit dalam Eka Hospital Bekasi Melisa Diah Puspitasari, nasi yang disajikan saat panas mengandung kadar karbohidrat yang tinggi. Pasalnya, gula yang terkandung di dalamnya mudah untuk terurai dan diserap oleh sistem pencernaan. Sehingga, dapat menyebabkan lonjakan gula darah setelah makan.

“Bukan berarti kadar gula di dalam nasi yang dingin berkurang. Suhu pada nasi tidak berpengaruh pada kadar gula yang ada di dalamnya, tapi nasi yang didinginkan terlebih dahulu sebelum dikonsumsi diketahui akan menghasilkan sebuah zat bernama pati resisten,” kata Melisa dalam keterangan pers dikutip Rabu (15/11/2023).

Zat pati resisten adalah jenis serat yang tidak dicerna oleh tubuh sehingga tidak pula dapat diserap oleh tubuh. Zat tersebut dapat juga difermentasi oleh usus besar yang kemudian akan digunakan sebagai makanan bagi bakteri baik di dalam usus.

Proses fermentasi ini dapat menyebabkan peningkatan sensitivitas insulin dan pengurangan lemak perut yang baik bagi diabetesi.

Pati resisten ini biasa ditemukan dalam karbohidrat yang dimasak kemudian didinginkan, salah satunya yaitu nasi dingin. Bahkan, zat pati resisten ditemukan lebih banyak pada nasi yang dihangatkan kembali setelah sebelumnya didinginkan.

2 dari 4 halaman

Nasi Dingin yang Dihangatkan Kembali

Selain itu, nasi dingin yang dihangatkan kembali juga akan mengalami penurunan kandungan nutrisi. Termasuk kadar karbohidrat yang lebih rendah jika dibandingkan dengan nasi yang baru dimasak.

“Nasi yang baru dimasak dapat diletakkan beberapa saat di suhu ruang lalu dimasukkan ke dalam kulkas untuk menghindari pertumbuhan spora dan kuman bila dibiarkan terlalu lama di suhu ruang. Atau bisa juga nasi yang disimpan di kulkas dipanaskan kembali sebelum dikonsumsi,” jelas Melisa.

Dengan kata lain, meski nasi dingin tidak dapat menurunkan kadar gula darah, tapi mengonsumsi nasi dingin dapat menghambat lonjakan kenaikan kadar gula darah setelah makan.

3 dari 4 halaman

Perhatikan Porsi Makan

Perlu diingat, lanjut Melisa, hal yang penting dalam mengonsumsi makanan bagi diabetesi adalah porsi dari bahan makanan tersebut.

Diabetesi masih dapat mengonsumsi nasi hangat tapi dalam jumlah yang tidak banyak. Bukan berarti pula diabetesi yang memilih memakan nasi dingin dapat mengonsumsi dalam porsi yang besar atau bahkan dua piring saji.

Bagaimanapun, pilihan dalam penentuan pola makan adalah hak setiap individu. Mengonsumsi nasi hangat maupun dingin sama-sama memiliki kelebihan dan kelemahannya masing-masing.

“Sehingga apapun pilihan Anda, bisa disesuaikan dengan cara dalam mengonsumsi makanan, termasuk dalam mengonsumsi nasi.”

“Untuk mendapatkan informasi yang lebih jelas, konsultasikan diri Anda dengan ahli gizi klinik, spesialis penyakit dalam maupun dengan konsultan endokrin, metabolik dan diabetes untuk menentukan pola makan terbaik untuk Anda,” saran Melisa.

4 dari 4 halaman

Kandungan Nutrisi Nasi

Sebelumnya Melisa menjelaskan, nasi sebagian besar terdiri dari karbohidrat yang jumlahnya hampir 80 persen dari total berat keringnya.

Sebagian besar karbohidrat dalam beras adalah zat pati yang merupakan bentuk karbohidrat kompleks yang paling umum dalam makanan. Selain itu, nasi juga mengandung nutrisi lain seperti serat, protein, lemak tapi dalam jumlah terbatas.

Standarnya, satu porsi penyajian nasi putih bisa memiliki berat 100 gram. Artinya, setiap penyajian nasi akan mengandung hingga 130 kalori yang dapat dibilang cukup tinggi untuk diabetisi.

Oleh karena itu, diabetisi disarankan untuk membatasi konsumsi nasi putihnya karena dapat menaikan kadar gula darah.