Liputan6.com, Jakarta - Merasa lelah adalah hal yang wajar. Mungkin karena sering begadang, kurang tidur karena urusan keluarga, atau bekerja berjam-jam. Kelelahan yang dirasakan merupakan sinyal bahwa seseorang perlu berhenti, memperlambat kecepatan, dan istirahat.
Jika seseorang memiliki kelebihan berat badan, hamil, atau sedang menjalani pengobatan tertentu, ia juga cenderung akan merasa sering lelah.Â
Baca Juga
Kelelahan biasa dapat berlalu ketika seseorang pergi tidur dan istirahat, kemudian ia akan terbangun dengan perasaan segar.
Advertisement
Namun jika seseorang terus-menerus merasa lelah selama lebih dari 4 minggu dan istirahat atau tidur tidak membantu, mungkin ada alasan medis lain yang perlu diwaspadai.
Berikut ini beberapa kondisi umum yang mungkin menyebabkan kelelahan seperti dikutip dari Livi pada Rabu, (15/11/2023).
1. Anemia Defisiensi Besi
Apakah anemia menyebabkan kelelahan? itu salah satu gejala yang paling umum, jadi jika seseorang merasa lelah dan kurang energi, ia mungkin menderita anemia.
Anemia defisiensi besi disebabkan oleh kekurangan zat besi. Seseorang membutuhkan zat besi untuk membuat hemoglobin, protein dalam sel darah merah yang mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Gejala khasnya meliputi kelelahan, sesak napas, jantung berdebar-debar, dan kulit pucat.
Gejala yang kurang umum termasuk sakit kepala, pusing, tinnitus, rambut rontok, bisul yang menyakitkan di sudut mulut, kuku berbentuk sendok, dan kaki bergetar.
Anemia dapat disebabkan oleh pola makan yang rendah zat besi, kondisi seperti sakit maag atau penyakit Crohn, pembedahan, atau pada wanita dapat disebabkan oleh perdarahan menstruasi yang banyak, kehamilan atau persalinan.
Bagi vegetarian yang tidak mengonsumsi daging, anemia bisa disebabkan oleh kekurangan zat besi. Bagi para vegan yang tidak mengonsumsi produk hewani termasuk susu, telur, dan bahkan madu, anemia juga bisa disebabkan oleh kekurangan vitamin B12.
Â
2. Kekurangan Nutrisi
Merasa lelah sepanjang waktu mungkin merupakan tanda kekurangan nutrisi. Berikut beberapa hal paling umum yang dapat menyebabkan kelelahan.
Vitamin B12 : Penting untuk produksi sel darah merah, kekurangan vitamin B12 dapat menyebabkan anemia defisiensi vitamin B12 yang disebut anemia pernisiosa.
Hal ini paling sering disebabkan oleh kelainan autoimun yang mencegah tubuh menyerap vitamin B12 dari makanan yang dimakan.Â
Namun terkadang hal ini mungkin hanya disebabkan oleh pola makan yang rendah vitamin B12. Makanan yang mengandung vitamin B12 antara lain daging, salmon, ikan cod, produk susu, dan telur sehingga mereka yang vegan atau vegetarian mungkin juga memerlukan suplemen.
Gejalanya meliputi kelelahan ekstrem, gangguan penglihatan, kesemutan, kelemahan otot, mudah tersinggung, depresi, daya ingat dan konsentrasi buruk. Tes darah akan memastikan apakah seseorang kekurangan vitamin B12.Â
Vitamin D3 : Penelitian menunjukkan hubungan kuat antara kekurangan vitamin D3 dan kelelahan. Hal ini sering terjadi pada orang lanjut usia yang jarang keluar rumah. Sinar matahari pada kulit adalah sumber vitamin D terbaik. Makanan yang mengandung vitamin D3 antara lain ikan berminyak, jamur, kuning telur, dan makanan yang diperkaya.
Â
Advertisement
3. Hipotiroidisme (Tiroid Kurang Aktif)
Jika seseorang terus-menerus merasa lelah dan juga mengalami gejala lain seperti penambahan berat badan, depresi, nyeri otot, nyeri sendi, kulit kering, kuku rapuh, rambut menipis, kehilangan libido, dan menstruasi tidak teratur atau berat (pada wanita), ia mungkin mengalami kurang aktifnya tiroid.Â
Ini terjadi ketika tiroid tidak memproduksi cukup hormon tiroid, yang menyebabkan seluruh sistem melambat dan membuat lelah sepanjang waktu.
Tiroid yang kurang aktif biasanya diobati dengan mengonsumsi tablet pengganti hormon tiroid setiap hari. Makanan tertentu dapat membantu mendukung fungsi tiroid, termasuk sayuran berdaun hijau, sayuran, buah, daging organik tanpa lemak, dan ikan.
Â
4. Depresi
Kelelahan yang berlebihan mungkin merupakan gejala depresi. Sebuah penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa kelelahan adalah salah satu gejala fisik depresi yang paling sering dilaporkan, terjadi pada lebih dari 90% pasien.
Gejala psikologis depresi mungkin termasuk suasana hati atau kesedihan yang terus-menerus rendah, konsentrasi buruk, harga diri rendah, perasaan menangis, mudah tersinggung, cemas dan khawatir.
Gejala lain mungkin termasuk bergerak dan berbicara lebih lambat, perubahan nafsu makan, rasa sakit dan nyeri yang tidak dapat dijelaskan, serta kekurangan energi.
Perawatan mungkin melibatkan perubahan gaya hidup seperti makan sehat, berolahraga, berhenti merokok atau minum minuman beralkohol (nikotin dan alkohol dapat memperburuk depresi).
Advertisement