Liputan6.com, Jakarta - Setiap orangtua menginginkan yang terbaik untuk anaknya mulai dari perkembangan fisik, mental, hingga karakter. Dalam hal perkembangan karakter, orangtua bisa berupaya dalam menciptakan core memory yang baik pada anak.
Core memory atau Autobiografical Memory adalah sebuah kenangan diri dan kehidupan yang terekam dalam otak seseorang. Terutama pada anak-anak, kenangan pada sebuah momen kerap kali membekas di pikiran mereka. Entah tentang peristiwa berkesan atau sebaliknya.
Baca Juga
“Memang sebenarnya kita tidak bisa memprediksi momen apa yang menjadi core memory bagi anak. Bukan berarti kita tidak bisa menciptakan memori. Justru karena kita tidak bisa memprediksi, bikin memori sebanyak-banyaknya,” jelas Certified Positive Discipline Parent Educator, Damar Wahyu Wijayanti, dalam acara yang digelar oleh Parentalk di Jakarta pada Rabu, 15 November 2023.
Advertisement
Menurut Damar, upaya tersebut dapat dilakukan orangtua dengan harapan salah satu dari momen yang dibuat berhasil menjadi core memory pada anak.
Manfaat core memory bagi anak menurut Damar ada tiga. Semuanya menyumbang besar terhadap pembentukan karakter anak.
Pertama self function, mereka akan memahami identitas dirinya. Dua social function, membantu anak memahami cara berinteraksi di lingkungan sosial.
“Kemudian yang ketiga ada direction function, ini mengajarkan anak untuk belajar kenangan dari masa lalu, agar bisa memecahkan masalah ke depannya,” lanjut Damar.
Memori Emosional Lebih Diingat Oleh Anak
Ketika anak melalui hari bersama orangtua atau pun temannya, ada beberapa memori yang bisa lekat di ingatannya. Antara lain berkaitan dengan emosional.
“Memori emosional seperti perasaan senang atau pun terharu. Itu biasanya mudah diingat oleh anak dalam jangka panjang,” jelas Damar.
“Core memory itu tidak semuanya selalu bagus. Sebenarnya bisa juga untuk memori traumatis. Seperti pada suatu momen ia merasa takut ketika sendirian,” lanjutnya.
Damar pun menyarankan ketika ingin membangun memori positif bersama anak, biarkan mereka antusias terhadap momen tersebut. Menurutnya, antusias diartikan rasa suka yang berkaitan dengan kesenangan emosional.
“Jadi yang dia inget tuh perasaan bahagia ketika main ini,” kata Damar.
Advertisement
Core Memory Buruk Tidak Bisa Dihapus
Memori emosional sering kali lebih tertanam dalam ingatan anak. Seperti orangtua yang tidak biasa marah kemudian secara tiba-tiba meluapkan emosinya. Hal tersebut akan menjadi core memory bagi anak. Lantas, apakah core memory yang buruk bisa dihapus?
“Sebenarnya memori yang sangat diingat oleh anak itu sulit dihapuskan. Namun kita bisa membantu anak memaknai memori tersebut,” jelas Damar.
“Memaknai ulang ini berarti kita membantu anak untuk melihat konteks yang lebih besar pada saat itu. Sebab bisa jadi yang tersimpan di memori hanya sepotong saja, misal saat bapak marah,” lanjut Damar.
Peran orangtua dalam hal ini membantu anak untuk pemaknaan baru atas sepenggal memori yang diingat. Sehingga yang pada awalnya memori buruk menjadi positif.
Satu Pengalaman Negatif, Bayar dengan Lima Momen Positif
Cara lain orangtua untuk membayar rasa bersalah kepada anak ketika melakukan hal buruk adalah dengan 'membalasnya' lewat pengalaman positif.
“Satu pengalaman negatif, bayar tunai dengan lima pengalaman positif,” ungkap Damar.
Menurutnya, ketangguhan anak tergantung pada dukungan pengalaman positif yang dimiliki. Sehingga penting bagi orangtua untuk menggantikan core memory yang semula negatif ke positif. Sebab ini juga berperan besar dalam membentuk karakter anak.
Advertisement