Sukses

Jangan Abaikan Tanda-Tanda Pelecehan Emosional dalam Hubungan

Kekerasan melibatkan segala perilaku non-fisik yang bertujuan untuk mengontrol, mengisolasi, atau menakut-nakuti, yang dapat mencakup hal-hal seperti ancaman atau penghinaan. Hal-hal tersebut bisa termasuk pelecehan emosional.

Liputan6.com, Jakarta - Dalam adegan film atau acara TV, hubungan yang penuh kekerasan biasanya ditandai dengan kekerasan fisik atau tindakan tindakan terang-terangan lainnya, seperti berteriak atau melontarkan hinaan. 

Tentu saja itu adalah tanda bahaya yang umum, tetapi itu bukan satu-satunya. Ada juga bentuk kekerasan lain yang tidak terasa jelas yang masuk dalam kekerasan emosional.  Hal ini melibatkan segala perilaku non-fisik yang bertujuan untuk mengontrol, mengisolasi, atau menakut-nakuti, yang dapat mencakup hal-hal seperti ancaman atau penghinaan. 

Berikut beberapa tanda kekerasan emosional yang tidak terlihat jelas dalam suatu hubungan seperti dikutip dari Self pada Sabtu, (18/11/2023.

 1. Mengontrol 

Setiap orang mungkin mengetahui versi yang lebih jelas dari hal ini, seperti orang yang memantau keuangan atau terus-menerus memberikan masukan yang tidak diminta tentang apapun. Namun bisa juga dalam bentuk seseorang yang diam jika tidak menuruti keinginannya.

“Dengan mencoba mengendalikan apa yang kamu katakan atau bagaimana kamu bertindak, pasangan membuat merasa tidak berdaya dan bergantung pada dia,” kata T.K. Logan, PhD, seorang profesor ilmu perilaku di Universitas Kentucky.

2. Tidak Menghormati Batasan 

Berbicara tentang batasan, setiap orang memiliki batasannya masing-masing, entah itu membutuhkan sedikit waktu sendirian di akhir pekan, misalnya, atau tidak ingin berbagi kata sandi. 

Terlepas dari apa kebutuhan spesifiknya, setiap pasangan harus menghormatinya.

Seseorang mungkin sudah tahu bahwa membaca WhatsApp tanpa izin atau menyentuh dengan cara yang membuat tidak nyaman adalah tindakan yang melanggar batas dan termasuk pelecehan emosional.

 

 

2 dari 4 halaman

3. Lempar Lelucon Meremehkan

Ketika pasangan mencoba memberitahu tentang kekurangan dengan cara yang ia anggap sebagai lelucon, padahal tidak lucu sama sekali. 

Ini tentang pola penghinaan dan sarkasme yang lebih berbahaya dan tidak terasa lucu bagi meskipun mereka bersikeras berkata bahwa mereka "hanya bercanda".

 

 

 

3 dari 4 halaman

4. Mengancam

Ancaman bisa bersifat langsung seperti, “Aku akan putus denganmu kalau kamu tidak mengizinkan aku melihat ponselmu”

Sekalipun ancaman tersebut tidak benar-benar dilakukan, “inti dari intimidasi adalah untuk menimbulkan rasa takut pada korban, yang kemudian akan mengubah perilakunya agar tidak memicu pasangannya,” kata Mechanic

 

 

4 dari 4 halaman

5. Membuat Merasa Bersalah

Orang yang melakukan pelecehan emosional tidak hanya cenderung memaksakan batasan pribadi, tetapi mereka juga mungkin membuat seseorang merasa bersalah karena memilikinya, kata Mechanic. 

Misalnya saja, wajar jika pasangan merasa sedikit kesal saat kamu membatalkan janji di detik-detik terakhir atau lupa hari ulang tahunnya. 

Namun jika mereka cenderung memanfaatkan momen ketika kamu "mengacaukan" sesuatu dan menjadikan rasa bersalah sebagai senjata untuk memanipulasi, itu adalah tanda peringatan besar, katanya.