Liputan6.com, Jakarta Baru-baru ini beredar viral bayi prematur di Tasikmalaya, Jawa Barat meninggal dunia diduga usai dijadikan praktik foto baby newborn atau newborn photography. Disebut-sebut sang bayi yang baru lahir dijadikan review konten newborn photography oleh klinik, tempat dirinya lahir, tanpa persetujuan orangtua.
Direktur Jenderal Pelayanan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI Azhar Jaya mengatakan, pihaknya sudah memberikan keleluasaan penuh kepada pemerintah daerah untuk mengusut kasus bayi prematur yang meninggal tersebut.
Baca Juga
Laporan detail meninggalnya bayi pasca melakukan sesi newborn photography termasuk hasil pemeriksaan, diminta Kemenkes RI segera dilengkapi Dinas Kesehatan setempat, untuk kemudian diserahkan selambatnya pekan depan.
Advertisement
"Saya sudan menugaskan ke Dinas Kesehatan Tasikmalaya untuk melakukan pemeriksaan, pendahuluan, dan melaporkan hasilnya ke Kemenkes RI paling lambat minggu depan, Senin saya tunggu hasilnya," tutur Azhar usai acara ‘Handover Ceremony’ Hibah Alat Kesehatan dari Pemerintah Jepang' di RSAB Harapan Kita Jakarta pada Rabu, 22 November 2023.
"Saya memberikan keleluasaan ke Dinas Tasikmalaya karena kita hanya baca saja laporannya, jadi kita nggak ngeliat secara lengkap medical record dan sebagainya sehingga saya belum berani membentuk itu (Majelis Adhoc)."
Akan Lihat Laporan Dinas Kesehatan Tasikmalaya
Apabila laporan sudah dilihat Kemenkes, Azhar menyebut, nantinya akan dilihat apakah Kemenkes perlu turun ikut menangani atau dapat ditangani oleh Dinas Kesehatan Tasikmalaya.Â
"Setelah itu akan dilihat, apakah kami perlu turun atau cukup di handle dengan Dinkes Tasikmalaya," terangnya.
"Nanti akan disampaikan ke Kemenkes RI bagaimana tindak lanjutnya. Nanti kalau ternyata hasilnya perlu dari pusat ya kami akan tindak."
Pelanggaran Etis atau Tidak, Akan Dilihat Komite Etik
Berkaitan dengan newborn photography, Azhar Jaya melanjutkan, apakah masuk persoalan pelanggaran etis atau tidak masih belum bisa dijawab.
"Sebenarnya menurut saya ini kasusnya agak sedikit tidak biasa. Dan apakah ini masuk ke kategori etis, melanggar etis atau tidak, nanti kita akan lihat Komite Etik daripada bidan," katanya.
Advertisement
Kumpulkan Keterangan dari Pihak Terkait
Polres Tasikmalaya Kota masih menyelidiki dan meminta keterangan berbagai pihak terkait kejadian bayi prematur di Tasikmalaya meninggal dunia diduga usai dijadikan praktik foto baby newborn tersebut.
Kapolres Tasikmalaya Kota AKBP SY Zainal Abidin kepada wartawan di Tasikmalaya, Rabu (22/11/2023) mengatakan, pihaknya sudah mengumpulkan informasi terkait temuan itu dan langsung melakukan penyelidikan.
Zainal menuturkan, kepolisian sudah mendapatkan laporan adanya keluarga pasien yang salah satu anggota keluarganya meninggal dunia setelah mendapatkan pelayanan medis di klinik tersebut.
Pemeriksaan Dugaan Malapraktik
Kepolisian langsung melakukan penyelidikan dengan memintai keterangan dari keluarga pasien dan juga melakukan pemeriksaan terhadap pihak klinik terkait dugaan malpraktik.
"Sampai saat ini kami sudah melakukan pemeriksaan terhadap enam orang saksi, baik dari pihak keluarga korban maupun pihak tenaga medisnya," kata Zainal.
Penyelidikan masih terus berlangsung dan belum bisa disimpulkan terkait kejadian sebenarnya dalam pelaksanaan pelayanan di klinik tersebut.
Kepolisian juga berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya untuk mengungkap fakta terkait keluhan pasien tentang pelayanan klinik tersebut.
Fokus Penyelidikan Penanganan Persalinan
Kapolres Tasikmalaya Kota AKBP SY Zainal Abidin berjanji secepatnya menyampaikan kepada publik jika penyelidikan kasusnya sudah tuntas.
"Kami sampaikan kepada masyarakat bersama-sama dengan tim dari Dinkes Kota Tasikmalaya," tegasnya.
Kepolisian melakukan penyelidikan untuk mengetahui ada tidaknya unsur tindak pidana dalam kasus kematian bayi tersebut. Berbagai keterangan, termasuk memeriksa dokumen terkait standar operasional prosedur (SOP) dalam melaksanakan tugas medis, khususnya penanganan persalinan, juga telah dikumpulkan.
"Yang jelas, kami fokus pada SOP-nya dulu, baik dari dokumen maupun pelaksanaan yang dilakukan oleh pihak tenaga medis tersebut dalam hal penanganan korban atau bayi tersebut," sambung Zainal, dikutip dari kanal Regional Liputan6.com.
Sebelumnya, perwakilan dari keluarga pasien, Nadia Anastasia (31), mengeluhkan pelayanan klinik bersalin di Kecamatan Bungursari, Kota Tasikmalaya, yang dinilai buruk.
Keluhan itu berawal ketika adiknya menjalani persalinan di klinik tersebut pada Senin malam, 13 November 2023, tetapi tidak mendapatkan pelayanan atau respons baik. Tampak petugas klinik menangani pasien sambil bermain telepon seluler dan kemudian pasien diduga jadi objek mahasiswa yang sedang praktik di klinik itu.
Advertisement