Sukses

Shirataki Si Nasi Nol Kalori, Tak Cocok Bagi yang Ingin Tambah Massa Otot

Nasi 0 kalori atau shirataki sudah sering menjadi rekomendasi orang-orang saat menentukan menu diet yang cocok, terutama yang ingin menurunkan berat badannya, tapi apakah konsumsi shirataki cocok untuk semua orang?

Liputan6.com, Jakarta - Nasi shirataki tengah populer di kalangan pejuang diet belakangan ini. Jenis nasi yang satu ini diketahui memiliki nilai kalori yang nyaris mendekati nol sehingga dijuluki nasi nol kalori.

Kepopuleran nasi shirataki akhir-akhir ini mengundang perhatian para ahli salah satunya dokter spesialis gizi klinik Eka Hospital Bekasi, I Yuwanda Chrissander.

Menurutnya, nasi nol kalori sudah sering menjadi rekomendasi orang-orang saat menentukan menu diet yang cocok, terutama yang ingin menurunkan berat badannya.

“Namun apakah shirataki baik dan efektif untuk diet? Jawabannya secara umum adalah ya," kata Yuwanda.

Meski begitu tidak semua orang yang sedang menurunkan berat badan cocok mengonsumsi nasi shirataki.

"Tetapi apakah secara khusus dapat diterapkan pada setiap kasus yang ada? Jawabannya adalah tidak, karena perlu dilakukan telaah lebih jauh oleh ahli dan disesuaikan kondisi kasus per kasus,” jelas Yuwanda dalam keterangan pers dikutip Selasa (28/11/2023).

Nilai kalori dan karbohidrat yang rendah pada shirataki membuat menu ini cocok pada program diet umum yang ditujukan untuk menurunkan berat badan. Seperti pada orang yang kelebihan berat badan atau pada pasien diabetes yang ingin menurunkan dan menjaga kadar gula darah.

“Tapi jika tujuan diet Anda adalah untuk meningkatkan massa otot atau menaikan berat badan, maka shirataki mungkin juga tidak apa-apa untuk dikonsumsi, akan tetapi mungkin bukanlah pilihan yang tepat dalam mencapai tujuan tersebut,” tambahnya.

2 dari 4 halaman

Orang yang Sebaiknya Konsumsi Nasi Shirataki

Yuwanda menambahkan, siapapun dapat mengonsumsi nasi shirataki karena makanan tersebut memiliki banyak manfaat terlepas dari pola hidup dan kondisi kesehatan.

Namun, beberapa orang tertentu mungkin akan lebih dianjurkan untuk mulai mengganti nasi biasanya ke nasi shirataki karena beberapa alasan tertentu, seperti:

  • Orang dengan diabetes atau berisiko untuk mengalami diabetes.

Nilai karbohidrat yang rendah serta kandungan glukomanan yang ada di dalam nasi shirataki membuat makan ini cocok untuk dikonsumsi oleh pengidap maupun orang yang berisiko untuk mengalami diabetes.

  • Orang yang memiliki berat badan berlebih.

Nasi shirataki memiliki nilai kalori yang sangat rendah sehingga cocok digunakan untuk menurunkan berat badan.

Selain itu, nasi shirataki juga memiliki kandungan serat yang berguna dalam membantu menurunkan berat badan karena serat dapat membuat seseorang merasa lebih kenyang lebih lama. Dengan itu makanan yang dikonsumsi juga akan semakin sedikit.

3 dari 4 halaman

Manfaat Konsumsi Nasi Shirataki

Beras shirataki atau nasi 0 kalori memiliki beberapa manfaat yang berguna untuk kesehatan, seperti:

Membantu menjaga berat badan, karena memiliki nilai kalori yang sangat rendah bahkan nyaris mencapai nol.

Baik untuk menjaga kadar gula darah, shirataki memiliki kandungan karbohidrat yang terbilang cukup rendah sehingga cocok untuk menjaga maupun menurunkan kadar gula darah.

Menjaga kesehatan usus, shirataki juga memiliki kandungan serat yang berguna untuk menjaga kesehatan usus.

Meski begitu, sebelum memutuskan untuk mengonsumsi nasi shirataki, Yuwanda menganjurkan untuk konsultasi dengan dokter spesialis gizi klinik terlebih dahulu.

“Terutama jika Anda berencana untuk mengonsumsi shirataki dalam jangka waktu yang panjang. Shirataki mungkin bisa menyebabkan masalah pencernaan bagi sebagian orang hingga mengurangi penyerapan obat-obatan tertentu,” ucap Yuwanda.

4 dari 4 halaman

Konsultasi Sebelum Diet

Semua program diet, baik yang menggunakan shirataki atau tidak, tetap perlu sesuai dengan kondisi tubuh setiap individu.

Maka dari itu, konsultasi tetap menjadi hal penting dalam menentukan menu dan program diet terbaik bagi diri sendiri.

“Sebaiknya konsultasikan diri Anda dengan dokter terlebih dahulu. Setiap tubuh memiliki respons yang berbeda-beda terhadap suatu program diet hingga menu makan tertentu. Oleh karena itu, konsultasi dengan dokter akan membantu Anda untuk menemukan diet yang cocok,” pungkas Yuwanda.