Liputan6.com, Jakarta Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) mengawasi pintu masuk Indonesia dengan ketat menyusul merebaknya kasus pneumonia misterius di China dari laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) baru-baru ini. Laporan yang dipublikasikan di ProMED pada 22 November 2023 menyebut adanya "pneumonia yang tidak terdiagnosis" (clusters of undiagnosed pneumonia).
Belum diketahui secara pasti penyebab penyakit pneumonia misterius yang menyerang sistem pernapasan ini. Namun, berdasarkan laporan epidemiologi, terjadi peningkatan kasus Mycoplasma pneumoniae sebesar 40 persen.
Baca Juga
Mycoplasma merupakan penyakit penyebab umum infeksi pernapasan sebelum COVID-19, yang mana kejadian insidensi tadinya 8,6 persen, kemudian insidensi turun jadi 0,7 persen pada tahun 2021-2022.
Advertisement
Kewaspadaan Kejadian Mycoplasma Pneumonia di Indonesia
Sebagai bentuk kesiapsiagaan Pemerintah dalam mengantisipasi penularan pneumonia di Indonesia, Kemenkes RI melalui Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit menerbitkan Surat Edaran Nomor: PM.03.01/C/4632/2023 tentang Kewaspadaan Terhadap Kejadian Mycoplasma Pneumonia di Indonesia.
Surat edaran yang terbit pada tanggal 27 November 2023 ini diteken Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI Maxi Rein Rondonuwu.
Surat Edaran ini bertujuan sebagai langkah kewaspadaan dalam upaya mengantisipasi terjadinya kejadian Mycoplasma Pneumonia di Indonesia, tulis Maxi dalam surat edaran yang diterima Health Liputan6.com pada Selasa, 28 November 2023.
Surat kewaspadaan Kemenkes RI terkait Mycoplasma pneumonia ditujukkan kepada seluruh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Direktur/Kepala Rumah Sakit, Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan dan Kepala Puskesmas di Indonesia.
Â
Pengawasan Orang di Pintu Masuk
Dalam surat edaran Kemenkes RI, Maxi Rein Rondonuwu meminta Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) untuk melakukan pemantauan perkembangan kasus dan negara terjangkit di tingkat global serta meningkatkan kewaspadaan dini dengan melakukan pemantauan kasus dicurigai pneumonia.
Ia juga meminta KKP untuk meningkatkan pengawasan terhadap orang (awak, personel, dan penumpang), alat angkut, barang bawaan, lingkungan, vektor, binatang pembawa penyakit di pelabuhan, bandar udara dan pos lintas batas negara, terutama yang berasal dari negara terjangkit.
Upaya lain pengawasan di pintu masuk negara, antara lain:
- Berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan dan rumah sakit rujukan setempat dalam rangka kewaspadaan.
- Berkoordinasi dengan penanggung jawab alat angkut untuk kewaspadaan dini pelaku perjalanan.
- Berkoordinasi dengan Otoritas Imigrasi untuk kewaspadaan dini termasuk penelusuran data ketika ditemukan kasus dicurigasi Pneumonia
- Meningkatkan upaya promosi kesehatan bagi masyarakat bandar udara, pelabuhan, dan pos lintas batas negara.
- Melaksanakan surveilans ketat dengan memantau peningkatan kasus di wilayah dan melaporkan penemuan kasus melalui Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) melalui link https://skdr.surveilans.org atau nomor WhatApp (WA) Public Health Emergency Operation Centre (PHEOC): 0877-7759-1097 atau email: poskoklb@yahoo.com dan ditembuskan serta Dinas Kesehatan Provinsi dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
- Memfasilitasi pengiriman spesimen yang memerlukan pengiriman port-to-port ke laboratorium rujukan nasional.
Advertisement
Pantau Tren Pneumonia
Selanjutnya, Dinas Kesehatan menindaklanjuti laporan penemuan kasus yang dicurigai Mycoplasma pneumoniae dari fasyankes dan memfasilitasi pengiriman spesimennya ke laboratorium rujukan Sentinel ILI/SARI.
Upaya Dinas Kesehatan Provinsi dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota terkait kewaspadaan yang dimaksud, antara lain:
- Meningkatkan kewaspadaan dini dengan memantau tren kasus ILI/SARI/pneumonia melalui Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons (SKDR) melalui link https://skdr.surveilans.org dan melakukan pelaporan rutin ISPA/ Pneumonia pada link bit.ly/ILISARI.
- Menindaklanjuti laporan penemuan kasus yang dicurigai Mycoplasma Pneumonia dari Fasyankes dan memfasilitasi pengiriman specimen ke laboratorium rujukan Sentinel ILI/SARI.
- Menyediakan media transport specimen Mycoplasma penumonia (media Amies cair atau Universal Media Transport) jika di wilayah terdapat RS Sentinel SARI
- Menyebarluaskan informasi terkait kewaspadaan terhadap Mycoplasma pneumonia kepada masyarakat dan fasilitas layanan kesehatan di wilayahnya.
Penguatan Surveilans
Maxi Rein Rondonuwu turut meminta Puskesmas dan rumah sakit melakukan penguatan penyelengaraan surveilans Pneumonia, peningkatan pencatatan dan pelaporan Pneumonia, memperkuat kewaspadaan standar dalam upaya pencegahan dan pengendalian infeksi.
Tak lupa, Maxi meminta fasilitas kesehatan melakukan edukasi ke masyarakat terkait Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan pentingnya vaksinasi untuk pencegahan penyakit infeksi saluran pernapasan akut.
Kesiapsiagaan di Laboratorium Kesehatan
Adapun kesiapsiagaan pada Laboratorium Kesehatan Masyarakat, Maxi Rein Rondonuwu meminta untuk:
- Berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan, Rumah Sakit Rujukan, dan Kantor Kesehatan Pelabuhan dalam pengelolaan spesimen (pengambilan dan pengiriman spesimen) kasus Mycoplasma Pneumonia.
- Berkoordinasi dengan Balai Besar Laboratorium Biologi Kesehatan dalam pengelolaan spesimen.
- Melakukan asesmen mandiri terkait kapasitas dan sumber daya yang ada terkait pengelolaan spesimen dan pemeriksaan laboratorium yang dibutuhkan.
Sebagai informasi, media China menyatakan, adanya peningkatan kasus Mycoplasma pneumonia sejak Mei 2023, tiga perempat pasien didiagnosis sebagai infeksi Mycoplasma.
Di China sendiri, Mycoplasma memang menjadi penyebab terbanyak pada kasus pneumonia, terutama menyerang anak-anak.
Advertisement