Sukses

Kerap Begadang, Apa Bisa Sebabkan Serangan Jantung?

Begadang bukanlah penyebab utama serangan jantung, tetapi kegiatan seperti merokok dan makan malamlah yang menjadi penunjang risiko penyakit tersebut.

Liputan6.com, Jakarta - Tuntutan dan tekanan pekerjaan sering kali menjadi penyebab utama seseorang begadang. Hal ini membuat mereka kurang tidur dan waktu istirahat. Seperti diketahui, tubuh membutuhkan waktu untuk istirahat di malam hari guna menstabilkan hormon hingga memperbaiki sel-sel yang rusak.

Namun, ketika seseorang terlalu sering begadang, berbagai masalah kesehatan mungkin muncul termasuk risiko serangan jantung.

Menurut Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia, DR. Dr. Sally Aman Nasution, SpPD-KKV, FINASIM, FACP menyebut, begadang bukanlah penyebab utama serangan jantung, tetapi kegiatan seperti merokok dan makan malamlah yang menjadi penunjang risiko penyakit tersebut.

“Sering kali orang begadang karena ada temannya, misal rokok, atau makan dan minum kopi berlebih. Secara tidak langsung, ini meningkatkan risiko sakit jantung,” ujar Sally dalam media briefing IDI pada Selasa, 28 November 2023.

Lalu Sally membenarkan begadang mengganggu kesehatan tubuh. Hal ini dikarenakan saat seseorang begadang, terjadi ketidakstabilan hormonal dalam tubuh. Beberapa hormon yang seharusnya turun saat waktu istirahat justru naik dan menjadi dominan.

“Seperti hormon adrenalin, itu harusnya turun saat istirahat. Namun karena begadang, otomatis tekanan darah jadi tinggi, kemudian ini menjadi risiko tidak hanya serangan jantung tetapi juga penyakit metabolik,” tambahnya.

Menurut Sally, begadang bukan satu-satunya penyebab utama serangan jantung, tetapi kebutuhan tidurnya. Kebutuhan tidur harus dipenuhi untuk menghindari risiko kesehatan yang ringan hingga fatal.

2 dari 4 halaman

Tips Cegah Serangan Jantung

Bagi orang yang memiliki riwayat keturunan sakit jantung, darah tinggi, obesitas, diabetes, hingga kolesterol, Sally menyarankan agar sebaiknya lakukan lima hal berikut ini:

  • Melakukan kontrol teratur kolesterol dan tekanan darah ke dokter.
  • Memeriksa kesehatan secara berkala.
  • Menghindari rokok.
  • Berolahraga secara teratur.
  • Mengontrol stres.

“Stres merupakan faktor yang memperberat serangan jantung,” ungkap Sally.

3 dari 4 halaman

Gejala Serangan Jantung Tergantung Pembuluh Darah yang Bermasalah

Gejala klinis serangan jantung umumnya antara lain sesak, sakit dada, nyeri kepala, keluar keringat, hingga mual. Namun ada yang khas menurut Sally, ini tergantung pada pembuluh koroner yang bermasalah.

“Bila pembuluh koroner kanan yang kena, maka ulu hati yang terasa nyeri. Terkadang orang mengira ini terasa sakit di bagian ulu hati karena GERD,” kata Sally.

Kemudian, jika pembuluh koroner kiri yang kena, maka penderitanya akan merasakan nyeri di tangan bagian tersebut, kemudian menjalar ke rahang, punggung, dan bahu.

4 dari 4 halaman

Lakukan Ini Ketika Bingung Mengalami Gejala GERD atau Serangan Jantung

Sally menyarankan, bila orang bingung gejala yang dialaminya merupakan GERD atau justru gejala serangan jantung, kita bisa meminum obat maag terlebih dahulu. Menurutnya, jika gejala mereda setelah minum obat, maka itu bisa jadi GERD.

Namun, bila sehabis meminum obat maag kondisi kesehatan pasien tak kunjung membaik, Sally meminta agar orang tersebut segera pergi ke dokter. Menurutnya ini lebih berkemungkinan serangan jantung.

Sally menggarisbawahi, bagi orang yang memiliki faktor bawaan risiko seperti diabetes, hipertensi, dan keturunan, sebaiknya ketika nyeri ulu hati simpulkan terlebih dahulu ke serangan jantung.

“Lebih baik seperti itu daripada kecolongan,” tegasnya.

Sehingga, ketika nyeri ulu hati melanda tidak perlu mengira itu GERD. Dengan mengetahui riwayat kesehatan diri sendiri, muncul nyeri ulu hati sebaiknya segera ke dokter untuk ditangani.