Sukses

4 Tips Terapkan Batasan dalam Hubungan agar Punya Waktu Me Time

Penting mempunyai batasan dengan pasangan, teman, bahkan keluarga agar ada waktu sendiri untuk sejenak dan memelihara kesehatan mental.

Liputan6.com, Jakarta - Batasan adalah bagian penting dalam suatu hubungan. Menurut Oxford Dictionary, batasan didefinisikan suatu garis yang menandai sebuah area. Area tersebut merujuk pada konteks batasan pribadi.

Menyambung definisi tersebut, terapis pernikahan dan keluarga, Elizabeth Earnshaw, LMFT menambahkan, batasan terjadi ketika dua orang merasakan apa yang dibutuhkan. Kemudian mengungkapkan keinginan tersebut satu sama lain.

Batasan dalam hubungan sangatlah penting, karena ini berkaitan dengan kebutuhan kita, bukan mengorbankannya. Ketika kita punya waktu untuk diri sendiri, maka ini berkaitan dengan pemulihan kesehatan mental.

Perlu diketahui, jenis batasan terbagi menjadi enam, antara lain:

Batasan fisik: Berkaitan dengan ruang pribadi, kenyamanan, sentuhan, dan kebutuhan fisik seperti istirahat, makanan, serta minum.

Batasan seksual: Ini terkait persetujuan dan kebutuhan seksual, serta privasi.

Batasan emosional: Berkaitan dengan menghormati perasaan, emosi, dan tingkat energi.

Batasan materi: Ini berkaitan dengan harta benda dan uang.

Batasan waktu: Terkait dengan berapa banyak waktu yang dimiliki dalam jadwal sehari, minggu, atau bulan untuk seseorang.

Batasan intelektual: Hal ini berkaitan dengan pemikiran, gagasan, dan pendapat pribadi.

Namun, hal ini terasa sulit bagi beberapa orang untuk menerapkan batasan dalam suatu hubungan. Tidak perlu khawatir, berikut lima cara menetapkan batasan dalam hubungan, dilansir dari Mindbodygreen pada Kamis, 30 November 2023.

2 dari 5 halaman

1. Jelaskan yang Sedang Terjadi dan Dirasakan

Menurut psikolog klinis, Kaitlin Harkess, Ph.D, menjelaskan dengan benar alasan mengungkit masalah tersebut adalah hal yang perlu. Apalagi pendapat tersebut dikaitkan dengan perasaan dan situasi kita.

"Jelaskan bagaimana situasi tersebut terjadi dalam istilah sederhana. Berusahalah sebaik mungkin untuk melakukannya tanpa menghakimi orang lain. Kemudian, gunakan kata tegas untuk mengekspresikan emosi dan perasaan yang sesuai dalam konteks itu,” tutur Harkess.

3 dari 5 halaman

2. Komunikasikan Batasan Tersebut

Setelah menyatakan apa yang terjadi dan mengapa hal itu membuat kita kesal, barulah menetapkan batasannya. Menurut Harkess, ini adalah saat yang tepat untuk berterus terang tentang apa yang kita minta. Bila perlu berikan contohnya.

Misal pada batasan intelektual, gagasan seseorang mungkin kurang sesuai dengan pandangan kita. Sebaiknya bicarakan atau hindari topik tersebut.

“Saya tidak punya masalah membicarakan perbedaan pandangan kita, tapi kalau pembicaraannya bersifat pribadi, saya tidak akan meneruskannya,” Harkess.

“Bisa juga langsung mengatakan, “Saya harus menghindari topik ini untuk seterusnya,” lanjut Harkess.

4 dari 5 halaman

3. Perkuat Aturan Tersebut

Setelah orang tersebut mengakui telah menetapkan batasan, Harkess mengatakan ada baiknya kita untuk memperkuat hal itu dengan berterima kasih kepada mereka. Alasannya karena ia telah mendukung dan menghormati kebutuhan kita. Sehingga ia tahu hal itu adalah sesuatu yang benar-benar dibutuhkan.

Namun jika mereka tidak melakukannya, penting untuk diingat batasan adalah hak yang wajib kita ditegakkan. Misal dengan cara membahas kembali agar sama-sama nyaman.

5 dari 5 halaman

4. Biacara dengan Sabar

Saat menetapkan batasan bersikap penuh perhatian dan mengendalikan emosi akan sangat membantu. Sekali lagi, kita tidak selalu bisa menjamin orang tersebut akan paham dengan yang dimaksud.

Itu sebabnya, menurut Harkess, sabar, waspada dan pengaturan emosi dapat membantu kita tetap tenang, meskipun sedang marah akan hal tersebut.

“Namun meski agak melelahkan, pada akhirnya itulah cara agar orang lain mendengarkan apa yang kita katakan,” tambah Harkess.