Liputan6.com, Jakarta Direktur UNAIDS untuk Indonesia Tina Boonto mengatakan bahwa komunitas punya peran vital dalam penanganan HIV AIDS. Mulai dari kampanye hingga membantu orang dengan HIV mendapatkan pengobatan yang baik.
Tina mengatakan dalam lebih dari 40 tahun peran komunitas terbukti krusial. Maka dari itu, Organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk program-program HIV/AIDS ini mengangkat tema pada Hari AIDS Sedunia 2023 bertajuk "Let the community lead" atau "Biarkan komunitas yang memimpin."
Baca Juga
"Aktivisme komunitas selama lebih dari 40 tahun ini telah berhasil membuat breakthroughs dalam respons HIV, misalnya dalam memastikan life-saving medicines tersedia dan dapat diakses," kata Tina pada peringatan Hari AIDS Sedunia 2023, di Jakarta ditulis 1 Desember 2023.
Advertisement
Seperti diketahui, salah satu pengobatan yang penting bagi orang dengan HIV (ODHIV) adalah obat antiretroviral (ARV). Obat ini merupakan bagian dari pengobatan HIV untuk mengurangi risiko penularan serta menurunkan jumlah virus (virus load) dalam darah.
Bentuk dukungan komunitas juga mendorong agar kelompok berisiko mengonsumsi Pre-Exposure Profilaksis atau PrEP. Dengan mengonsumsi tablet tersebut sehari sekali dapat melindungi seseorang yang berisiko HIV seperti pasangan dari ODHIV dari penularan virus tersebut.
Menurut Tina, penggunaan PrEP ini terbukti cukup efektif dengan dorongan komunitas. Hingga saat ini, jumlah PrEP user telah mencapai 8 ribu bahkan tahun depan PrEP akan tersedia di 95 wilayah di Indonesia.
"Komunitas punya peran penting dalam advokasi dan penjangkaun yang luas terhadap program PrEP. Hal ini terlihat dari Januari hingga Oktober 2023, dengan adanya PrEP champion telah berhasil ajak 1,277 orang untuk akses PrEP, baik yang dirujuk dari Rujukan Statis, Rujukan Mobile PrEP, Referal test JKT, Referal Saya Berani, dan Tanya Marlo," sebut Tina dalam keterangan tertulis pada Jumat (1/12/2023).
Beri Komunitas Ruang untuk Perencanaan Program HIV
Tina juga mengungkapkan bahwa kehadiran komunitas bisa membantu mengkahiri AIDS di dunia. Asalkan, komunitas diberi ruang untuk memimpin dalam setiap perencanaan dan program menghakhiri HIV.
"Peran kepemimpinan komunitas dijadikan inti dalam semua rencana dan program HIV, karena nothing about us without us. Peran kepemimpinan komunitas harus mendapatkan pendanaan penuh dan dapat diandalkan," lanjut Tina.
Menurut data UNAIDS ada ketimpangan pendanaan pada program pencegahan HIV yang dipimpin komunitas di kawasan Asia Pasifik. Di Indonesia, hanya 7 persen dari total pengeluaran program HIV pada tahun 2020 untuk dialokasikan ke dalam program populasi kunci.
Implementasi HukumÂ
Agar bisa mendukung komunitas bergerak membantu orang dengan HIV mendapatkan haknya, Tina mengatakan bahwa implementasi aturan dan hukum itu penting.
"Yang tak kalah penting, implementasikan aturan dan hukum yang mendukung ruang bagi komunitas untuk beroperasi dan melindungi hak asasi manusia, termasuk semua populasi kunci dan ODHIV," tuturnya.
Advertisement
Kemenkes: Peran Penting Komunitas Tangani HIV - AIDS
Setuju dengan yang disampaikan Tina, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia Imran Pambudi menyatakan bahwa komunitas berperan penting dalam menangani kasus HIV AIDS.
"Peran komunitas sangat penting, utamanya untuk mendukung temuan kasus pada kelompok populasi kunci teman-teman HIV/AIDS," kata Imran di kesempatan yang sama.
Pria berkacamata ini pun mengatakan bahwa seharusnya teman-teman di komunitas sudah harus naik kelas. Maksud Imran dengan naik kelas adalah komunitas-komunitas HIV/AIDS tidak hanya mampu menemukan populasi kunci tetapi juga bisa mengajak teman-teman dengan HIV/AIDS untuk mengakses pengobatan di fasilitas kesehatan.
Komunitas bisa menemani, hingga mengingatkan orang dengan HIV untuk terus mengonsumsi obat secara rutin.
Â
Tantangan ODHIV Mengakses ARV
Di Indonesia, tidak semua pasien HIV memiliki akses mendapatkan obat ARV.Â
"Di Indonesia, gap-nya lebih besar, dengan 2 dari 3 ODHIV tidak memiliki akses ke ARV," ungkap Direktur UNAIDS untuk Indonesia Tina Boonto di Jakarta, Selasa (28/11/2023).
Hal ini pun diakui oleh Kemenkes, di mana masih ada gap besar mulai dari ditemukan kasus HIV sampai dengan pasien mendapatkan pengobatan. Maka dari itu, kata Imran, kolaborasi antaran komunitas dan pemerintah penting agar ODHIV bisa dapatkan obat.Â
"Inilah pentingnya kolaborasi petugas kesehatan dengan komunitas, jadi sedini mungkin memasukkan mereka ke fasilitas kesehatan agar segera mendapatkan ARV atau ARV tersupresi," kata Imran.
Â
Advertisement