Liputan6.com, Jakarta - Sebagian di antara kita yang kulitnya bermasalah mungkin pernah penasaran, jerawat boleh dipencet atau tidak. Perlu diingat, bukannya hilang secara instan, memencet jerawat ternyata bisa memperburuk masalah kulit.
Jerawat merupakan akibat tersumbatnya minyak pada pori-pori kulit. Kotoran menempel pada pori-pori tersebut dan menyebabkan peradangan dan pertumbuhan bakteri.
Baca Juga
Hal ini mengakibatkan infeksi yang membuat kulit di sekitar pori-pori menjadi sensitif bahkan nyeri. Kondisi itulah yang membuat muncul ujung berisi nanah di kulit.
Advertisement
Sebaiknya jangan coba pencet jerawat dengan tangan apalagi alat alat tajam yang tidak steril. Agar terhindar dari masalah kulit, sebaiknya kenali beberapa alasan jerawat tidak boleh dipencet lewat artikel berikut ini, dilansir dari Health Shots pada Selasa, 4 Desember 2023.
1. Infeksi
Saat memencet jerawat untuk mengeluarkan nanah, orang mungkin berpikir bahwa ia telah membersihkan seluruh area tersebut. Hal ini justru menurut ahli bedah kulit, Dr. Rinky Kapoor memperburuk kondisi jerawat itu sendiri.
Ketika tangan atau alat yang kotor menyentuh jerawat, ini akan membuat kondisinya semakin meradang dan lebih besar.
“Nanah yang coba dikeluarkan padahal kenyataannya masih menyisa. Hal itu akan menjadi tempat berkembang biaknya jerawat yang lebih meradang dan besar atau infeksi,” jelas Kapoor.
2. Meninggalkan Bekas Luka
Munculnya jerawat kemudian dipencet akan menghambat penyembuhan. Hal ini menyebabkan hilangnya jaringan dan meninggalkan bekas luka permanen.
Semakin sering menggaruk dan memencet jerawat, besar pula risiko timbulnya jaringan parut.
Jaringan parut merupakan hasil proses alami penyembuhan luka pada seluruh organ, termasuk pada kulit manusia.
Ketika memencet dan menggaruk jerawat dapat menyebabkan terbentuknya parut abnormal yang menganggu penampilan, bahkan fungsi. Sehingga menghambat penyembuhan dan meninggalkan bekas luka.
Advertisement
3. Mengalami Hiperpigmentasi
Hiperpigmentasi adalah kondisi area kulit menjadi lebih gelap daripada warna aslinya. Kondisi ini umumnya tidak menimbulkan rasa sakit atau gatal, tetapi dapat mengganggu penampilan.
Hiperpigmentasi dapat muncul dengan warna hitam, coklat, atau abu-abu. Kondisi tersebut dapat muncul ketika seseorang memencet jerawatnya. Sulit dihilangkan dalam waktu sebentar.
“Hiperpigmentasi pasca inflamasi adalah salah satu efek samping umum dari jerawat yang pecah. Hiperpigmentasi membutuhkan waktu berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun untuk hilang,” tegas Kapoor.
4. Menambah Jerawat
Saat memencet jerawat, maka risiko mendorong kotoran, minyak, dan bakteri lebih dalam ke bawah kulit pun meningkat.
Selain itu, bakteri di jari atau alat juga ikut bergabung dan menyebabkan jenis jerawat baru yang berasal dari lapisan dalam kulit.
5. Tumbuh Jerawat Baru
Nanah yang keluar dari jerawat akan bersentuhan dengan kulit. Bakteri, minyak, dan kotoran yang terperangkap dapat menyumbat pori-pori, sehingga menyebabkan lebih banyak jerawat.
Sebaiknya hindari keinginan untuk menghilangkan jerawat dengan tangan atau alat lainnya. Cukup diamkan dan konsumsi makanan yang sehat bisa menurunkan risiko peradangan kulit.
Advertisement