Liputan6.com, Jakarta Dinas Kesehatan DKI Jakarta mengungkapkan bahwa di bulan Desember 2023 telah tercatat dua kasus COVID-19 meninggal. Ini adalah kasus kematian pertama setelah dua bulan berlalu tanpa kasus meninggal akibat infeksi virus SARS-CoV-2.
Menurut data yang disampaikan Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi, dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ngabila Salama, dua pasien meninggal akibat COVID-19 itu adalah:
Baca Juga
1. Wanita, 81 tahun, komorbid hipertensi, vaksinasi sudah dosis ke-3 tapi belum dosis ke-4 alias booster kedua.
Advertisement
2. Wanita, 91 tahun, komorbid stroke, gagal jantung, belum vaksin sama sekali.
“DKI Jakarta menemukan dua kematian positif COVID-19 pada bulan Desember 2023 setelah sebelumnya selama dua bulan berturut-turut (Oktober dan November 2023) tidak ada kematian COVID-19 di DKI Jakarta,” kata Ngabila dalam keterangan tertulis dikutip, Selasa (12/12/2023).
Sebagian Besar Kasus COVID-19 di DKI Bergejala Ringan
Sementara itu, pada 27 November hingga 3 Desember 2023, ditemukan 80 kasus positif di DKI Jakarta. Dari jumlah tersebut, 90 persen bergejala ringan, 10 persen bergejala sedang dan dirawat di rumah sakit.
Meski begitu, kondisi masih sangat terkendali. Sementara, subvarian yang mendominasi di Jakarta adalah EG.4 dan EG.5.
“EG.4 dan EG.5 masih yang dominan ditemukan di Jakarta dengan masing-masing sudah 14 kasus ditemukan,” jelas Ngabila.
Tanggung Jawab Kesehatan pada Masing-Masing Masyarakat
Lebih lanjut, Ngabila menyampaikan bahwa COVID-19 sudah endemi di Indonesia sejak Juni 2023.
“Artinya tanggung jawab utama kesehatan ada pada diri masing-masing masyarakat. Pemerintah (tugasnya) mengimbau, menyediakan (vaksin COVID-19).”
Ngabila juga menuturkan bahwa dengan kondisi yang ada saat ini, pemerintah belum melakukan pembatasan aktivitas.
“Sejauh ini, belum dibutuhkan pembatasan aktivitas. Namun, pemerintah tidak akan berhenti untuk mengimbau dan menyediakan.”
Diantaranya mengimbau untuk lebih ketat bermasker, lebih rajin mencuci tangan, jaga ventilasi udara indoor baik, hindari asap rokok.
Lalu, pemerintah sudah menyediapkan vaksin gratis 15 jenis untuk anak. Hal ini akan membantu anak dalam meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit. Lalu, pemerintah saat ini juga mash memberikan secara gratis vaksin COVID-19.
"Vaksinasi COVID-19 dosis 1-4 segera lengkapi selagi ada dan gratis," kata Ngabila.
Advertisement
Segera Lengkapi Vaksinasi COVID-19
Ngabila juga menyarankan agar kelompok rentan segera melengkapi vaksinasi COVID-19. Jika positif terinfeksi virus SARS-CoV-2, berpotensi besar terjadi keparahan hingga meninggal. Terutama bagi penduduk usia di atas 50 tahun, yang belum lengkap mendapatkan vaksinasi COVID-19.
Termasuk pula mereka yang memiliki komorbid hipertensi, diabetes melitus, stroke, penyakit jantung, gagal ginjal kronis, kanker, TBC, HIV, dan gangguan imunitas lainnya.
“Mereka adalah orang-orang yang harus dipastikan vaksinasinya lengkap.”
Lokasi Vaksinasi COVID-19 DKI Jakarta
Ngabila pun memaparkan soal lokasi vaksinasi COVID-19 di DKI Jakarta. Selain di Puskesmas Kecamatan DKI Jakarta di jam kerja, ada tambahan lokasi lain yakni:
1. RSUD Tarakan Jakarta Pusat Senin-Sabtu jam 08.00-12.00
2. Klinik PPKP Kantor Balaikota DKI Jakarta Senin-Jumat jam 13.00-16.00
3. Klinik Kantor Kesehatan Pelabuhan Tanjung Priok Senin-Jumat jam 08.00-15.00
Seluruh Faskes DKI Jakarta dapat melayani vaksinasi untuk KTP seluruh Indonesia. Info selengkapnya bisa cek setiap hari di Instagram @dinkesdki.
Ngabila mengaktan untuk vaksin Inavac, saat ini belum bisa diberikan untuk ibu hamil dan ibu menyusui.
Layanan Antigan dan PCR Gratis Bagi yang Bergejala di DKI Jakarta
Pemerintah menyediakan layanan antigen dan PCR gratis di seluruh puskesmas kecamatan di DKI Jakarta bagi yang bergejala atau kontak erat. Juga layanan pengobatan COVID-19 baik di puskesmas atau RS dengan BPJS.
“COVID-19 siklusnya berpotensi naik per 6 bulan, masyarakat tidak perlu panik. Sama seperti batuk pilek biasa ketika pancaroba atau peralihan musim berpotensi naik. Kenapa? Faktor imunitas biasanya menurun karena kelelahan, stres, kurang tidur, makan tidak teratur,” pungkasnya.
Advertisement