Sukses

Orangtua Kerap Cemas Saat Anak Jalani Pengobatan, Psikolog Ungkap Cara Menghadapinya

Kecemasan berlebihan pada orangtua bisa ganggu proses pengobatan anak.

Liputan6.com, Jakarta Rasa cemas kerap dirasakan orangtua terutama ketika anaknya tengah menjalani pengobatan karena sakit atau kecelakaan.

Menurut psikolog klinis Eka Hospital Cibubur Siti Sa’diah Syam, kecemasan orangtua pada saat proses pengobatan anak adalah hal yang biasa terjadi dalam dunia kesehatan.

“Tidak sedikit kita melihat orangtua yang tidak tega melihat si kecil merasakan nyeri sehingga tak jarang juga jika rasa tersebut bisa meluas menjadi rasa murung, panik, atau bahkan marah yang akhirnya dapat berpengaruh pada proses pengobatan secara keseluruhan,” kata Siti dalam keterangan pers dikutip, Rabu (13/12/2023).

Menurut sebuah jurnal dari National Institutes of Health, salah satu faktor terbesar yang dapat berpengaruh pada rasa cemas orangtua adalah faktor stressor. Sumber stres bisa diterima dari banyak hal, seperti ikatan rasa sayang yang kuat antara orangtua dan anak hingga kondisi dan suasana rumah sakit yang bisa terkesan menakutkan bagi beberapa orang.

Rasa cemas memang merupakan perasaan yang wajar untuk dirasakan oleh setiap orang, tapi rasa khawatir yang berlebih akan memengaruhi proses pengobatan anak.

“Seperti contoh, orangtua yang mengalami rasa panik pada proses pengobatan si kecil, sehingga menghambat proses pengobatan. Hal ini dapat menyebabkan si kecil bisa terlambat untuk mendapatkan penanganan, yang akhirnya berdampak ke kesehatan si Kecil di kemudian hari.”

Selain itu, rasa khawatir orangtua juga bisa menyebabkan si kecil ikut mencerminkan emosi tersebut. Sehingga, anak juga ikut menjadi khawatir dan akhirnya proses pengobatan akan memakan waktu yang lebih lama.

2 dari 4 halaman

Peran Besar Orangtua dalam Proses Pengobatan Anak

Siti menambahkan, orangtua memiliki peran yang cukup besar dalam proses pengobatan anak. Oleh karena itu, dia berharap orangtua tetap tenang serta dapat ikut memberi dukungan kepada buah hati dalam menjalani prosesnya.

“Dengan tetap tenang, orangtua dapat menciptakan rasa aman dan nyaman pada si kecil serta memudahkan petugas medis dalam menjalankan tugasnya. Jangan khawatir, petugas medis pasti selalu siap membantu,” ujar Siti.

3 dari 4 halaman

Komunikasikan Rasa Khawatir pada Tenaga Medis dan Keluarga

Alih-alih larut dalam rasa khawatir berlebih, Siti menyarankan orangtua untuk meredamnya dengan mengomunikasikan kekhawatiran tersebut kepada tenaga medis.

“Tidak apa-apa jika kita sebagai orangtua merasa khawatir, kita bisa mengurangi rasa kekhawatiran dengan komunikasikan kekhawatiran tersebut bersama dokter atau petugas medis yang menangani si buah hati.”

“Sebagai penyedia layanan kesehatan, mereka dapat membantu menjelaskan setiap proses yang dijalankan serta memastikan apa yang bisa mereka lakukan untuk membantu merasa lebih nyaman dalam menjalani proses pengobatan si kecil.”

Siti yakin bahwa para dokter atau petugas medis akan selalu menghormati keputusan orangtua dalam memberikan yang terbaik bagi anak.

4 dari 4 halaman

Komunikasikan dengan Pasangan dan Orang Terpercaya

Selain kepada tenaga medis, lanjut Siti, orangtua juga dapat mengomunikasikan kekhawatiran tersebut dengan pasangan atau orang terpercaya.

“Jika rasa cemas yang dimiliki terus terpendam, ini bisa berpotensi emosi akan meluap dan akhirnya tidak terkendali selama proses pengobatan.”

“Dengan berkomunikasi dan menceritakan segala kekhawatiran yang dimiliki, kita sebagai orangtua bisa mengurangi beban emosi yang ditampung dan bisa berpikir lebih jernih dalam bertindak dan membuat keputusan,” ujar Siti.

Kesehatan anak adalah prioritas nomor satu bagi setiap orangtua dan penyedia kesehatan. Setiap proses pengobatan pasti memiliki alasan dan tujuannya, sehingga tugas orangtua adalah memastikan bahwa si kecil mendapatkan dukungan yang penuh.

“Sehingga si kecil merasa nyaman dan tidak merasa sendirian dalam seluruh prosesnya,” pungkas Siti.