Liputan6.com, Jakarta - Mantan Gubernur Papua Lukas Enembe sebelum meninggal dunia pada Selasa (26/12/2023), diketahui menjalani cuci darah atau istilahnya hemodialisa/hemodialisis sebanyak 15 kali. Hal itu disampaikan oleh Kuasa hukum mendiang Lukas, Petrus Bala Pattyona.
Cuci darah yang dijalani Lukas Enembe lantaran ia mempunyai riwayat gagal ginjal kronis. Ia pun bolak-balik perawatan di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto Jakarta.
Baca Juga
Lantas, apa saja efek samping cuci darah seperti yang dijalani Lukas Enembe?
Advertisement
Hemodialisis memperpanjang usia bagi banyak orang, tetapi harapan hidup bagi mereka yang memerlukannya masih lebih rendah daripada populasi umum, dikutip dari Mayo Clinic, Rabu (27/12/2023).
Walaupun perawatan hemodialisis dapat menggantikan fungsi ginjal yang hilang secara efisien, Anda mungkin mengalami beberapa kondisi berikut ini:
1. Tekanan darah rendah (hipotensi)
Penurunan tekanan darah adalah efek samping yang umum terjadi pada hemodialisis. Tekanan darah rendah dapat disertai dengan sesak napas, kram perut, kram otot, mual atau muntah.
2. Kram otot
Meskipun penyebabnya tidak jelas, kram otot selama hemodialisis sering terjadi. Kadang-kadang kram dapat diatasi dengan menyesuaikan resep hemodialisis. Menyesuaikan asupan cairan dan natrium di antara perawatan hemodialisis juga dapat membantu mencegah gejala selama perawatan.
3. Gatal-gatal
Banyak orang yang menjalani hemodialisa mengalami gatal-gatal pada kulit, yang sering memburuk selama atau setelah prosedur cuci darah.
Masalah Tidur - Hipertensi
4. Masalah tidur
Orang yang menjalani hemodialisis sering mengalami kesulitan tidur, kadang-kadang karena henti napas saat tidur (sleep apnea) atau karena kaki terasa sakit, tidak nyaman atau gelisah.
5. Anemia
Tidak memiliki cukup sel darah merah dalam darah Anda (anemia) adalah komplikasi umum gagal ginjal dan hemodialisis. Ginjal yang gagal mengurangi produksi hormon yang disebut eritropoietin, yang merangsang pembentukan sel darah merah.
Pembatasan diet, penyerapan zat besi yang buruk, tes darah yang sering, atau pembuangan zat besi dan vitamin melalui hemodialisis juga dapat menyebabkan anemia.
6. Penyakit tulang
Jika ginjal Anda yang rusak tidak lagi dapat memproses vitamin D, yang membantu Anda menyerap kalsium, tulang Anda dapat melemah. Selain itu, produksi hormon paratiroid yang berlebihan - komplikasi umum gagal ginjal - dapat melepaskan kalsium dari tulang Anda.
Hemodialisis dapat memperburuk kondisi ini dengan membuang terlalu banyak atau terlalu sedikit kalsium.
7. Tekanan darah tinggi (hipertensi)
Jika Anda mengonsumsi terlalu banyak garam atau minum terlalu banyak cairan, tekanan darah tinggi Anda kemungkinan akan memburuk dan menyebabkan masalah jantung atau stroke.
Â
Advertisement
Kelebihan Cairan dan Pengaruh Kadar Kalium
8. Kelebihan cairan
Karena cairan dikeluarkan dari tubuh Anda selama hemodialisis, minum lebih banyak cairan daripada yang direkomendasikan di antara perawatan hemodialisis dapat menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa, seperti gagal jantung atau penumpukan cairan di paru-paru (edema paru).
9. Peradangan selaput yang mengelilingi jantung (perikarditis)
Hemodialisis yang tidak memadai dapat menyebabkan peradangan pada selaput yang mengelilingi jantung, yang dapat mengganggu kemampuan jantung untuk memompa darah ke seluruh tubuh.
10. Kadar kalium yang tinggi (hiperkalemia) atau kadar kalium yang rendah (hipokalemia)
Hemodialisis menghilangkan kalium ekstra, yang merupakan mineral yang secara normal dikeluarkan dari tubuh Anda oleh ginjal. Jika terlalu banyak atau terlalu sedikit kalium yang dibuang selama dialisis, jantung Anda dapat berdetak tidak teratur atau berhenti.
Â
Komplikasi - Depresi
11. Komplikasi yang berpotensi berbahaya
Kondisi ini seperti infeksi, penyempitan atau penggelembungan dinding pembuluh darah (aneurisma), atau penyumbatan - dapat memengaruhi kualitas hemodialisis Anda.
12. Amiloidosis
Amiloidosis terkait dialisis, terjadi ketika protein dalam darah mengendap pada sendi dan tendon, menyebabkan rasa sakit, kekakuan dan cairan pada sendi.
Kondisi ini lebih sering terjadi pada orang yang telah menjalani hemodialisis selama beberapa tahun.
13. Depresi
Perubahan suasana hati sering terjadi pada penderita gagal ginjal. Jika Anda mengalami depresi atau kecemasan setelah memulai hemodialisis, bicarakan dengan tim perawatan kesehatan Anda tentang pilihan pengobatan yang efektif.
Advertisement