Liputan6.com, Jakarta - Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih tinggi. Menurut data Kementerian Kesehatan RI, AKI di Indonesia pada 2022 adalah 183 per 100.000 kelahiran hidup.
Angka ini meningkat jadi 189 per 100.000 kelahiran hidup usai pembaruan data per 18 Juli 2023 seperti dilaporkan Badan Pusat Statistik (BPS).
Baca Juga
Ini masih jauh dari target Sustainable Development Goals (SDGs) yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yaitu 70 per 100.000 kelahiran hidup.
Advertisement
Melansir laman resmi BPS, angka kematian ibu adalah banyaknya kematian perempuan pada saat hamil atau selama 42 hari sejak terminasi (akhir masa) kehamilan tanpa memandang lama dan tempat persalinan.
AKI disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya dan bukan karena sebab-sebab lain seperti jatuh atau kecelakaan.
"AKI adalah salah satu indikator penting untuk mengukur derajat kesehatan masyarakat. Tingginya AKI menunjukkan bahwa masih banyak ibu hamil dan melahirkan yang tidak mendapatkan akses layanan kesehatan yang berkualitas," ujar dokter spesialis kebidanan dan penyakit kandungan yang berpraktik di RSKB Columbia Asia Semarang, Nidya Kartika Dewi mengutip keterangan pers pada Jumat, 29 Desember 2023.
Ada beberapa penyebab angka kematian ibu di Indonesia tinggi, di antaranya:
- Pendarahan pasca persalinan
- Infeksi nifas
- Komplikasi kehamilan seperti preeklamsia dan eklamsia
- Komplikasi persalinan seperti partus lama dan distosia
- Kelainan bawaan pada bayi
- Penyakit menular seperti HIV/AIDS dan malaria.
Faktor Peningkat Risiko Angka Kematian Ibu
Sementara, faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko AKI antara lain:
- Usia ibu yang terlalu muda atau terlalu tua
- Jarak kelahiran yang terlalu dekat
- Anemia
- Obesitas
- Penyakit penyerta, seperti hipertensi dan diabetes.
Â
Menurunkan AKI Butuh Upaya Komprehensif
Menurut Nidya, untuk menurunkan AKI, diperlukan upaya yang komprehensif dari berbagai pihak. Termasuk pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat.
Pemerintah perlu meningkatkan akses layanan kesehatan yang berkualitas, terutama di daerah-daerah terpencil.
Tenaga kesehatan perlu meningkatkan kompetensi dan keterampilannya dalam menangani kehamilan, persalinan, dan nifas.
"Masyarakat perlu meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan ibu dan bayi," kata Nidya.
Peran Rumah Sakit
Dalam menurunkan angka kematian ibu, rumah sakit juga memiliki peran penting. Rumah sakit perlu mendukung upaya penurunan AKI di Indonesia.
Rumah sakit perlu menyediakan layanan kesehatan maternal yang berkualitas, termasuk antenatal care, persalinan normal, dan pasca persalinan.
Pihak rumah sakit juga memiliki tanggung jawab untuk memberikan edukasi kepada masyarakat tentang kesehatan ibu dan bayi.
"Kami berharap upaya-upaya yang dilakukan oleh berbagai pihak dapat menurunkan AKI di Indonesia dan mewujudkan Indonesia yang sehat dan sejahtera," ujar Marketing Communication Manager Rumah Sakit Columbia Asia Indonesia, Muhammad Ridwan Mukhlis.
Advertisement
Upaya Turunkan AKI
Dalam upaya menurunkan AKI, pemerintah dalam hal ini Kementerian Kesehatan berupaya untuk mengoptimalisasi penggunaan buku kesehatan ibu dan anak (KIA).
Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengatakan bahwa kehamilan, persalinan, nifas, dan masa kanak-kanak adalah masa kritis. Secara global, kematian ibu dan anak telah turun secara signifikan, tetapi bebannya masih tinggi.
Hampir 300 ribu perempuan meninggal selama dan setelah kehamilan dan persalinan pada tahun 2017. Demikian pula, sekitar 5 juta anak balita meninggal setiap tahun.
Penyediaan pemeriksaan antenatal berkualitas tinggi dan teratur selama kehamilan kemungkinan akan menentukan status kesehatan ibu hamil dan anak-anak.
''Buku KIA memainkan peran penting sebagai alat berbasis rumah untuk memastikan kesehatan ibu dan anak yang berkelanjutan,'' ujar Dante secara virtual, pada September 2022.
Buku KIA merupakan panduan bagi keluarga dan penyedia layanan kesehatan untuk mengidentifikasi awal masalah kesehatan selama masa kehamilan dan masa kanak-kanak.
Dengan demikian, buku pegangan ini merupakan alat yang efektif untuk memantau penyediaan dan ketersediaan layanan kesehatan ibu dan anak yang esensial untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak.