Sukses

Kalbe Kembangkan Alat Tes Diagnostik TB, Bantu Atasi Tuberkulosis di Indonesia

Alat tes diagnostik INDIGEN disebut bisa mendeteksi beberapa target gen TB sekaligus yaitu bakteri Mycobcterium tuberculosis (MTB), Non tuberculous mycobacteria (NTM), maupun resistensi obat Isoniazid dan Rifampicin.

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah inovasi tes diagnostik tuberkulosis diluncurkan PT Kalbe Farma melalui KalGen DNA. Kehadiran alat tes diagnostik tersebut ditujukan untuk mendukung pemerintah mengatasi penyakit TB.

INDIGEN adalah reagen kit untuk pengujian atau tes diagnostik TB dengan metode Polymerase Chain Reaction (PCR).

“Dengan memanfaatkan mesin PCR yang sebelumnya digunakan untuk tes COVID dan telah tersebar luas di seluruh Indonesia, apalagi dengan ketersediaan tenaga ahli untuk mengoperasikan PCR, INDIGEN dapat diimplementasikan dengan mudah untuk memperluas jangkauan tes skrining TB, apalagi tes ini termasuk open system bahkan yang pertama di Indonesia,” kata Direktur KalGen DNA Retno Ambarwati dalam keterangannya.

INDIGEN disebut bisa mendeteksi beberapa target gen TB sekaligus yaitu bakteri Mycobcterium tuberculosis (MTB), Non tuberculous mycobacteria (NTM), maupun resistensi obat Isoniazid dan Rifampicin. Dengan deteksi bakteri maupun resistensi obat sekaligus, alat tes ini memungkinkan pasien mendapatkan penanganan yang sesuai sehingga hasil pengobatan lebih optimal.

Sebagai pilot project, INDIGEN akan dimanfaatkan pada program penemuan kasus aktif TBC di 12 kabupaten/kota yang tersebar di tujuh provinsi. Kapasitas testing TB dapat ditingkatkan melalui pemanfataan infrastruktur eks COVID yang telah ada.

Corporate External Communication PT Kalbe Farma Tbk Hari Nugroho menambahkan, inovasi tes diagnostik TB INDIGEN merupakan salah satu dari inisiatif berkelanjutan perusahaan, yakni memberikan akses kesehatan kepada masyarakat.

“Melalui sumber daya dan infrastruktur yang dimiliki Kalbe, kami akan terus berperan dalam mendukung tujuan pembangunan nasional khususnya di bidang kesehatan," kata Hari.

Reagen kit INDIGEN sudah mengantongi izin edar dari Kementerian Kesehatan RI dan memiliki Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN+BMP) sebesar 40,82 persen.

Produk itu tersedia dalam kemasan siap pakai yang dilengkapi dengan reagen kit untuk proses ekstraksi DNA sehingga sampel pasien siap untuk dilakukan uji molekuler dengan PCR.

2 dari 2 halaman

Target Eliminasi TB di Indonesia

Indonesia menetapkan target eliminasi tuberkulosis (TB) pada tahun 2030. Komitmen pemimpin dunia dalam ‘United Nations General Assembly’s High-Level Meeting on Tuberculosis 2023’ adalah menjangkau 90 persen orang dengan layanan pencegahan dan perawatan TB dalam 5 tahun ke depan.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin turut mengajak seluruh pihak dan dunia untuk eliminasi TB. Bahwa persoalan TB bukan hanya menjadi bahan bacaan saat ini, melainkan jadikan tuberkulosis sebagai sejarah umat manusia.

“Mari kita jadikan TB bukan hanya sebagai buku yang kita baca saat ini, tetapi dalam 10 tahun ke depan, jadikanlah TB sebagai buku sejarah umat manusia,” ucap Budi Gunadi saat dialog ‘TB Innovation Summit’ di New York, Amerika Serikat (AS) pada September 2023. 

Menkes Budi Gunadi Sadikin membeberkan, tuberkulosis membunuh lebih dari 10 juta orang tiap tahunnya.

“Saya baru saja mengetahui bahwa tuberkulosis telah ada di sini selama lebih dari 100 tahun. Faktanya, penyakit ini membunuh lebih dari 10 juta orang setiap tahun dan membunuh lebih dari 4.000 orang setiap hari,” ungkapnya.

Melihat kejadian kasus TB, Indonesia sangat berkomitmen untuk eliminasi tuberkulosis. Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) juga sudah mengeluarkan keputusan untuk seluruh kementerian bekerja sama menangani TB.

Video Terkini