Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) mencatat terdapat 83.302 kasus demam berdarah dengue (DBD) di 465 Kab/Kota di 34 provinsi dengan angka kematian mencapai 574 kasus.
Ini terjadi dalam 47 pekan di tahun 2023 periode bulan Januari s.d November 2023.
Baca Juga
Demam berdarah dengue adalah penyakit virus yang ditularkan oleh nyamuk dengan penyebaran tercepat dan merupakan ancaman kesehatan masyarakat yang besar.
Advertisement
Direktur Jenderal Pencegahan Penyakit (P2P) Kemenkes RI, Dr dr Maxi Rein Rondonuwu DHSM MARS, mengatakan, diperlukan pelaksanaan strategi yang menyeluruh dan sistematis agar bisa menekan angka kejadian demam berdarah di Indonesia.
"Untuk itu, kami melihat penguatan sistem dan data menjadi kunci yang akan dapat mengantarkan kita kepada tujuan bersama 'nol kematian akibat dengue' di tahun 2030. Tentunya hal ini tidak lepas dari perlunya sinergi yang kuat antara berbagai pihak, baik pemerintah, maupun sektor swasta," kata Maxi dikutip dari keterangan resmi yang diterima Health Liputan6.com pada Sabtu 13 Januari 2024.
Menyoal hal itu, Maxi mengatakan bahwa Kemenkes RI telah meluncurkan Aplikasi Sistem Informasi Arbovirosis (SIARVI) pada Februari 2023 yang ke depannya akan menjadi alat bantu kegiatan pencatatan dan pelaporan kegiatan surveilans dengue dan Arbovirosis lainnya yang dapat menampilkan data real time.
Tingginya tingkat penyebaran dan kematian akibat dengue di Indonesia, mendorong Kemenkes RI, PT Takeda Innovative Medicines (Takeda), dan PT Bio Farma (Bio Farma) menjalin komitmen bersama dalam penerapan upaya yang berkesinambungan untuk menanggulangi kasus DBDÂ di Indonesia.
Â
Â
Program Vaksinasi DBD Pertama di Indonesia
Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines, Andrea Gutnecht, menambahkan, selain memerkuat pengumpulan dan validasi data persebaran dengue di Indonesia, diperlukan juga intervensi guna menurunkan angka kejadian DBD.
"Kita tahu bahwa sampai saat ini belum ada obat yang spefisik untuk menyembuhkan dengue. Oleh sebab itu, Takeda berkomitmen memerangi dengue dengan membuka akses yang luas terhadap inovasi pencegahan dengue," katanya.
"Dalam hal ini, kami menggandeng Bio Farma sebagai mitra untuk bersama-sama melindungi lebih banyak masyarakat dari dengue," ujarnya.
Mengaminkan pernyataan Andreas, Direktur Utama Bio Farma, Shadiq Akasya, menambahkan, salah satu program yang mendukung pencapaian 'nol kematian akibat dengue 2030' adalah Program Vaksinasi DBD yang diluncurkan Dinas Kesehatan Kota Balikpapan, Kalimantan Timur pada 12 November 2023.
"Ini merupakan pertama kalinya program vaksinasi untuk DBD dilakukan di Indonesia. Sebanyak lebih dari 19.000 dosis kami alokasikan ke Kalimantan Timur," kata Shadiq.
"Ini adalah sebuah momentum bagi Indonesia untuk menurunkan angka kasus DBD dan mendekati tujuan 'nol kematian akibat dengue' di 2030," pungkasnya.
Â
Â
Advertisement
Vaksinasi DBD Diluncurkan di Kalimantan Timur, Provinsi Endemik Dengue di Indonesia
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur, dr H Jaya Mualimin SpKJ MKes MARS, menjelaskan, Provinsi Kalimantan Timur merupakan salah satu daerah endemik dengue di Indonesia dengan beban yang tinggi.
Lalu pada 2022, mengalami peningkatan kasus hampir di 10 Kabupaten/Kota dengan IR 58,2 / 100.000 dan CFR sebesar 0,66% yang masih jauh dari target pemerintah dalam menurunkan beban dengue hingga IR < 10/100.000.
"Sepanjang tahun 2022, telah terjadi 2 KLB dengue serta peningkatan 2 kali lipat kasus dengue dibandingkan tahun sebelumnya," katanya.
Kasus dengue berdampak pada masyarakat dari berbagai kelompok usia di seluruh wilayah Kalimantan Timur.
Dinas Kesehatan Kalimantan Timur telah mengupayakan Program PSN 3M Plus serta penguatan program G1R1J di seluruh jangkauan komunitas masyarakat Kalimantan, tapi terkendala masalah konsistensi & kesinambungan sehingga perlu adanya upaya lain seperti inovasi pencegahan yang terintegrasi.
Menimbang hal tersebut, pemerintahan Kalimantan Timur mendukung inovasi terbaru, program pilot Wolbachia di Bontang dan Vaksinasi DBD di Balikpapan.
"Kami sangat menyambut baik kerja sama inovasi dalam pencegahan dengue, untuk menurunkan angka kejadian dengue di masyarakat. Kami bangga dapat menjadi perintis dalam melakukan program vaksinasi DBD yang akan diberikan kepada 9.800 anak SD/MI kelas 3, 4, dan enam di dua wilayah yaitu Balikpapan Utara dan Balikpapan Tengah," katanya.
"Hal ini kami lakukan mengingat berdasarkan data, angka kematian akibat dengue di Kalimantan Timur lebih banyak terjadi pada anak-anak usia sekolah," pungkas Mualimin.