Sukses

UNPAD Kembangkan Alat Deteksi Gerak Janin untuk Cegah Kematian Ibu dan Bayi

Cegah Kematian Ibu dan Bayi, UNPAD Kembangkan Alat Deteksi Gerak Janin

Liputan6.com, Jakarta - Angka kematian ibu dan bayi di Indonesia masih cukup tinggi. Selain itu, banyak pula kasus kematian janin yang tidak terdeteksi sejak awal.

Hal ini melatarbelakangi Dosen Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung, Jawa Barat, Restuning Widiasih dan timnya melakukan penelitian.

Studi dilakukan dalam membuat perangkat portabel pemantau detak jantung serta pergerakan janin di dalam perut ibu.

Dari penelitian tersebut, terlahir alat yang diberi nama Detect Me. Alat ini dapat digunakan secara mandiri oleh ibu hamil melalui aplikasi pada ponsel pintar.

Restuning berharap alat ini dapat meningkatkan kesadaran ibu hamil untuk memeriksa gerakan janin. Alat ini juga akan sangat membantu bagi ibu hamil yang lokasinya jauh dari fasilitas pelayanan kesehatan.

"Selain itu, alat ini akan membantu bagi ibu hamil yang memiliki kehamilan dengan risiko tinggi yang sewaktu-waktu dapat mengancam diri dan janinnya," kata Restuning mengutip laman resmi Unpad pada Sabtu 13 Januari 2024.

Penelitian yang dimulai pada 2019 telah melewati beberapa tahap. Di tahap awal, Restuning dan tim memastikan alat yang mereka ciptakan dapat mendeteksi dan memisahkan antara denyut jantung ibu dan bayi.

Setelah itu, perlu memastikan kembali alat yang dibuat cukup sensitif untuk mendeteksi hal tersebut.

"Pemisahan-pemisahan suara itu yang proses penelitiannya cukup panjang karena kita ingin memastikan bahwa ini betul yang kita deteksi itu denyut jantung janin," katanya.

2 dari 3 halaman

Tahap Penelitian Selanjutnya

Penelitian ini dilanjutkan dengan tahap menyiapkan aplikasi “Detect Me” di ponsel pintar yang akan dikoneksikan dengan Heart Detector and Movement (HMD).

"Saat ini kita masih dalam tahap HMD-nya sendiri dan aplikasinya sendiri, nanti di tahap yang kedua akan dikoneksikan. Dengan teknologi wireless nanti akan dikoneksikan antara HMD dan aplikasinya, sehingga ibu bisa mendeteksi bagaimana denyut jantung janinnya dan gerakannya dari aplikasi tersebut," kata Restuning.

Penelitian ini juga mengkaji tingkat kesadaran ibu hamil untuk mengetahui kesehatan janin dan kebutuhan ibu terkait dengan alat yang bisa digunakan di rumah.

Kapan Penelitian Rampung?

Restuning menjelaskan bahwa penelitian yang masih terus berlangsung ini kemungkinan akan mulai dapat ditemukan di pasar sekitar 2-3 tahun lagi.

Hal ini karena tim peneliti masih terus mengembangkan alat yang aman, ringkas, dan tentunya sangat mudah untuk digunakan.

"Proses untuk terintegrasi ke pelayanan kesehatan itu kita butuh diseminasi, kita butuh proses kerja sama, begitu juga untuk proses sampai ke market. Tentu yang kita jual harus terjaga keamanannya dan kemudahannya, itu yang menjadi pertimbangan kita," ujarnya.

3 dari 3 halaman

Kisaran Harga Alat

Restuning telah melakukan riset untuk menentukan kisaran harga alat ini kelak. Dia menyampaikan mungkin alat ini akan dijual dengan harga di atas Rp1 juta, tetapi ini bukanlah harga final karena penelitian ini masih berproses.

Namun, tim peneliti juga mempertimbangkan apakah ke depannya alat ini harus dimiliki atau bisa dipinjamkan.

"Bisa juga ini menjadi bagian dari fasilitas kesehatan yang ada di Indonesia. Ibu-ibu yang berisiko tinggi hamilnya atau pun janinnya itu dipinjamkan alat supaya ketika dia di rumah dia tetap bisa memantau. Karena awalnya kita mengambangkan alat ini memang untuk bagian dari usaha meningkatkan kesehatan ibu dan janin," pungkasnya.