Sukses

Niat Qadha Puasa Ramadhan di Bulan Rajab, Ini Bacaan Latin dan Artinya

Apakah boleh menggabungkan niat puasa Rajab dengan qadha puasa Ramadhan?

Liputan6.com, Jakarta - Dalam melaksanakan puasa sunnah di bulan Rajab, orang kerap berpikir untuk melakukannya sekaligus dengan puasa qadha atau pengganti puasa Ramadhan.

Lantas, apakah boleh menggabungkan niat puasa Rajab dengan qadha puasa Ramadhan?  

Melansir NU Online, Senin, 15 Januari 2024, puasa Rajab sebagaimana puasa sunnah lainnya sah dilakukan dengan niat berpuasa secara mutlak, tidak disyaratkan ta’yin (menentukan jenis puasanya).

Misalkan dengan niat “Saya niat berpuasa karena Allah”, tidak harus ditambahkan “karena melakukan kesunnahan puasa Rajab.”  

Sementara puasa qadha Ramadhan tergolong puasa wajib yang wajib ditentukan jenis puasanya, misalkan dengan niat “Saya niat berpuasa qadha Ramadhan fardlu karena Allah.”  

Menggabungkan niat puasa Rajab dengan puasa qadha Ramadhan hukumnya diperbolehkan (sah) dan pahala keduanya bisa didapatkan. Bahkan menurut Syekh al-Barizi, meski hanya niat mengqadha’ puasa Ramadhan, secara otomatis pahala berpuasa Rajab bisa didapatkan.  

Adapun niat meng-qadha puasa Ramadhan yakni:

Arab:

 نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءٍ فَرْضَ رَمَضَانً ِللهِ تَعَالَى

Latin:

Nawaitu Shouma Ghodin 'an qadaa'in fardho ramadhoona lillahi ta'alaa.

Artinya:

"Aku niat puasa esok hari sebagai ganti fardhu Ramadhan karena Allah Ta'ala."

2 dari 4 halaman

Mengenal Puasa Qadha

Seperti diketahui, puasa Ramadhan hukumnya wajib dan jika tidak terlaksana sebagian atau bolong-bolong, perlu melakukan puasa ganti atau qadha di bulan lainnya.

Puasa yang bolong dapat terjadi karena berbagai alasan. Bisa karena sakit, haid, atau alasan lainnya.

Melansir NU Online, mereka yang meninggalkan puasa di bulan Ramadhan harus mengganti puasa wajib tersebut di luar bulan Ramadhan.

Mereka yang meng-qadha puasa Ramadhan juga wajib memasang niat puasa gantinya di malam hari, menurut Mazhab Syafi’i.

3 dari 4 halaman

Baca Niat Qadha Puasa di Malam Hari

Seperti diterangkan oleh Syekh Sulaiman Al-Bujairimi dalam Hasyiyatul Iqna’-nya sebagai berikut:

 ويشترط لفرض الصوم من رمضان أو غيره كقضاء أو نذر التبييت وهو إيقاع النية ليلا لقوله صلى الله عليه وسلم: من لم يبيت النية قبل الفجر فلا صيام له. ولا بد من التبييت لكل يوم لظاهر الخبر.

Artinya:

"Disyaratkan memasang niat di malam hari bagi puasa wajib seperti puasa Ramadhan, puasa qadha, atau puasa nadzar. Syarat ini berdasar pada hadits Rasulullah SAW, 'Siapa yang tidak memalamkan niat sebelum fajar, maka tiada puasa baginya.' Karenanya, tidak ada jalan lain kecuali berniat puasa setiap hari berdasar pada redaksi zahir hadits," (Syekh Sulaiman Al-Bujairimi, Hasyiyatul Iqna’, [Darul Fikr, Beirut: 2007 M/1428 H], juz II).

4 dari 4 halaman

Orang yang Wajib Qadha Puasa Ramadhan

Ada beberapa orang yang wajib melakukan puasa qadha berdasarkan alasan bolongnya puasa Ramadhan, ini termasuk:

  • Orang yang tidak berpuasa Ramadhan karena alasan perjalanan (safar) jauh yang memenuhi syarat
  • Orang sakit yang tidak permanen (ada harapan sembuh)
  • Orang yang lupa niat pada malam harinya
  • Orang yang memiliki penyakit ayan
  • Orang memang sengaja tidak berpuasa.

Mereka wajib untuk mengganti puasa setelah Ramadhan berlalu. Waktu untuk mengqadha puasa bagi mereka dimulai sejak tanggal dua Syawal sampai sebelum memasuki Ramadhan berikutnya.