Sukses

Ibu-Ibu Ogah Anaknya Ikut Imunisasi Polio, Komisi IX DPR: Vaksinnya Aman

Vaksin polio sudah terbukti aman sehingga orangtua tak perlu khawatir. Anak tetap dapat ikut imunisasi polio.

Liputan6.com, Jakarta Media sosial sedang ramai dengan sejumlah curhatan ibu-ibu yang enggan membawa anaknya imunisasi polio di sekolah. Hal ini juga bertepatan dengan digelarnya Sub Pekan Imunisasi (PIN) Polio atau imunisasi massal polio serentak sejak 15 Januari 2024.

Anggota Komisi IX DPR RI Edy Wuryanto mengakui memang banyak orangtua khawatir terkait imunisasi polio. Menurutnya, kekhawatiran tersebut adalah hal yang wajar. 

"Banyak orangtua yang khawatir. Wajar kekhawatiran orangtua itu," kata Edy saat dihubungi Health Liputan6.com pada Selasa, 16 Januari 2024.

Vaksin Polio Terbukti Aman

Edy turut menegaskan, vaksin Polio sudah terbukti aman. Diharapkan anak-anak yang ikut imunisasi polio dapat terlindungi dan memberikan rasa aman terhadap anak-anak.

Ia menyinggung bahwa masyarakat dapat belajar saat penanganan pandemi COVID-19, yang maa vaksinasi dapat menekan penyebaran virus.

"Tapi vaksin (Polio) ini sudah terbukti aman. Pemerintah sudah menyatakan itu. Sebenarnya, dari COVID-19, kita bisa belajar," tegas Edy.

"Karena yang divaksin banyak, sebagian besar kompak menjalankan protokol kesehatan juga, akhirnya virusnya (COVID) bisa ditekan. Sekarang kita bisa merasakan hidup nyaman lagi." 

 

2 dari 4 halaman

Orangtua Mesti Bijak

Menilik pembelajaran vaksinasi COVID-19, Edy Wuryanto, diharapkan imunisasi polio juga dapat memberikan perlindungan terhadap anak. Orangtua juga dapat bijak, bagaimana memberikan perlindungan yang tepat lewat vaksinasi pada anak.

"Nah, diharapkan adanya vaksinasi ini juga memberikan rasa aman kepada anak-anak lain," pungkas legislator dari Dapil Jawa Tengah III ini.

"Mereka ini tidak bisa memilih, harusnya orangtua yang bijak. Ini bukan untuk melindungi satu anak saja, tapi seluruh anak."

3 dari 4 halaman

Vaksin Polio Tidak Sebabkan Kematian

Dalam sepekan terakhir, banjir unggahan di Facebook mengenai seorang anak yang disebut-sebut meninggal akibat vaksin polio. Kabar ini juga dilengkapi dengan sebuah unggahan foto anak terkapar di ruang ICU yang napasnya dibantu oksigen.

Ketua Komnas KIPI Hindra Irawan Satari membeberkan, tidak ada satu pun vaksin yang menyebabkan kematian pada bayi, termasuk vaksin polio. 

Hasil kajian Komnas KIPI, bahwa 98 persen kematian tidak terkait dengan imunisasi.

"Vaksin polio tuh sebenernya enggak sebabkan kematian ya, apalagi yang virus yang dilemahkan. Kalau terjadi kematian itu 98 persen ya enggak terkait dengan imunisasi," ungkap Hindra menjawab pertanyaan Health Liputan6.com saat konferensi pers Penanganan KLB Polio di Jawa Tengah dan Jawa Timur, Jumat (12/1/2024).

"Kalau misalnya terjadi kematian, itu penyebab kematian banyak sekali ya di Indonesia. Apalagi ya kita ada 5 juta bayi sebelum mencapai umur tahun, 500 bayi itu meninggal apapun sebabnya ya. Tapi tidak ada satu vaksin pun yang menyebabkan kematian pada bayi."

 

 

Tidak Ada Kematian Terkait Imunisasi 

Di sisi lain, ada efek imunisasi yang disebut anafilaktik syok. Ini merupakan reaksi yang berat, namun biasanya bisa diselamatkan dengan penananan tepat.

"Biasanya kalau ada yang habis divaksinasi, ada kematian, kita kaji itu biasanya. Dan bukti-bukti yang ada berdasarkan kajian tim yang independen, para pakar, tidak ada kematian terkait dengan imunisasi, pasti ada sebab lain (yang sebabkan kematian)," pungkas Hindra.

4 dari 4 halaman

Sukseskan Sub PIN Polio

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaksanakan Sub Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio secara serentak di seluruh kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur, dan Jawa Tengah, serta Kabupaten Sleman, Yogyakarta, mulai Senin (15/1/2024).

Pemberian imunisasi novel Oral Polio Vaccine Type 2 (nOPV2) menargetkan 8,4 juta anak berusia 0- 7 tahun.

Rinciannya, Provinsi Jawa Timur sebanyak 4,4 juta anak, Provinsi Jawa Tengah 3,9 anak, dan Kabupaten Sleman sebanyak 149 ribu. Pelaksanaan Sub PIN akan dilaksanakan selama 1 pekan, diikuti sweeping selama 5 hari.

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI Maxi Rein Rondonuwu meminta komitmen seluruh perangkat daerah dalam melaksanakan Sub PIN Polio.

“Peran Bapak dan Ibu semua sesuai tugas dan fungsi masing-masing serta partisipasi aktif dari seluruh masyarakat sangat dibutuhkan dalam menyukseskan kegiatan ini, karena itu kami sangat berharap adanya komitmen dari Bapak/Ibu dalam mendukung kegiatan ini,” ucapnya pada pernyataan resmi, Senin (15/1/2024).

Video Terkini