Liputan6.com, Jakarta Ada beberapa ciri anak perlu segera mendapatkan pemeriksaan penglihatan. Sehingga bisa mendapatkan tindakan dengan segera oleh dokter mata yang memeriksa.
"Salah satu ciri atau tandanya biasanya anak-anak suka memicingkan mata. Itu dia memicingkan mata untuk mencoba penglihatannya agar fokus agar apa yang dia lihat terlihat jelas," kata dokter spesialis mata yang juga pengajar di Universitas Brawijaya dr. Lely Retno W., SpM (K).
Baca Juga
Selain itu, ciri lain dari anak yang membutuhkan pemeriksaan mata ialah kerap mengucek mata karena merasa tidak nyaman dengan penglihatannya yang tidak jelas. Kebiasaan mengucek mata biasanya disertai dengan keluhan pusing.
Advertisement
Bila ada ciri-ciri tersbeut, tanyakan pada anak terkait rasa tidak nyaman itu. Lalu, membawa anak untuk mengikuti pemeriksaan mata agar bisa diketahui apakah matanya bermasalah atau tidak.
Cek Penglihatan Mata Anak di Rumah
Orangtua di rumah juga bisa mengecek cara untuk mengecek penglihatan mata anak di rumah. Bila ada masalah, segera bawa ke dokter spesialis mata.
"Bisa dengan mencoba menutup salah satu matanya dari situ bisa dilihat penglihatannya kabur atau tidak. Anak-anak, kan, enggak pernah menutup salah satu matanya. Kalau dua-duanya terbuka, kan, kelihatannya oke-oke saja, kalau satu ditutup ternyata mata lainnya kabur. Itu artinya perlu diperiksa," kata Lely mengutip Antara.
Konsumsi Gawai Berlebih
Terkait dengan masalah gangguan penglihatan anak, pada akhir 2023 Ikatan Profesi Optometris Indonesia (IROPIN) menyebutkan bahwa sejak pandemi COVID-19 didapati 400 dari 1.000 anak Indonesia mengalami gangguan mata atau kelainan refraksi dini.
Salah satu penyebabnya ialah kebiasaan mengakses gawai yang tidak terkontrol dan membuat anak melebihi batas waktu ideal terpapar layar gawai.
Advertisement
Cara Jaga Kesehatan Mata Anak saat Pakai Gawai
Di masa modern seperti saat ini, tampaknya sulit jika melarang anak sama sekali tidak menggunakan gawai seperti saat kita masih kecil. Namun, ada durasi penggunaan gadget yang disarankan pakar lho.
- Anak berusia di bawah 2 tahun dianjurkan untuk tidak diberikan akses gadget sama sekali.
- Durasi penggunaan gadget pada anak berusia 2–5 tahun yang dianjurkan adalah selama 1 jam per hari. Selama si kecil menggunakan gadget, orangtua perlu memilih dan mendampingi.
- Anak berusia di atas 6 tahun yang dianjurkan adalah tidak lebih dari 2 jam per hari.
Saat menggunakan gawai ada beberapa hal yang perlu dianjurkan pada anak seperti mengutip laman Kemenkes:
- Awasi posisi duduk Anak saat berhadapan dengan screen, tidak boleh membungkuk.
- Anak yang sudah menggunakan kacamata minus, tetap gunakan kacamata saat screen time agar menghindari Anak tersebut melihat lebih dekat ke monitor.
- Jarak mata dengan screen 30-50 cm.
- Pastikan cahaya cukup.
- Ajak anak-anak istirahat “green time” yaitu berkegiatan di luar rumah dengan melihat yang hijau - hijau, seperti daun, rerumputan, pepohonan dengan sambil melakukan aktivitas fisik.