Sukses

Jokowi: Es Teh Manis Memang Enak tapi Tidak Baik untuk Kesehatan

Jokowi Sarankan Masyarakat Terutama Pemilik BPJS Kesehatan Kurangi Konsumsi Es Teh Manis

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendorong masyarakat untuk mengadopsi gaya hidup sehat, meskipun telah memiliki BPJS Kesehatan dan melakukan pembayaran secara rutin setiap bulan.

Jokowi menyatakan bahwa kartu BPJS sebaiknya hanya digunakan sebagai langkah pencegahan dan hanya diperlukan ketika seseorang benar-benar sakit. Oleh sebab itu, Jokowi mengingatkan agar masyarakat mulai memerhatikan pola makan sehari-hari, terutama bagi individu yang berumur di atas 60 tahun.

"Jaga betul yang namanya kadar gula, kadar kolesterol, jangan makan gajih-gajihan (lemak)," ujar Jokowi saat bertemu dengan penerima bantuan BPJS Kesehatan di Blora, Jawa Tengah pada Selasa, 23 Januari 2024.

Selain mengingatkan tentang makanan berlemak, Jokowi juga menyarankan untuk mengurangi konsumsi minuman manis, seperti es teh manis. Meskipun es teh terasa enak, menurut Jokowi, hal itu tidak baik untuk kesehatan.

Dia menyarankan minumlah dengan kadar manis yang sedikit, atau bahkan tanpa gula.

"Jangan segelas gulanya sepuluh sendok biar manis. Apalagi untuk es teh, iya enak, tapi itu tidak baik untuk kesehatan kita," tambah Jokowi.

Presiden Joko Widodo juga mengingatkan agar masyarakat berhati-hati dalam konsumsi nasi karena tingginya kandungan glukosa.

"Hati-hati loh, nasi itu kadar gulanya tinggi. Saya dulu kalau makan nasinya segini (sepiring penuh) tapi sekarang sudah saya kurangi jadi seperempat nasinya. Yang dibanyakin sayurnya yang dibanyakin buahnya," katanya.

Selain mengonsumsi makanan sehat dalam jumlah cukup, Jokowi juga mengajak masyarakat pemilik BPJS Kesehatan untuk tidak melupakan pentingnya berolahraga.  

2 dari 3 halaman

Meski Punya BPJS Kesehatan, Jokowi Imbau Jaga Gaya Hidup Sehat agar Tidak Sakit

Dalam sambutannya, presiden yang akrab disapa Jokowi menyampaikan bahwa total masyarakat Indonesia yang memiliki kartu BPJS Kesehatan adalah 267 juta orang. Artinya, lebih dari 95 persen orang Indonesia sudah memiliki BPJS Kesehatan.

"Tidak ada di dunia ini, negara sebesar Indonesia yang masyarakatnya ke rumah sakit dan tidak dipungut biaya. Dari 267 juta tadi, 96 juta iurannya ditutup oleh anggaran APBN pemerintah," kata Jokowi mengutip YouTube Sekretariat Negara pada Selasa (23/1/2024).

Meski begitu, Jokowi melihat ada permasalahan di balik tingginya angka pemilik kartu BPJS Kesehatan.

"Sakit tidak dipungut biaya, tapi problemnya adalah, rumah sakitnya penuh. Puskesmasnya saya lihat di Grobogan, penuh. Kemarin saya lihat rumah sakit umum di Salatiga juga penuh sekali. Oleh sebab itu, yang penting kita sehat," katanya.

Dengan kata lain, alih-alih semua orang menggunakan BPJS Kesehatan karena sakit, Jokowi lebih mengimbau masyarakat agar tidak sakit dengan menerapkan gaya hidup sehat.

"Jangan senang sakit, mentang-mentang kita punya KIS (Kartu Indonesia Sehat) BPJS," ujarnya.

 

3 dari 3 halaman

Jokowi Ingatkan Rumah Sakit Bisa Penuh

Jika masyarakat tidak menerapkan gaya hidup sehat, Jokowi khawatir rumah sakit akan semakin penuh.

"Yang ke rumah sakit sekarang ini penuh sekali bahkan habis subuh sudah antre untuk mendapatkan nomor," katanya.

Jokowi tak memungkiri, saat ini masyarakat sudah sadar akan hidup sehat, tapi kebiasaan hidup sehat itu sebaiknya dilakukan sejak dini.

"Sekarang ini masyarakat sudah menyadari pentingnya kesehatan, tapi mestinya yang namanya sehat itu lebih baik kalau dimulai sejak dini. Masalah pola makan, pola olahraga dijaga betul agar badan kita sehat," pungkasnya.