Sukses

Cegah Stunting, Pemkab Sleman dan UGM Kembangkan Telur Ayam Bahagia

Telur ayam bahagia adalah telur yang dihasilkan dari ayam sehat. Ayam-ayam ini diternakkan atau dipelihara dengan memperhatikan kesejahteraan atau animal welfare sang ayam.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman dan Universitas Gadjah Mada (UGM) mengembangkan telur ayam bahagia untuk mencegah stunting.

Hal ini disampaikan Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Sleman, Wildan Solichin, Sabtu (20/1/2024).

Telur ayam bahagia adalah telur yang dihasilkan dari ayam sehat. Ayam-ayam ini diternakkan atau dipelihara dengan memperhatikan kesejahteraan atau animal welfare sang ayam.

Dalam pengembangan telur ayam bahagia, penggunaan antibiotika dan obat cenderung minim. Ayam juga diberikan nutrisi tambahan untuk meningkatkan kesehatan ayam dan nilai fungsionalitas telurnya.

Telur yang dihasilkan oleh ayam yang diperlakukan demikian terbukti memiliki kandungan nutrisi yang lebih baik, sehingga sangat sesuai untuk program pencegahan stunting.

Ayam bahagia penghasil telur bahagia hidup tanpa kungkungan, jadi bebas bergerak sehingga tidak stres. Karena merasa bahagia dan gizinya sangat baik, ayam mampu menghasilkan telur yang lebih baik pula.

Selama ini, telur ayam menjadi pilihan utama upaya meningkatkan status gizi dalam kerangka upaya pencegahan stunting. Telur relatif murah serta mudah diproduksi dan didapatkan.

Selain itu, alasan penting dipilihnya telur adalah karena nutrisi di dalamnya dapat diserap hingga 94 persen, jauh lebih tinggi dibanding bahan pangan lain.

2 dari 4 halaman

Keunggulan Telur Ayam Bahagia

Sebagaimana diketahui, stunting disebabkan kekurangan asupan gizi dalam jangka waktu lama.  Upaya mencegahnya dengan memberikan asupan gizi yang lebih baik kepada ibu hamil dan bayi di bawah dua tahun (baduta) yang terindikasi stunting.

Mereka perlu diberikan asupan gizi khususnya protein yang lebih tinggi dari kebutuhan gizi normal agar bisa mengejar kenaikan status gizinya.

Wildan pun menyampaikan keunggulan telur ayam bahagia yang sedang dikembangkan UGM. Menurutnya, uji kandungan gizi menunjukkan bahwa kandungan protein putih telur atau albuminnya 11 persen lebih tinggi dari telur biasa.

“Hal ini mengindikasikan bagian-bagian protein yang mengandung senyawa bioaktif semakin tinggi. Demikian pula kandungan kolesterol pada kuning telur 45 persen lebih rendah dibandingkan telur biasa,” kata Wildan dalam keterangan pers Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dikutip, Rabu (24/1/2024).

3 dari 4 halaman

Sudah Dimanfaatkan untuk Anak Stunting

Produk telur ayam bahagia yang dikembangkan Fakultas Peternakan (Fapet) UGM dan Pemkab Sleman ini telah dimanfaatkan. Khususnya untuk mengatasi kasus anak-anak stunting yang lahir dari ibu hamil dengan status kekurangan energi kronis (KEK).

Ibu hamil KEK yang diberikan asupan telur ayam bahagia dua butir per hari menunjukkan hasil 40 persen berhasil keluar dari status KEK dalam 90 hari. Selain itu, 62 persen bayi yang lahir terhindar dari risiko stunting.

Wildan berharap Telur Ayam Bahagia dapat lebih diangkat, ditingkatkan produksinya dan diperluas distribusinya bagi keluarga dan anak rawan stunting.

4 dari 4 halaman

Cegah Stunting dari Hulu dan Sedini Mungkin

Dalam keterangan yang sama, Inspektur Utama (Irtama) BKKBN, Ari Dwikora Tono menegaskan perlunya memerangi stunting.

Menurutnya, stunting mendapatkan perhatian serius dari BKKBN yang ditugaskan mengkoordinasi pengentasan stunting berbasis keluarga.

“Bukan hanya masalah kesehatan saja, namun (permasalahan stunting) ini merupakan ancaman bagi masa depan bangsa,” ucap Ari.

“Anak cucu kita yang akan memimpin bangsa ini ke depannya harus disehatkan sejak sekarang. Sejak remaja calon ibu dan calon bapak, dari sejak hamil, dan sejak anak-anak usia bawah dua tahun,” tambah Ari.

Menurutnya mencegah stunting lebih utama dan lebih mudah daripada mengentaskan yang sudah terlanjur stunting.

Senada dengan Irtama, Kepala Perwakilan BKKBN DIY, Andi Ritamariani, berpesan kepada para peserta bahwa terkait permasalahan stunting ada empat hal yang harus dipahami. Yakni, apa itu stunting, apa penyebabnya, apa akibatnya, dan bagaimana mencegahnya.

Ditekankan oleh Ritamariani bahwa strategi pencegahan yang tepat adalah mencegah dari hulu, atau mencegah sedini mungkin.