Liputan6.com, Jakarta Hari Gizi Nasional 2024 yang tepat diperingati setiap 25 Januari jadi momen tepat untuk kembali menyegarkan ingatan tentang asupang gizi yang sehat. Terlebih, asupan gizi yang perlu masuk adalah unsur protein hewani untuk mencegah stunting, selaras dengan tema Hari Gizi Nasional 2024 'MP-ASI Kaya Akan Protein Hewani Cegah Stunting'.
Gimana sih biar anak suka makan makanan sehat? Cara agar anak suka makan makanan sehat berasal dari keluarga. Ayah dan ibu bisa mengajarkan kepada si Kecil untuk mulai menyukai makan makanan sehat.
Baca Juga
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan orangtua agar anak menjadi sosok yang suka makanan sehat. Berikut diantaranya:
Advertisement
1. Orangtua Beri Contoh
Mengajarkan sesuatu ke anak bukan seperti guru yang mengajar kepada murid-muridnya. Maka cara yang baik adalah dengan memberi contoh karena anak adalah peniru ulung seperti disampaikan dokter spesialis gizi klinik Juwalita Surapsari.
"Kalau anak mau makan sehat ya orangtua juga makan sehat. Impossible anak makan sehat tapi orangtuanya enggak," kata Juwalita dalam peringatan Hari Gizi Nasional bersama Sarihusada bertajuk Pentingnya Cek Nutrisi untuk Dukung Tumbuh Kembang Maksimal Anak di Jakarta Pusat pada Kamis, 25 Januari 2024.Â
2. Makan Bersama Anak
Biasakan makan bersama anak, sehingga anak juga ikut melihat apa yang ayah dan ibu makan. Terlebih bagi anak yang sudah di atas 1 tahun sudah bisa makan makanan keluarga.
"Kalau saya di rumah pasti makan pagi dan malam bareng. Selalu bareng," kata Juwalita memberi contoh.
3. Beri Edukasi Sesuai dengan Kemampuan Anak
Menyampaikan manfaat makan sehat kepada anak bisa dengan beragam cara. Sesuaikan dengan kemampuan si Kecil. Misalnya ada tayangan video di internet atau TV yang bisa 'diisi' dengan pesan bahwa dengan memilih makanan sehat itu punya manfaat baik lho.
Dan, Juwalita mengingatkan bahwa mengajarkan anak makan sehat adalah suatu perjalanan panjang. "Enggak semua anak umur tiga tahun pintar makan brokoli. Kalau sudah mengajarkan dari kecil, bisa saja nanti pas umur 6 anak lebih pintar makan sayur," tutur wanita lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini.
Â
Advertisement
4. Jangan Labeli Anak
"Cegah pelabelan apalagi disebutkan 'Kan dia memang dari kecil enggak suka makan bayam ya jadi gitu deh zat besi kurang'. Jangan. Itu adalah pelabelan untuk anak," kata Juwalita.
Daripada membicarakan hal itu, lebih baik ayah atau ibu berpikir untuk membuat olahan yang memasukkan unsur makanan yang tidak disukai misalnya ati ayam menjadi olahan yang menarik. Lalu, putar menu tersebut setiap 1-2 minggu sekali.
"Kalau masih menolak, tawarkan lagi dua minggu lagi, karena enggak selalu dia nolak," kata Juwalita menyemangati orangtua.
Â
5. Mindfull Eating atau Makan Berkesadaran
Penelitian membuktikan bahwa mindfull eating atau makan berkesadaran bisa membantu mengatasi masalah gangguan makan ataupun picky eater.
"Dan, memang di Indonesia itu perilaku mindfull eating masih rendah ya," kata Medical & Scientific Affairs Director Sarihusada, Ray Wagiu Basrowi.
Saat melatih anak belajar mindfull eating, orangtua biasanya menghadapi periode struggling atau perjuangan anak melakukan aksi Gerakan Tutup Mulut (GTM). Untuk membantu memenuhi nutrisi bisa dibantu dengan memberikan susu pertumbuhan.
"Untuk menjaga kelengkapan status nutrisi, bisa diberikan susu pertumbuhan. Sehingga si Kecil bisa mendapatkan asupan untuk memastikan mendapatkan gizi yang baik," kata Ray di kesempatan yang sama
Advertisement