Sukses

Kemenkes Perluas Imunisasi PCV dan Rotavirus ke Seluruh Indonesia, Cegah 2 Penyebab Kematian Anak

Imunisasi PCV dan Rotavirus Diperluas untuk Cegah Pneunomia dan Diare

Liputan6.com, Jakarta - Perluasan imunisasi PCV dan Rotavirus telah menjadi langkah penting dalam upaya pencegahan penyakit pneumonia dan diare, yang merupakan dua dari lima penyebab utama kematian balita di Indonesia.

Menurut Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes RI, dr Maxi Rein Rondonuwu D.H.S.M MARS, imunisasi PCV telah diberlakukan sejak 2016 hingga 2021, mencakup seluruh kabupaten/kota di Bangka Belitung dan Nusa Tenggara Barat (NTB), serta beberapa kabupaten/kota di Jawa Barat dan Jawa Timur.

Lebih lanjut Maxi mengatakan bahwa cakupan imunisasi PCV diperluas secara nasional pada 2022, diberikan dua kali pada anak berumur nol s.d 11 bulan dan sekali pada usia 12 hingga 24 bulan. Sementara itu, imunisasi Rotavirus (RV) direkomendasikan tiga kali pada bayi usia 2, 3, dan 4 bulan, untuk memberikan perlindungan yang merata dan tinggi.

Imunisasi RV telah dilakukan sejak tahun 2022, awalnya mencakup 21 kabupaten/kota di 17 provinsi, yaitu:

  1. Sumatera Selatan
  2. Bangka Belitung
  3. Sumatera Utara
  4. Jawa Barat
  5. Jawa Tengah
  6. Jawa Timur
  7. Bali
  8. Nusa Tenggara Barat (NTB)
  9. Nusa Tenggara Timur (NTT)
  10. Kalimantan Timur
  11. Sulawesi Selatan
  12. Sulawesi Utara
  13. Gorontalo
  14. Maluku
  15. Maluku Utara
  16. Papua, dan
  17. Papua Barat.

Namun, untuk meningkatkan efektivitas pencegahan kesakitan dan kematian akibat diare, Kementerian Kesehatan memperluas program imunisasi RV ke seluruh Indonesia sejak tahun 2023.

"Introduksi imunisasi Rotavirus memang sudah dilakukan sejak 2022. Namun, kita lakukan pencanangan dan perluasan secara nasional," kata Dirjen Maxi seperti dikutip dari Sehat Negeriku pada Jumat, 9 Februari 2024.

2 dari 3 halaman

Kemenkes RI Tambah 3 Jenis Vaksin

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) terus berupaya meningkatkan layanan kesehatan di tingkat dasar untuk melindungi masyarakat dari penyakit. Salah satu langkah utama dalam usaha ini adalah menambah jenis vaksin dalam program imunisasi anak, dari 11 menjadi 14.

Dalam perluasan ini, ditambahkan tiga jenis vaksin baru, yaitu Human Papillomavirus Vaccine (HPV) untuk mencegah kanker, Pneumococcal Conjugate Vaccine (PCV) untuk mencegah pneumonia, dan Rotavirus Vaccine (RV) untuk mencegah diare. Selain itu, Kemenkes RI juga memberikan imunisasi polio suntik dosis kedua atau IPV2 untuk meningkatkan perlindungan dari polio.

Dengan penambahan ini, imunisasi rutin anak akan meliputi 14 jenis vaksin, termasuk di antaranya BCG untuk tuberkulosis (TB), DPT-Hib untuk difteri, tetanus, pertusis, hepatitis B, dan Haemophilus influenzae tipe b.

Selain dapat mencegah kanker serviks, imunisasi HPV juga memberikan perlindungan dari penyakit kanker lainnya. Sedangkan imunisasi PCV dan RV bertujuan untuk melawan pneumonia dan diare, dua dari lima penyebab utama kematian balita di Indonesia yang dapat dicegah dengan imunisasi.

Perlindungan dari polio juga diperkuat dengan pemberian IPV2, yang merupakan bagian dari langkah-langkah dalam meningkatkan imunisasi rutin polio menjadi enam dosis. Jadwal imunisasi polio lengkap meliputi imunisasi polio tetes (OPV) pada usia 1, 2, 3, dan 4 bulan, serta pemberian polio suntik (IPV) pada usia 4 bulan dan 9 bulan.

Semua upaya ini bertujuan untuk meningkatkan perlindungan kesehatan anak-anak Indonesia dan mengurangi angka kesakitan serta kematian akibat penyakit yang dapat dicegah melalui imunisasi.

 

3 dari 3 halaman

Jaga Anak dari Kanker Serviks

Kanker serviks bisa dicegah dengan imunisasi HPV. Menurut data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), lebih dari 103 juta perempuan di Indonesia berumur 15 tahun ke atas berisiko terkena penyakit kanker leher rahim.

Setiap tahun, kira-kira 36 ribu perempuan didiagnosis menderita kanker serviks, dan sebanyak 70 persennya sudah dalam stadium lanjut. Angka kematian akibat kanker serviks mencapai sekitar 21.000 pada tahun 2020.

Data dari Globocan tahun 2021 menunjukkan adanya 36.633 kasus kanker serviks di Indonesia, dengan angka kematian yang semakin meningkat. Perluasan imunisasi HPV diperlukan untuk menjaga kesehatan anak perempuan Indonesia di masa depan.

"Vaksin HPV akan diberikan gratis dan sangat penting untuk melindungi anak perempuan dari kanker serviks. Kematian akibat kanker ini mencapai 50 persen karena diagnosis terlambat," kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes RI, dr Maxi Rein Rondonuwu D.H.S.M MARS seperti dikutip dari Sehat Negeriku pada Jumat, 9 Februari 2024.

Menurut Maxi, imunisasi adalah cara yang ekonomis untuk mencegahnya. Biaya pengobatan kanker serviks sangat tinggi. "Sampaikan kepada masyarakat, terutama yang memiliki anak perempuan usia 11 dan 12 tahun untuk memanfaatkan program pemerintah ini," tambahnya.