Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) terus meningkatkan upaya dalam mempromosikan deteksi dini segala jenis kanker. Menkes Budi Gunadi Sadikin menyatakan bahwa langkah pertama yang telah diambil adalah menyediakan fasilitas kesehatan (faskes) yang dilengkapi dengan peralatan modern di puskesmas dan rumah sakit.
Sebagai contoh, sejak tahun 2022, pemerintah telah memasang alat USG di 10 ribu puskesmas guna mendukung penanganan kanker payudara. Selanjutnya, pemerintah juga berupaya mengurangi kasus kanker serviks dengan memberikan imunisasi HPV dan melakukan tes HPV DNA. Demikian juga, untuk penanganan kanker paru-paru, CT-Scan telah dipasang di 514 rumah sakit di 514 kabupaten/kota.
Baca Juga
Untuk kanker usus besar, yang merupakan penyebab kematian kedua tertinggi pada laki-laki, pemerintah akan menyediakan alat kolonoskopi di 514 rumah sakit di 514 kabupaten/kota. Menkes berharap bahwa pemenuhan peralatan kesehatan tersebut dapat dioptimalkan untuk meningkatkan deteksi dini serta penanganan kanker secara tepat dan cepat.
Advertisement
"Kanker kolorektal kita bagi alat kolonoskopi segala macam di 514 kabupaten/kota. Cuma kita masih memastikan semua pria (berusia) 50 tahun (mau) dikolonoskopi... Diendoksopi... Dan setiap lima tahun diulang," kata Menkes Budi di depan para pejuang kanker (survivor cancer) yang menghadiri Art Exhibition bertajuk Close the Care Gap bersama MSD dan Yayasan Kanker Indonesia pada Minggu, 4 Februari 2024.
Sayangnya, menurut Menkes Budi, para pria tidak ubahnya seperti kaum wanita yang takut menerima kenyataan seandainya didiagnosis dengan kanker. "Jangankan masyarakat, menteri-menteri aja takut diperiksa. Ambil darah aja takut. Takut menerima kenyataan," kata Menkes Budi Gunadi Sadikin.Â
Lebih lanjut dia menyatakan,"Itu budaya yang membuat kanker itu banyak yang menderita.... Orang meninggal."
Oleh sebab itu, Budi meminta bantuan para survivor cancer untuk mendorong yang lain agar mau melakukan tes dan deteksi dini. "Deteksi dini jangan takut. Kalau takut, mati," ujarnya.
Deteksi Dini Nyawa Selamat, Ketahuannya Telat 90 Persen Wafat
Menkes Budi Gunadi Sadikin kembali menekankan bahwa peluang kesembuhan dari penyakit kanker sangat tinggi, mencapai 90 persen jika kanker dideteksi sejak stadium awal. Deteksi dini merupakan hal yang paling penting, karena jika kanker diketahui secara cepat, peluang kesembuhannya mencapai 90 persen. Namun, Kalau ketahuannya terlambat 90 persen wafat.
Meskipun demikian, Menkes Budi Gunadi menyayangkan kesadaran masyarakat untuk melakukan deteksi dini kanker masih rendah, yang disebabkan oleh ketakutan akan diagnosis dan penanganan kanker.
Hal ini menyebabkan mayoritas pasien kanker yang datang ke fasilitas kesehatan telah berada dalam stadium lanjut, sehingga angka harapan hidupnya semakin rendah. Misalnya, untuk kanker payudara, sekitar 70 persen kasus baru diketahui terlambat.
Â
Advertisement
Cerita Menkes yang Orang Tua dan Mertuanya Meninggal karena Kanker
Budi Gunadi Sadikin juga menyampaikan bahwa dia memiliki risiko genetik tinggi terhadap kanker. Dia berbagi kisah keluarganya yang tragis karena penyakit kanker, ketika ibu dan ibu mertuanya meninggal dunia akibat kanker paru-paru dan kanker payudara. Bahkan, ayah mertuanya juga meninggal karena kanker prostat.
Karena pengalaman pribadinya ini, Menkes Budi Sadikin mendorong masyarakat untuk mengadopsi gaya hidup sehat dan tidak takut melakukan deteksi dini kanker.
"Itu sebabnya kenapa saya bilang kanker itu dekat di hati. Jadi, saya tahu juga, genetically saya high risk individu," katanya. Orang nomor satu di Kementerian Kesehatan RI ini pun mendorong masyarakat mengadopsi gaya hidup sehat dan tidak takut deteksi dini kanker.
Lebih lanjut Menes Budi menjelaskan bahwa kanker, menurut penelitian yang dipelajarinya, harus dideteksi dini. Dengan teknologi saat ini, tingkat kesembuhan kanker saat terdeteksi dini sangat tinggi, yang berarti penderitaannya bisa dihindari.
Namun, jika kanker terdeteksi terlambat, risiko kematian tinggi dan penderitaannya pun bertambah. Oleh karena itu, dia mengajak semua orang untuk mempromosikan kesadaran deteksi dini kanker di masyarakat.
Â
Dalam acara tersebut, Menkes Budi berbicara kepada para pejuang kanker yang hadir, menekankan pentingnya deteksi dini. Salah satu tantangan besar dalam memerangi kanker adalah kesenjangan dalam pemahaman dan penanganannya.
Beberapa kesenjangan yang sering terjadi adalah kurangnya informasi yang benar tentang kanker, keterlambatan dalam penanganan, dan penolakan pengobatan kanker oleh pasien atau keluarganya.