Liputan6.com, Jakarta - Berbagai masalah mental dapat dihadapi oleh setiap orang yang mengalami kekalahan dalam Pemilihan Umum atau Pemilu 2024. Masalah mental ini dapat diawali dengan stres kemudian cemas, depresi, hingga gangguan psikosis.
Menurut dokter spesialis kedokteran jiwa RS Pondok Indah (RSPI) - Pondok Indah, Ashwin Kandouw, semua masalah mental ini bisa terjadi tergantung pada persepsi seseorang terhadap sebuah kekalahan.
Baca Juga
"Semua ini bisa terjadi tergantung dari bagaimana orang tersebut mempunyai persepsi terhadap kekalahannya, kesiapannya menghadapi kekalahannya, ketangguhan mentalnya untuk bisa menerima kekalahan," kata Ashwin dalam wawancara daring pada Selasa, 13 Februari 2024.
Advertisement
Kesiapan ini sangat bervariasi, bisa saja calon presiden yang kalah tidak merasa stres saat menghadapi kekalahan. Namun, sebaliknya pendukungnya malah merasa lebih stres atas kekalahan tersebut.
"Jadi faktornya banyak, tergantung dia menyikapi dan bagaimana kesiapan mentalnya juga. Makanya ada baiknya untuk semua orang untuk menyiapkan diri atas kemungkinan menang maupun kalah," katanya.
Ashwin menyarankan untuk setiap orang agar berpikir dan meyakini bahwa kekalahan bukanlah akhir dari segalanya. "Jangan ditaruh di tatanan seakan-akan hidup mati kita ada di situ, enggak perlu sampai begitu. Ini hanya soal memilih pemimpin untuk lima tahun ke depan. Saya bukan meremehkan juga, tapi bukan artinya masalah hidup mati kita tergantung dari Pemilu ini," ujarnya.
Sehingga cara mengatasinya adalah siap menang tapi siap juga menghadapi kekalahan.
Bangun Kesiapan Mental
Ashwin menggarisbawahi bahwa kesiapan mental itu penting. Sementara, kesiapan mental setiap orang tidak dapat diukur.
“Kita sendiri yang harus membangun itu, bahwa ini adalah Pemilu, enggak mungkin semuanya menang. Berarti ada yang menang ada yang kalah, kalau menang ya amanah, tapi kalau kalah jangan seakan-akan dunia ini runtuh, semuanya hancur berantakan, enggak perlu begitu kan.”
Tingkat kesiapan mental setiap orang yang berbeda ini menjadi alasan mengapa masalah mental yang dirasakan berbeda pula.
Advertisement
Masalah Mental Pasca Pemilu 2024 Tak Boleh Dibiarkan Berlarut
Masalah mental yang terjadi pasca Pemilu 2024 tak boleh dibiarkan berlarut-larut menjadi semakin parah. Pasalnya, masalah mental seperti stres dapat memengaruhi kondisi kesehatan lain yang sudah diidap atau komorbid.
“Sekarang stres itu semakin diyakini punya peran yang besar terhadap komorbid, jantung, stroke, gangguan pembuluh darah. Stres sekarang dianggap sebagai suatu faktor yang sangat menentukan, sangat besar pengaruhnya, sangat penting,” kata Ashwin.
Salah satu yang sering terjadi adalah pengaruh stres terhadap lambung, lanjutnya. Ketika stres meningkat, maka asam lambungnya pun ikut meningkat.
“Kemudian, stres terkait juga dengan gangguan metabolik seperti diabetes, ada pengaruh yang cukup besar.”
Stres dan Komorbid Punya Kaitan Kuat
Mengingat kondisi stres dapat memengaruhi kondisi komorbid lain, maka Ashwin berharap agar Pemilu 2024 dapat berjalan dengan bahagia.
Setiap calon dan pendukung perlu menerima menang atau kalah sehingga tidak terlalu banyak stres dan terhindar dari rumah sakit akibat komorbidnya kambuh.
“Memang itu (stres dan komorbid) ada kaitan yang sangat kuat,” katanya.
Advertisement