Sukses

Cerita Dinkes DKI Gagas Layanan Pengantaran Obat ARV untuk ODHIV, Dulang Apresiasi

Pandemi COVID-19 melatarbelakangi Dinkes DKI Jakarta untuk menginisiasi layanan pengantaran obat ARV - Jak-Anter.

Liputan6.com, Jakarta - Pandemi COVID-19 membuat Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta memutar otak agar orang dengan HIV (ODHIV) tetap bisa mengonsumsi obat antiretroviral (ARV) secara rutin.

Seperti diketahui, di masa pandemi masyarakat dianjurkan untuk tetap di rumah untuk mencegah penularan. Terutama kelompok rentan seperti ODHIV yang lebih mudah terserang penyakit.

Hal ini melatarbelakangi Dinkes DKI untuk menginisiasi layanan pengantaran obat ARV - Jak-Anter. Tujuannya memastikan keberlanjutan pengobatan ARV bagi ODHIV selama pandemi COVID-19.

Jak-Anter diinisiasi sejak April 2020 sebagai respons tanggap darurat COVID-19 melalui proyek LINKAGES EpiC dengan dukungan dari USAID.

Kini, melalui kerja sama dengan Good Doctor dari sektor swasta, layanan tersebut dihadirkan dalam platform digital yang dapat diakses dengan mudah pada aplikasi Grab Health. Dalam waktu yang singkat, layanan ini telah memperluas faskes mitranya sehingga dapat menjangkau lebih banyak lagi klien ODHIV di DKI Jakarta.

Integrasi layanan Jak-Anter dengan aplikasi tersebut diaktivasi pada April 2023. Integrasi ini merupakan inovasi pelayanan klien HIV-AIDS dengan menyediakan telekonsultasi dengan dokter puskesmas dan langsung berlanjut ke pengantaran ARV.

Setelah berkonsultasi dengan dokter melalui aplikasi, resep elektronik akan terkirim ke bagian farmasi fasilitas kesehatan dan sistem akan mengaktifkan layanan kurir untuk pengantaran obat ARV ke alamat tujuan. Layanan Jak-Anter yang terintegrasi dengan aplikasi memudahkan proses konsultasi rutin, pemesanan dan pengantaran obat oleh klien ODHIV dan petugas kesehatan.

2 dari 4 halaman

Libatkan Lebih Banyak Fasilitas Kesehatan

Pada awal kemitraan, Dinas Kesehatan DKI Jakarta menunjuk 11 puskesmas dan satu klinik swasta untuk terlibat dalam fase uji coba Jak-Anter melalui aplikasi.

Kini, fasilitas kesehatan yang terlibat dalam layanan ini bertambah menjadi lebih dari 40 layanan puskesmas di DKI Jakarta. Bahkan, saat ini Jak-Anter sedang dalam proses perluasan ke berbagai rumah sakit yang melayani ODHIV.

Dengan demikian, semakin banyak fasilitas kesehatan yang mengikuti layanan Jak-Anter akan semakin banyak klien HIV-AIDS di DKI Jakarta yang merasakan manfaat layanan ini.

3 dari 4 halaman

Dapat Apresiasi Internasional

Hasil kerja sama instansi pemerintah dan sektor swasta ini juga mendapat sambutan positif dari perwakilan negara-negara lain dalam konferensi dunia Fast Track Cities 2023 di Amsterdam, Belanda.

Hal ini disampaikan Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi Kesehatan Daerah, Dinas Kesehatan DKI Jakarta, dr. Verry Adrian, M.Epid.

“Dalam Fast Track Cities 2023 di Amsterdam, saya memaparkan layanan Jak-Anter sebagai upaya Jakarta dalam mengendalikan HIV melalui kolaborasi dengan sektor swasta untuk mendukung pengobatan HIV berbasis rumah,” jelas Verry dalam keterangan pers dikutip Jumat (23/2/2024).

“Dengan layanan Jak-Anter, diharapkan tidak seorangpun klien HIV-AIDS di DKI Jakarta yang tertinggal dalam memperoleh layanan kesehatan,” tambahnya.

Layanan Jak-Anter memperoleh apresiasi dari berbagai negara peserta konferensi. Dalam forum ini pihak Verry membagikan praktik baik kerja sama pemerintah dan sektor swasta sebagai salah satu upaya untuk memastikan bahwa inovasi yang digagas berjalan dengan lancar.

4 dari 4 halaman

Bantu ODHIV Akses Layanan Tanpa Harus Keluar Rumah

Dalam keterangan yang sama, Direktur Kantor Kesehatan USAID Indonesia, Enilda Martin mengatakan bahwa perluasan layanan Jak-Anter ke sebagian besar puskesmas di DKI Jakarta memberikan kemudahan bagi klien ODHIV. Terutama untuk mengakses layanan kesehatan yang cepat dan efisien tanpa harus keluar rumah.

Integrasi layanan dengan aplikasi telah memberikan kontribusi signifikan terhadap kemajuan teknologi layanan kesehatan di Indonesia dan memberikan manfaat penting bagi pasien, kata Elinda.

Sementara, Project Director EpiC Indonesia, Erlian Aditya mengatakan, meskipun jumlah pasien yang menggunakan belum banyak dan promosinya perlu lebih digencarkan, Jak-Anter menyediakan pilihan yang client-centred.

“Agar ODHIV terus dapat mengakses ARV dimanapun dia berada dan membantu tenaga kesehatan mensistematiskan proses pengantaran ARV ke rumah pasien.”

VP of Medical Operations PT Good Doctor Technology, dr. Ega Bonar Bastari mengatakan, “Kami senang sekaligus bangga karena di satu sisi semakin banyak fasilitas kesehatan yang terlibat dalam layanan Jak-Anter dan di sisi lain apresiasi dunia internasional terhadap layanan ini.”

“Pencapaian ini memperkuat keyakinan kami bahwa telemedisin dapat mengatasi hambatan dalam pengelolaan HIV-AIDS yang membutuhkan terapi ARV seumur hidup,” ucap Ega.