Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) telah melakukan transformasi kesehatan sejak tahun 2021 melalui enam pilar transformasi kesehatan. Salah satu capaian dari transformasi tersebut adalah penemuan kasus tuberkulosis (TB).
Transformasi ini didukung oleh upaya transformasi organisasi dan budaya kerja yang dilakukan oleh Internal Transformation Office sejak awal 2022. Tujuan utama dari Internal Transformation Office adalah untuk mengubah budaya kerja agar transformasi kesehatan dapat dilakukan secara berkelanjutan.
Baca Juga
Transformasi organisasi dan budaya kerja ini terus dilakukan Kemenkes pada 2024, dengan mencanangkan periode akselerasi transformasi internal melalui sembilan program akselerasi. Salah satu dari sembilan program tersebut adalah program perubahan budaya kerja dan rebranding identitas Kemenkes yang diluncurkan di halaman kantor Kementerian Kesehatan pada Senin, 19 Februari 2024.
Advertisement
Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, menyampaikan bahwa transformasi organisasi dan budaya kerja merupakan bagian dari transformasi kesehatan, yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas insan Kemenkes. Menurutnya, perubahan budaya kerja sangat penting untuk mendukung pelaksanaan transformasi kesehatan.
"Untuk bisa mengubah kualitas seseeorang mesti dibangun sistem budaya yang hebat dan canggih, yang tangguh. Tidak mungkin cita-cita kita dapat tercapai, Indonesia bisa maju, Indonesia sehat, kalau orang-orang Kemenkes-nya enggak hebat," ujarnya dikutip dari Sehat Negeriku pada Sabtu, 24 Februari 2024.
Menkes Budi menjelaskan bahwa perubahan budaya kerja membutuhkan waktu yang lama dan tidak mudah dilakukan. Upaya untuk mengajarkan budaya baru harus mencakup lebih dari sekadar informasi, tapi juga harus menumbuhkan keinginan dan semangat dalam diri insan Kemenkes.
Â
Perubahan Budaya Kerja Butuh Waktu yang Lama
Selain itu, budaya kerja yang baik juga harus dicontohkan oleh atasan dalam kehidupan sehari-hari. Ia, menyatakan,"Sama seperti kita sebagai orang tua mencontohkan kepada anak-anak kita dalam kehidupan sehari-hari. Jadi, gurunya adalah orang tua atau atasannya."
Menkes Budi juga menyoroti pentingnya ritual dalam membangun budaya kerja yang efektif. Ia menekankan pentingnya ritual dalam pertemuan dan komunikasi di Kemenkes untuk membangun budaya yang diinginkan.
Selain itu, ia juga menyatakan bahwa logo baru Kemenkes yang mengusung konsep yang lebih modern merupakan bagian dari upaya untuk menyatukan identitas seluruh insan Kemenkes.
Sekretaris Jenderal (Sekjen)Â Kemenkes RI, Kunta Wibawa menambahkan bahwa peluncuran gerakan perubahan budaya kerja dan rebranding identitas Kemenkes bertujuan untuk mendorong terciptanya budaya kerja yang lebih efektif, efisien, inovatif, kolaboratif, dan berorientasi pelayanan. Reformasi birokrasi di Kemenkes, termasuk melalui transformasi organisasi dan budaya kerja, bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
Advertisement