Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) mendukung upaya percepatan eliminasi kanker serviks (leher rahim) melalui Rencana Aksi Nasional (RAN) yang dicanangkan tahun lalu. RAN tersebut berfokus pada pemberian layanan yang mencakup skrining, vaksinasi HPV, dan tata laksana bagi pasien pra-kanker.
Data menunjukkan bahwa kanker telah menjadi penyebab kematian utama, baik di tingkat nasional maupun global. Indonesia menempati peringkat tinggi untuk angka kasus baru dan kematian akibat kanker leher rahim. Ketua Tim Kerja Penyakit Kanker dan Kelainan Darah PTM Kemenkes RI, dr Sandra, mengungkapkan bahwa WHO telah meluncurkan Strategi Global untuk Eliminasi Kanker Serviks, dengan target eliminasi kanker pada tahun 2030.
Baca Juga
Lebih lanjut dijelaskannya bahwa strategi global ini memuat target 90-70-90 yang artinya:
Advertisement
- 90 persen anak perempuan di bawah umur 15 tahun harus menerima vaksinasi HPV guna mencegah terjadinya infeksi
- 70 persen perempuan usia 35 s.d 45 harus diskrining menggunakan tes performa tinggi
- 90 persen perempuan dengan lesi pra kanker mendapatkan tata laksana sesuai standar
Dalam mendukung akselerasi eliminasi global, Indonesia telah merancang RAN yang lebih canggih dari yang direkomendasikan WHO. Menurut Sandra, RAN ini terdiri dari empat pilar, yang mencakup layanan, edukasi, pendorong kemajuan, dan pengelolaan.
Kemenkes telah menetapkan target untuk vaksinasi, skrining, dan tata laksana dalam dua fase, dengan harapan mencapai cakupan imunisasi dan skrining yang optimal, seperti dikutip dari Sehat Negeriku pada Sabtu, 24 Februari 2024.
Â
Skrining Menggunakan Tes DNA HPV
Skrining menggunakan tes DNA HPV sebagai metode utama untuk mendeteksi perubahan sel pada leher rahim. Tes DNA HPV dilakukan bersamaan dengan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) untuk mendeteksi lesi pra-kanker. Pasien yang ditemukan memiliki kasus abnormal dapat segera mendapatkan tindakan pengobatan yang tepat waktu.
Selain itu, keikutsertaan masyarakat dalam program vaksinasi dan skrining sangat penting. Shanty Eka, seorang penyintas kanker serviks, menyampaikan pengalamannya dalam menghadapi penyakit tersebut dan menyatakan harapannya agar semua perempuan Indonesia mendapatkan vaksinasi untuk mencegah kanker serviks. Dengan adanya program eliminasi kanker leher rahim, diharapkan dapat mengurangi dampak buruk penyakit ini di Indonesia.
Advertisement