Sukses

Catat, 3 Hal yang Harus Dihindari Saat Menyiapkan Bekal Makanan Anak

Bekal makanan anak merupakan salah satu cara menghindari anak mengonsumsi pangan tidak sehat saat di sekolah. Namun, beberapa komposisi menu bekal ternyata juga dapat menjadi ancaman kesehatan.

Liputan6.com, Jakarta - Membuat bekal yang sehat dan bergizi seimbang untuk anak merupakan salah satu cara terbaik untuk memastikan mereka mendapatkan nutrisi yang optimal. Bekal dengan gizi seimbang akan membantu anak-anak fokus belajar, meningkatkan energi, dan menjaga kesehatan secara keseluruhan.

Sayangnya, tak semua orangtua tahu bekal yang sehat untuk anak. Nah ahli gizi Rita Ramayulis memaparkan hal-hal yang sebaiknya dihindari saat membuatkan bekal anak ke sekolah. 

1. Makanan Tinggi Gula

Rita mengingatkan ayah atau ibu untuk menghindari membuatkan bekal sekolah yang tinggi gula. Contoh makanan yang tinggi akan gula adalah makanan yang mengandung karbohidrat sederhana, seperti roti, sereal, kue atau makanan lainnya yang banyak mengandung tepung. Selain itu, gula juga bisa datang dari kombinasi minuman yang biasa diberikan bersamaan dengan bekal makanan.

"Ada juga tuh yang lain kadang-kadang, udah nasi lauk pauk ditambah dengan minuman coklat yang gulanya sangat tinggi, atau teh manis yang gula nya juga sangat tinggi gitu," ucap Rita dalam Siaran Sehat Kementerian Kesehatan Republik Indonesia ditulis Selasa (27/2/2024).

Rita juga menjelaskan bahwa minuman kemasan tersebut terkadang tidak mengandung gizi yang baik untuk tumbuh kembang anak dan hanya mengandung gula.

Makanan dan minuman yang mengandung gula dapat menyebabkan fluktuasi mood serta energi yang tidak stabil pada anak.

Saran:

Lebih baik bagi anak untuk mendapatkan asupan gula yang dibutuhkan oleh tubuh dari sumber-sumber alami dalam makanan seperti dari buah dan sayur.

2 dari 4 halaman

2. Makanan Tinggi Garam

Salah satu aspek penting dalam menyiapkan bekal anak adalah memperhatikan kandungan garamnya. Konsumsi garam berlebihan pada anak dapat meningkatkan risiko hipertensi, obesitas, dan penyakit kronis lainnya di kemudian hari. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memilih dan mengolah makanan dengan bijak, serta menghindari makanan tinggi garam saat menyiapkan bekal anak.

Salah satu contoh bekal sederhana yang banyak mengandung garam adalah mie instan.

"Mi instan ini enggak kita sarankan. Pertama, mie itu tinggi banget garam nya. Tinggi banget natrium nya, tapi rendah serat, rendah vitamin dan rendah mineral," jelas Rita.

Lalu, Rita juga kerap melihat orangtua membuatkan bekal anak mi instan dengan nasi. Sudah tinggi garam, tinggi karbohidrat yang bisa bikin anak ngantuk di sekolah. 

"Mie itu tinggi karbohidratnya bertemu dengan nasi yang sama-sama tinggi karbohidratnya. Khawatirnya saya kalau ini bekalnya nanti putra-putri Ibu ngantuk gitu habis makan ini. Enggak bisa belajar karena sudah ngantuk duluan," tambah Rita

 

3 dari 4 halaman

3. Makanan Tinggi Lemak

Selanjutnya adalah penting untuk menghindari makanan tinggi lemak pada bekal anak. 

Lemak memang merupakan salah satu makronutrien yang penting bagi tubuh, namun konsumsi berlebihan dapat membawa dampak negatif bagi kesehatan anak.

Terlalu banyak lemak dapat menyebabkan obesitas, meningkatkan risiko penyakit jantung, dan mengganggu perkembangan otak dan saraf.

"Paling sering saya temukan dan seharusnya tidak terjadi gitu ya yang pertama itu adalah sosis panggang. Sosis itu daging olahan yang prosesnya panjang sekali jadi artinya dia betul sumber protein tapi lemaknya sangat tinggi dan lemaknya juga sudah transfat jadi enggak bagus ini menjadi makanan bekal," jelas Rita.

Selain dari komposisi lemak pada makanan, Ibu juga harus memperhatikan cara pengolahan yang dapat menambah komposisi lemak tersebut. Salah satunya adalah makanan yang diolah dengan cara digoreng. 

Saran:

Rita menyarankan untuk memvariasi cara pengolahan makanan agar terhindar dari segala macam penyakit akibat minyak atau lemak.

 

4 dari 4 halaman

Bagaimana Cara Mensiasati Anak yang Tidak Suka Bekal Sehat?

Bila anak tak suka dibawakan bekal sehat dengan gizi seimbang, Rita menyarankan untuk mengomunikasikan hal tersebut dengan si Kecil.

Ibu dapat mendiskusikan hal ini dengan anak, memberikan pengertian kepada mereka mengenai pilihan makanan yang sehat untuk anak. Jangan memaksakan apapun pada anak, usahakan hasil dari diskusi tersebut merupakan hal yang disetujui oleh ibu dan juga anak. Sehingga, mereka akan mendapatkan rasa tanggung jawab untuk menghabiskan makanan yang telah mereka sepakati sebelumnya.

"Tapi kalau seandainya anak itu masih di bawah usia misalnya prasekolah tentu belum bisa diajak komunikasi. Nah itu tanggung jawab kita bagaimana kita memberikan secara beragam itu makanan bekalnya, enggak boleh sama dari hari ke hari," jelas Rita.

Cara ini dapat ibu lakukan dengan memasukkan makanan kesukaan anak pada bekal namun ditambah dengan makanan yang akan kita kenalkan pada anak. Hal ini bertujuan agar anak dapat mencoba rasa baru namun masih dalam zona nyaman si kecil.

Ibu juga bisa berkomunikasi dengan pihak sekolah atau guru untuk ikut andil dalam menjelaskan serta menanamkan arti makanan sehat pada anak sehingga semua lingkungan anak memang mendukung pengadaan bekal sehat untuk anak.

Video Terkini