Liputan6.com, Jakarta - Pada Jumat, 1 Maret 2024, saya menjadi pembicara pada Pra Raker Kesehatran Daerah DKI Jakarta, yang setelah ibu kota pindah mungkin akan berganti nama menjadi Daerah Khusus Jakarta. Saya sampaikan 3 hal, tentang 'Global City', 'Health City', dan 'Mega City'. Pertama, Jakarta sekarang sedang berproses menuju kota global atau global city. Dari data 'Global Cities Report 2023', Jakarta menduduki urutan 74 dari lebih 150 kota dunia.
Kota-kota sekitar kita memiliki peringkat lebih baik, Singapura di peringkat 7, Bangkok di peringkat 45, Manila 70 dan Kuala Lumpur di 72. Pengertian kota global dilihat dari lima faktor, yaitu aktivitas bisnis, kapasitas SDM, pertukaran informasi, pengalaman kultural, dan keterlibatan politik. Memang aspek kesehatan tidak secara spesifik disebutkan tetapi jelas punya peran amat penting dalam Jakarta menuju kota global.
Baca Juga
Kedua, tentang kota sehat atau healthy cities, atau langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam perwujudan kota sehat. Dalam hal ini saya sampaikan bahwa suatu kota (termasuk Jakarta) adalah meta-system dan kesehatan warga kotanya dipengaruhi oleh interaksi multipel (multiple interactions) dan umpan balik multidireksional (multidirectional feedback).
Advertisement
Tegasnya, memperbaiki dan menjaga kesehatan di kota memerlukan berbagai aksi (multiple actions) oleh berbagai aktor (multiple actors) di berbagai tingkatan (every level). Saya sampaikan juga pentingnya advokasi pada pemangku kebijakan untuk melakukan pendekatan agar perencanaan pembangunan kota (urban development planning) dilakukan dengan memperhatikan aspek kesehatan dan kesejahteraan berkesinambungan (sustainable health and well-being).
Perlu Partisipasi Masyarakat
Kegiatan ini tentu memerlukan partisipasi aktif masyarakat kota dan pendekatan seluruh kelompok sosial masyarakat. Khusus untuk pelayanan kesehatan di kota saya sampaikan tentang konsep rumah sakit tanpa dinding (hospital without wall) di mana RS tidak hanya melayani kesehatan pasien yang datang tapi juga turut berperan dalam kesehatan wilayah disekitarnya dengan berbagai cara yang mungkin.
Kesehatan lingkungan tentu juga punya andil besar. Kita beberapa waktu yang lalu disibukkan dengan polusi udara di Jakarta, juga ternyata masih ada warga kota ini yang masih belum memiliki jamban memadai, dan saya mengingatkan lagi untuk kita semua menganalisa dan mencegah kemungkinan gangguan kesehatan berupa Sindroma Gedung Sakit (sick building syndrome) pada penghuni dan pekerja gedung-gedung tinggi di Jakarta.
Ketiga tentang kesehatan di mega city atau kota metropolitan yang penduduknya lebih dari 10an juta maka saya sampaikan dua motto penting, yang tentu perlu kita miliki juga di Jakarta. Ke satu, kesehatan harus menjadi aset terpenting sebuah kota (health should be every city’s greatest aset), dan ke dua mega city yang ideal adalah kota metropolitan yang menjadi episenter terwujudnya kesehatan, keselamatan dan kesejahteraan yang baik (the ideal megacity is an epicenter for good health, safety, and wellbeing)
Semoga Jakarta akan terus berkembang menjadi kota tercinta dan kebanggaan serta tonggak kesejahteraan kita
Â
Advertisement