Sukses

3 Hal yang Perlu Jadi Kebiasaan Usai Jalani Operasi Bariatrik

Pasca operasi bariatrik pasien perlu menjalani perawatan dan pemantauan ketat oleh tim medis.

Liputan6.com, Jakarta Operasi bariatrik adalah prosedur medis yang bertujuan membantu menurunkan berat badan secara drastis pada orang dengan obesitas morbid (obesitas dengan indeks massa tubuh di atas 40).

Sebelum melakukan operasi bariatrik, biasanya pasien akan menjalani serangkaian pemeriksaan lengkap seperti:

  • Tes darah
  • Rontgen dada
  • Elektrokardiografi (EKG)
  • Ultrasonografi (USG) jantung
  • CT scan atau MRI.

“Kemudian pasien diminta untuk puasa minimal 6-8 jam sebelum operasi bariatrik. Operasi bariatrik umumnya dilakukan dengan anestesi umum. Prosedur ini dapat berlangsung selama 1-4 jam, tergantung jenis operasi yang dilakukan,” kata dokter spesialis bedah, konsultan bedah digestif Eka Hospital BSD, Handy Wing dalam keterangan pers, Senin (4/3/2024).

Pasca operasi bariatrik, pasien perlu menjalani perawatan dan pemantauan ketat oleh tim medis. Bukan cuma itu, agar lebih cepat pulih pasien juga dianjurkan untuk menerapkan kebiasaan baru seperti:

  • Mengubah pola makan dan kebiasaan makan.
  • Mengonsumsi suplemen vitamin dan mineral.
  • Berolahraga secara teratur.

Umumnya, pasien diperbolehkan untuk melakukan aktivitas fisik dan olahraga sekitar dua minggu setelah operasi bariatrik. Namun, hal ini tergantung dengan kondisi kesehatan masing-masing pasien.

“Banyak yang menganggap bahwa operasi bariatrik adalah jalan pintas seseorang untuk mengalami penurunan berat badan. Padahal, ini tidak benar,” kata Handy.

“Jika kondisi Anda tidak memungkinkan untuk menurunkan berat badan dengan diet atau olahraga, operasi bariatrik bisa menjadi pertimbangan untuk mencegah kondisi semakin memburuk,” tambahnya.

2 dari 4 halaman

Orang yang Direkomendasikan untuk Jalani Operasi Bariatrik

Handy menjelaskan, prosedur bariatrik ini direkomendasikan bagi mereka yang:

  • Memiliki indeks massa tubuh (IMT) 40 atau lebih
  • Memiliki IMT 35 atau lebih dengan komorbiditas terkait obesitas, seperti diabetes tipe 2, apnea tidur obstruktif, atau hipertensi
  • Gagal menurunkan berat badan dengan metode lain seperti diet, olahraga, dan terapi perilaku.

Operasi bariatrik tidak dapat dilakukan pada sembarangan orang. Ada syarat yang harus dipenuhi pasien jika ingin melakukan operasi bariatrik, seperti:

  • Evaluasi menyeluruh oleh tim medis, termasuk psikolog dan ahli gizi
  • Komitmen untuk mengikuti perubahan gaya hidup setelah operasi
  • Berhenti merokok dan minum alkohol
  • Memiliki kondisi kesehatan yang stabil.
3 dari 4 halaman

Manfaat Operasi Bariatrik

Adapun manfaat operasi bariatrik di antaranya:

  • Menurunkan berat badan secara drastis dan berkelanjutan
  • Meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan secara keseluruhan
  • Mengurangi risiko komplikasi terkait obesitas, seperti diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan stroke.
4 dari 4 halaman

Efek Samping Operasi Bariatrik

Operasi bariatrik umumnya aman dilakukan. Meski demikian, sama seperti segala tindakan medis yang ada, operasi bariatrik tetap memiliki risiko efek samping.

Beberapa risiko yang mungkin terjadi di antaranya:

  • Pendarahan
  • Infeksi
  • Penggumpalan darah
  • Hernia
  • Sumbatan kecil pada saluran cerna
  • Kebocoran pada usus atau lambung yang dijahit.

Selain itu, masalah penyerapan nutrisi (malabsorpsi) juga jadi salah satu risiko jangka panjang dari operasi bariatrik.

“Walaupun demikian, Anda tidak perlu khawatir. Biasanya, sebelum memutuskan menjalankan operasi apa pun, termasuk bariatrik, dokter akan menimbang dulu risiko yang mungkin terjadi dan keuntungan yang didapat bagi pasien,” kata Handy dalam keterangan pers dikutip, Senin (4/3/2024).

Apabila dokter menilai manfaatnya jauh lebih besar untuk pasien ketimbang risiko yang akan muncul, operasi bariatrik aman dilakukan. Terlebih, operasi bariatrik adalah salah satu prosedur yang sudah terbukti dalam mengatasi obesitas kelas 3.