Liputan6.com, Jakarta - Jika hubungan Anda tengah menuju perpisahan, mungkin inilah saatnya untuk mengambil jeda sejenak.
Couples Coach Debbie Rivers mengatakan pada Daily Mail bahwa penghinaan adalah "prediktor terbesar yang menunjukkan Anda dan pasangan akan putus atau bercerai".
Baca Juga
Penghinaan ditandai dengan perasaan bahwa seseorang lebih rendah, dan muncul sebagai olok-olok, perasaan superior, hinaan, tatapan mata merendahkan, atau lelucon terhadap pasangan Anda.
Advertisement
"Itu adalah perasaan bahwa mereka sepertinya berada di bawah Anda--suasana superioritas. Sulit untuk menyelesaikan masalah jika pasangan Anda mendapat ide/pesan bahwa Anda muak dengannya,” jelas pakar yang berbasis di Perth, Australia ini, dilansir New York Post.
“Hal ini cenderung terjadi ketika ada kebencian jangka panjang dan masalah yang belum terselesaikan dalam suatu hubungan. Itu adalah pikiran negatif yang terus-menerus tentang pasangan Anda,” tambahnya.
Waspada Penghinaan
The Gottman Institute, lembaga penelitian hubungan yang terkenal ini mengatakan bahwa penghinaan adalah “perilaku negatif yang paling merusak dalam hubungan".
Menurut institut itu, penghinaan dipicu oleh pikiran negatif yang sudah menumpuk terhadap pasangan. Adanya peghinaan hanya akan memicu lebih banyak konflik dalam hubungan dan bisa berujung pada perpisahan.
“Penghinaan dipicu oleh pikiran negatif yang sudah lama membara terhadap pasangannya, dan hal ini muncul dalam bentuk serangan terhadap perasaan terhadap diri sendiri. Tak pelak lagi, penghinaan akan menyebabkan lebih banyak konflik—khususnya bentuk konflik yang berbahaya dan destruktif—dan bukannya rekonsiliasi,” jelas The Gottman Institute dalam sebuah postingan blog tentang topik tersebut.
Sulit Menyelesaikan Masalah Jika Ada Rasa Muak
“Hampir tidak mungkin menyelesaikan masalah ketika pasangan Anda mendapat kesan bahwa Anda muak padanya dan bahwa Anda merendahkan dan bertindak sebagai atasannya,” menurut Drs. John dan Julie Gottman.
The Gottman Institute memberikan contoh salah satu sudut pandang tidak sehat mengenai pasangan yang lebih tepat waktu yang merasa dan menunjukkan rasa jijik terhadap pasangannya yang berjuang dengan keterlambatan:
“Begini, saya belajar cara mengetahui waktu ketika saya berumur lima tahun. Kapan kamu akan belajar?”
Advertisement
Cara Mengatasi Muak
Cara yang lebih baik untuk menyampaikan pesan ini pada mereka adalah seperti ini:
“Sangat penting bagi saya untuk datang tepat waktu. Bisakah kamu membantuku untuk itu?”
Obat untuk rasa muak adalah dengan “membangun budaya rasa suka dan kagum satu sama lain,” jelas Gottman Institute.
Ini adalah praktik yang mencakup upaya sengaja untuk melakukan hal-hal kecil yang positif untuk pasangan Anda setiap hari.