Liputan6.com, Jakarta - Salah satu hidangan yang mudah ditemukan ketika Ramadhan tiba yaitu kurma. Buah khas Timur Tengah ini identik dengan bulan puasa. Rasanya yang manis dan teksturnya yang lembut menjadikannya cocok sebagai menu berbuka puasa.
Bahkan, Rasulullah pun menganjurkan umat Muslim berbuka puasa dengan kurma. Berdasarkan riwayat Anas bin Malik, diketahui Rasulullah berbuka dengan kurma.
Baca Juga
"Rasusullah SAW berbuka dengan beberapa kurma yang masih basah sebelum salat (Maghrib). Jika tidak ada, beliau berbuka dengan beberapa kurma kering. Jika tidak ada, beliau berbuka dengan meminum air." (HR Abu Dawud, Ahmad, Tirmidzi & Hakim).
Advertisement
Daging buah kurma kaya akan vitamin, termasuk vitamin B dan C. Selain itu, kurma juga tinggi kandungan mineral seperti potasium, magnesium, tembaga, dan selenium.
Meskipun kurma kaya akan gula—terutama glukosa dan fruktosa—kurma rendah lemak dan natrium. Selain itu, kurma merupakan sumber yang kaya serat makanan dan antioksidan.
Dilansir laman Forbes, kurma memiliki sejumlah manfaat kesehatan. Ahli diet terdaftar di wilayah metro D.C serta pemilik Tepper Nutrition, Allison Tepper menyarankan untuk memasukkan kurma dalam menu harian karena selain lezat, juga bisa meningkatkan energi.
Sumber Antioksidan
Tepper yang juga mengajar di departemen kesehatan di American University mengatakan kurma merubakan bahan kimia alami yang berfungsi sebagai sumber antioksidan.
"Kurma merupakan sumber antioksidan yang merupakan bahan kimia alami yang membantu mencegah kerusakan akibat radikal bebas. Antioksidan dapat 'membantu melawan penyakit dalam tubuh' dan membantu 'mengurangi peradangan',” jelas Tepper.
Hal itu juga ditunjang fakta penelitian terdahulu yang menemukan bahwa di antara buah-buahan kering, kurma memiliki konsentrasi polifenol (sejenis antioksidan) tertinggi. Karena aktivitas antioksidannya, polifenol dapat membantu melindungi terhadap kanker tertentu serta diabetes, penyakit kardiovaskular, dan penyakit neurodegeneratif. Dengan demikian, salah satu manfaat kurma yakni sebagai sumber antioksidan yang baik.
Membantu Menyehatkan Usus
Kurma adalah sumber serat makanan yang baik, yang membantu pencernaan dan membantu mencegah sembelit.
Meski begitu, Tepper memperingatkan bahwa asupan serat bisa memberikan banyak manfaat. “
Jangan terlalu banyak, karena bisa menimbulkan dampak negatif juga,” jelas Tepper. Dampak dari asupan serat yang berlebihan atau peningkatan asupan yang terlalu cepat dapat berupa kembung, gas, atau diare.
Kurma juga merupakan sumber prebiotik, yang merupakan “makanan bagi bakteri yang menguntungkan usus,” jelas Sue-Ellen Anderson-Haynes, ahli gizi terdaftar dan pendiri 360GirlsWomen LLC, sebuah perusahaan kesehatan dan kebugaran holistik untuk anak perempuan dan perempuan.
“[Prebiotik] digunakan sebagai bahan bakar bagi bakteri baik usus untuk membantu melindungi integritas lapisan usus,” kata Anderson-Haynes.
“Buah utuh seperti kurma memberikan tindakan perlindungan pada usus.”
Advertisement
Meningkatkan Kesehatan Jantung
Kurma juga berpotensi meningkatkan kesehatan jantung karena profil nutrisinya, terutama tingginya kadar antioksidan dan serat, serta nutrisi lainnya.
“Saya tidak pernah ingin mengatakan bahwa satu makanan akan membuat atau menghancurkan segalanya, tapi kita tahu bahwa antioksidan secara umum membantu kesehatan jantung,” kata Tepper.
Sementara itu, serat berperan dalam mengatur kadar kolesterol.
“Studi penelitian menunjukkan bahwa makanan kaya serat mengurangi jumlah kolesterol jahat (LDL) dalam tubuh, yang merupakan pelindung bagi jantung,” kata Anderson-Haynes.
Terakhir, kehadiran magnesium dan potasium dalam kurma dapat memberikan manfaat kardiovaskular.
“Selain itu, kurma menyediakan magnesium dan potasium dalam jumlah yang baik untuk membantu mendukung tekanan darah yang sehat dengan merelaksasi atau melebarkan pembuluh darah, yang penting untuk kesehatan jantung,” kata Anderson-Haynes.
Membantu Proses Persalinan Alami
Kurma dapat membantu persalinan dan membantu persalinan bila dikonsumsi selama kehamilan, catat Anderson-Hayes.
Sebuah penelitian kecil pada tahun 2017 menemukan bahwa mengonsumsi kurma di akhir kehamilan membantu mempersingkat masa persalinan dan mengurangi kebutuhan oksitosin (obat yang membantu mempercepat persalinan).
Sementara itu, penelitian lain yang lebih kecil pada tahun 2011 menunjukkan bahwa makan kurma saat hamil dapat membantu kontraksi rahim dan membantu melebarkan leher rahim untuk melahirkan.
Namun, penelitian tentang peran kurma dalam proses persalinan masih terus dilakukan.
“Dibutuhkan lebih banyak penelitian, terutama uji coba kontrol acak,” kata Anderson-Haynes.
Advertisement
Bisa Jadi Pengganti Gula
“Kurma dapat digunakan dalam pembuatan kue hanya untuk menambah rasa manis ketika orang mencari alternatif bergizi [pengganti gula],” kata Tepper, berbicara tentang banyak cara potensial untuk mengonsumsi kurma.
Misalnya, kurma dapat ditambahkan ke makanan penutup seperti kue dan brownies atau sebagai pengganti gula rafinasi atau gula tambahan.
Meskipun kurma cukup manis, Anderson-Haynes mencatat bahwa kurma merupakan makanan dengan indeks glikemik rendah, yang juga menjadikannya camilan yang bermanfaat.
“Kurma memiliki GI atau indeks glikemik yang rendah, dengan rata-rata 42, yang berarti kurma secara perlahan meningkatkan gula darah setelah dikonsumsi—menjadikannya camilan yang enak (dalam porsi yang tepat untuk orang tersebut) bagi mereka yang ingin mengontrol gula darah dengan lebih baik,” kata Anderson-Haynes.