Liputan6.com, Jakarta - Studi yang diterbitkan dalam jurnal Mental Health Science menunjukkan bahwa stres dapat membuat seseorang terlihat lebih tua. Studi ini dilakukan oleh Shevaun Neupert dan rekan-rekannya dari North Carolina State University, Amerika Serikat.
Para peneliti mengamati 107 orang dewasa muda berusia 18 hingga 36 tahun selama delapan hari. Setiap hari, para partisipan diminta untuk melaporkan tingkat stres mereka, seberapa tua mereka merasa dan terlihat, dan seberapa banyak kontrol yang mereka rasakan atas hidup mereka.
Baca Juga
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada hari-hari ketika partisipan mengalami stres yang lebih tinggi, mereka juga melaporkan terlihat dan merasa lebih tua.
Advertisement
"Temuan utamanya adalah bahwa pada hari-hari ketika partisipan studi melaporkan mengalami tingkat stres yang lebih tinggi dari biasanya, mereka juga melaporkan terlihat dan merasa lebih tua," kata Neupert mengutip Newsweek, Rabu (13/3/2024).
Namun, efek ini hanya terjadi pada hari-hari ketika partisipan merasa kurang memiliki kontrol atas hidup mereka.
Penelitian ini menunjukkan bahwa stres dapat memengaruhi usia subjektif, yang dapat berdampak pada kesehatan mental dan fisik.
"Pekerjaan ini mungkin sangat tepat waktu, karena para peneliti stres melihat peningkatan jumlah stres yang dialami orang dewasa muda sekarang, jika dibandingkan dengan jumlah stres yang dialami generasi sebelumnya ketika mereka masih muda," kata Neupert.
Bagaimana Stres Mempengaruhi Penampilan Kulit
Stres telah lama dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan, seperti tekanan darah tinggi, diabetes, dan obesitas. Kini, penelitian menunjukkan bahwa stres juga dapat mempercepat penuaan kulit.
Dilansir dari Avogel, sebuah studi yang dilakukan oleh Brigham and Women’s Hospital, Massachusetts, Amerika Serikat menemukan bahwa stres kronis dapat mempersingkat panjang telomer pada wanita paruh baya.
Telomer adalah pelindung kromosom yang secara alami terkikis seiring bertambahnya usia. Namun, stres dapat memperburuk proses ini, sehingga mempercepat penuaan kulit pada tingkat seluler.
1. Stres Membuat Mata Anda Terlihat Lebih Gelap dan Sembab
Seiring bertambahnya usia, mata panda memang semakin umum terjadi. Salah satu faktor yang memperburuknya adalah stres. Saat stres, tubuh memicu refleks "fight or flight" yang melebarkan pembuluh darah.
Pada area bawah mata yang memiliki kapiler rapuh, pelebaran ini dapat menyebabkan kerusakan dan kebocoran darah ke jaringan sekitarnya. Hal ini membuat area bawah mata terlihat lebih gelap dan bengkak. Selain itu, stres juga dapat mengganggu tidur, yang memperparah masalah ini.
Â
Advertisement
2. Stress Bisa Menimbulkan Keriput
Pernahkah kamu mendengar bahwa mengernyitkan dahi memerlukan lebih banyak otot daripada tersenyum? Idiom ini tidak sepenuhnya salah, karena kebiasaan mengernyitkan dahi dapat menyebabkan keriput. Namun, stres memiliki dampak yang lebih besar pada penuaan dini melalui stres oksidatif.
Stres oksidatif terjadi ketika radikal bebas merusak sel-sel sehat. Ketika kerusakan ini berlebihan, stres oksidatif memperburuk proses penuaan dengan merusak warna kulit dan protein struktural seperti kolagen. Stres mempercepat proses ini karena hormon yang dilepaskan saat stres emosional dapat menyebabkan radikal bebas berkembang biak.
Â
3. Stres Membuat Kulit Menjadi Lebih Kering
Â
Kulit kering merupakan masalah umum yang bisa berkembang menjadi kondisi lebih serius seperti eksim dan psoriasis. Faktor lingkungan seperti udara kering, paparan matahari, dan angin dapat menyebabkan kulit kering.
Penelitian menunjukkan bahwa stres juga berperan dengan menghambat kemampuan kulit untuk menyimpan kelembapan. Hal ini menyebabkan kulit kering dan mudah iritasi. Kulit yang stres juga sulit untuk memperbaiki kerusakan, sehingga memperparah masalah.
Advertisement