Sukses

Anak Berkebutuhan Khusus Ikut Merayakan Hari Down Syndrome Sedunia dengan Playdate

Acara Playdate Khusus Anak Berkebutuhan Khusus di Hari Down Syndrome Sedunia

Liputan6.com, Jakarta - Bulan Ramadhan kali ini dirayakan dengan semangat berbagi yang menginspirasi melalui perayaan Hari Down Syndrome Sedunia. Merek skincare bayi, Loluna, bekerja sama dengan tempat bermain yang terbuka bagi anak-anak berkebutuhan khusus, Buumi, mengadakan acara playdate spesial dengan tema 'This Is Who I Am' di Buumi Playscape, Pacific Place Mall.

Acara ini bertujuan untuk mengajarkan anak-anak, termasuk anak penyandang down syndrome, tentang perbedaan dan memperkuat pemahaman tentang keberagaman serta penerimaan terhadap individu yang unik. Playdate ini juga dihadiri keluarga dari Persatuan Orang Tua Anak dengan Down Syndrome (POTADS).

Loluna, Buumi, dan POTADS berkomitmen untuk menyebarkan kepedulian tentang kegiatan bermain yang inklusif bagi semua anak Indonesia, termasuk anak-anak penyandang down syndrome. Sebagai orang tua sekaligus anggota POTADS, Yulia, mengungkapkan kekhawatirannya terhadap kesulitan anaknya untuk berbaur di acara playdate umum.

Oleh sebab itu, psikolog pendidikan, Paramita Indraswati menyatakan bahwa kegiatan playdate ini penting dalam memberikan dukungan kepada keluarga dengan anak down syndrome agar dapat berbaur di masyarakat.

Sementara itu, Co-Founder & CEO Loluna, Bianca Belnadia, menyatakan bahwa komitmen mereka sebagai brand keluarga tidak hanya terbatas pada memberikan perawatan kulit bayi yang terjangkau, tapi juga pada nilai inklusif bahwa setiap anak itu spesial.

Kolaborasi antara kedua jenama dalam menghadirkan kegiatan playdate inklusif ini bertujuan untuk memastikan semua anak, termasuk anak-anak penyandang down syndrome, dapat menikmati bermain dengan nyaman.

 

2 dari 2 halaman

Bekerja Sama dengan Komunitas Anak Berkebutuhan Khusus

Buumi juga bekerja sama dengan komunitas anak berkebutuhan khusus, seperti POTADS, untuk menciptakan produk dan konten yang inklusif.

Fakta menunjukkan bahwa di Indonesia, kurang dari 10 persen sekolah dapat melayani anak-anak dengan disabilitas, termasuk penyandang down syndrome. Hal ini menyebabkan stigma negatif di masyarakat. Dengan adanya akses yang memadai, diharapkan dapat menciptakan kesetaraan dan merubah persepsi masyarakat terhadap mereka.

Ketua Umum POTADS, Eliza Octavianti Rogi, menekankan pentingnya inklusivitas dan kesadaran dalam mengubah pandangan negatif terhadap down syndrome. Pesan utama Hari Down Syndrome Sedunia tahun ini adalah 'End The Stereotypes'.

Melalui playdate inklusif ini, masyarakat dapat lebih dekat dengan anak-anak down syndrome, membuka akses bagi interaksi langsung, dan secara perlahan mengubah persepsi yang ada.

Video Terkini