Liputan6.com, Jakarta Kesadaran masyarakat Indonesia dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut terbilang masih sangat rendah.
Padahal, kesehatan gigi dan mulut memiliki pengaruh besar terhadap kesehatan tubuh secara menyeluruh.
Baca Juga
Terkait hal ini, Ketua Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) Usman Sumantri mengatakan, edukasi berkelanjutan masih menjadi prioritas guna membantu masyarakat memperbaiki perilaku dan kebiasaan merawat kesehatan gigi dan mulut.
Advertisement
“Untuk itu, kami terus mengajarkan pentingnya sikat gigi dua kali sehari, pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur, serta rutin konsultasi ke dokter gigi setiap enam bulan sekali,” kata Usman dalam peringatan Hari Kesehatan Gigi dan Mulut Sedunia bersama Pepsodent di Bandung, Rabu, 20 Maret 2024.
Mengingat tahun ini Hari Kesehatan Gigi dan Mulut Sedunia bertepatan dengan bulan Ramadhan, secara khusus pihak Usman juga memberikan edukasi untuk menjawab kegelisahan masyarakat mengenai perawatan dokter gigi selama berpuasa.
Pada 2018, kegelisahan ini telah mendorong PDGI kota Bandung meminta fatwa dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bandung.
“Setelah dikaji dari sisi medis dan agama, sejumlah tindakan seperti pembersihan karang gigi, pencabutan maupun penambalan gigi, hukumnya tidak membatalkan puasa.”
“Pembahasan secara detail tercantum dalam Fatwa MUI Kota Bandung Nomor: 250/E/MUI-KB/V/2018 mengenai Tindakan Kedokteran Gigi,” lanjut Usman.
Tanggung Jawab Rawat Pemberian Allah
Guna meyakinkan masyarakat untuk lakukan pemeriksaan gigi saat puasa, Dai Nasional bersertifikasi MUI dan Kemenag RI Ustaz Dr. Zulkarnain Muhammad Ali, SE., MSi., Ph.D turut memberi pernyataan.
“Sesungguhnya Allah SWT telah memberikan begitu banyak karunia pada manusia. Merupakan tanggung jawab kita untuk merawat pemberian Allah, termasuk gigi kita yang penting untuk selalu dijaga kebersihannya,” kata Zulkarnain dalam kesempatan yang sama.
Sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW yang senantiasa bersiwak setiap berwudhu, meski sedang berpuasa, lanjutnya.
Selain itu, seorang Muslim wajib mengutamakan kemaslahatan dirinya, tidak terkecuali perihal gigi. Diriwayatkan salah satu Imam Madzhab seperti Imam Maliky bahwa puasa makruh bagi orang dengan uzur (sakit), misalnya sakit gigi parah.
Pengobatan segera pada sakit gigi perlu dilakukan guna menghindari mudharat (dampak negatif) lain. Seperti timbul penyakit baru, penyakit bertambah parah, atau menderita sakit luar biasa.
“Jangan menjadikan puasa sebagai halangan merawat kesehatan gigi, justru bersemangat lah memastikan gigi dan mulut tetap sehat agar dapat memaksimalkan fokus ketika menjalankan segala amal ibadah Ramadhan yang hanya setahun sekali,” paparnya.
Advertisement
Keraguan Bikin Kunjungan ke Dokter Gigi Turun
Keraguan di kalangan masyarakat untuk memeriksakan gigi saat puasa membuat kunjungan ke dokter gigi mengalami penurunan selama Ramadhan.
Hal ini diungkap oleh Ketua Asosiasi Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan Indonesia (ARSGMPI), Julita Hendrartini.
“Terjadi penurunan jumlah kunjungan pasien di sejumlah RSGM FKG Universitas di berbagai kota selama bulan Ramadhan. Sebagai contoh di RSGM FKG Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, persentasenya turun sebesar 20 persen,” katanya.
“Sedangkan di RSGM FKG Universitas Padjadjaran, Bandung, sebanyak 35 persen. Bahkan di RSGM FKG Universitas Sumatera Utara, Medan, dapat mencapai hingga 50 persen.”
Padahal, lanjutnya, kunjungan ke dokter gigi tetap dapat dilakukan dan justru tidak boleh ditunda bagi yang giginya bermasalah agar kondisinya tidak makin parah. Jika permasalahan gigi bertambah lebih serius, maka akan membutuhkan lebih banyak waktu, tenaga dan biaya untuk mengobatinya.”
Citra Kirana Sempat Ragu Periksa Gigi ke Dokter Saat Puasa
Salah satu figur publik yang mengaku sempat ragu untuk periksa gigi ke dokter saat puasa adalah Citra Kirana.
“Aku pernah sakit gigi sampai nggak enak banget dan jadi susah beraktivitas. Apalagi sakit gigi nggak kenal waktu, pernah juga terjadi saat Ramadhan. Pastinya sempat galau ya, kalau ke dokter gigi apakah puasaku jadi batal.”
“Tapi jadi lega setelah menyimak diskusi hari ini, aku dan keluarga lebih mantap untuk tetap berkonsultasi ke dokter gigi, meski di bulan Ramadhan. Tentunya diiringi kebiasaan merawat kesehatan gigi,” ujarnya.
Advertisement