Liputan6.com, Jakarta - Jika Anda bertanya-tanya mengapa terbangun dengan sakit kepala, ketahuilah bahwa masalah tersebut bisa menandakan Anda mengalami gangguan tidur.
"Jika Anda mengalami sakit kepala kronis, atau sakit kepala yang tampaknya muncul segera setelah Anda bangun tidur, itu bisa jadi merupakan gangguan tidur," kata Nancy Foldvary-Schaefer, DO, MS, dokter obat tidur dan Direktur Pusat Gangguan Tidur.
Baca Juga
Pertama, mungkin ada baiknya mengidentifikasi jenis rasa sakit yang Anda rasakan di kepala ketika bangun tidur. Kepala kita adalah bagian tubuh yang rumit, sehingga muncul dengan berbagai macam jenis sakitnya. Rasa sakit yang berbeda dapat mengindikasikan masalah yang berbeda. Berikut adalah jenis sakit kepala yang paling umum di alami pada saat bangun tidur menurut Cleveland Clinic:
Advertisement
- Migrain. Terasa seperti denyutan yang intens di satu lokasi kepala. Rasa sakitnya biasanya sangat hebat dan sering disertai dengan gejala mual dan pusing.
- Sakit kepala tipe tegang. Sering digambarkan sebagai perasaan seperti kepala Anda sedang ditekan oleh tali yang kencang. Sakit kepala tegang lebih merupakan tekanan yang konsisten di seluruh kepala Anda, rasa sakitnya dapat berkisar dari ringan hingga intens.
- Sakit kepala cluster. Jika merasakan sakit yang parah di satu sisi kepala, yang kemudian dengan cepat hilang dan kemudian kembali lagi, Anda mungkin mengalami sakit kepala cluster. Sakit kepala ini juga umum terjadi setelah bangun tidur dan dapat berlangsung antara 15 menit hingga empat jam.
Setelah mengidentifikasi jenis rasa sakit kepala yang dirasakan ketika bangun tidur, ketahui lebih lanjut beberapa penyebab berikut ini yang mungkin menjadi alasan mengapa Anda terbangun dengan sakit kepala, seperti dilansir dari Cleveland Clinic pada Sabtu, 23 Maret 2024.
Kurang Tidur
Sakit kepala dan masalah tidur berhubungan dengan berbagai alasan. Kurang tidur (insomnia) dapat membuat Anda lebih mungkin mengalami sakit kepala tegang di siang hari.
"Insomnia dapat menyebabkan sakit kepala tegang, dapat membuat Anda lebih sulit untuk tidur, yang dapat menyebabkan lebih banyak sakit kepala,” kata Foldvary-Schaefer.
Kurang tidur siang juga dapat meningkatkan volume sakit kepala jenis lain. "Ketika orang tidak tidur nyenyak, rasa sakit mereka akan bertambah," katanya.
Bahkan jika Anda cukup beristirahat, tidur tidak selalu merupakan pelarian dari sakit kepala kronis. Baik migrain maupun sakit kepala cluster dapat muncul ketika Anda sedang tidur. Tentu saja, mereka juga dapat menyerang saat Anda terjaga pada siang hari.
Advertisement
Terlalu banyak tidur
Kurang tidur dapat menyebabkan sakit kepala, begitu juga sebaliknya. Terkadang, tubuh tidak suka jika Anda tidur lebih lama dari biasanya karena hal ini dapat mengganggu ritme sirkadian, membuat Anda merasa grogi dan dapat menyebabkan sakit kepala. Sering kali, hal ini terjadi ketika Anda mendapatkan banyak jam tidur, tetapi kualitas tidur yang Anda dapatkan kurang.
Mengutip dari WebMD, bagi sebagian orang yang rentan terhadap sakit kepala, tidur lebih lama dari biasanya dapat menyebabkan sakit kepala. Para peneliti percaya bahwa hal ini disebabkan oleh efek tidur terlalu lama terhadap neurotransmiter tertentu di otak, termasuk serotonin. Orang yang tidur terlalu banyak di siang hari dan mengganggu waktu tidur malamnya juga dapat mengalami sakit kepala di pagi hari.
Sindrom Kepala Meledak atau Exploding Head Syndrome (EHS)
Ya, ada kelainan yang disebut dengan sindrom kepala meledak. Namun, ini tidak seperti kedengarannya. Gangguan tidur ini menyebabkan seseorang mendengar suara tabrakan atau suara ledakan imajiner di saat-saat yang kabur antara bangun dan tidur. Hal ini sering kali tidak menimbulkan rasa sakit, namun beberapa orang melaporkan adanya rasa sakit yang menusuk di kepala.
Foldvary-Schaefer mengatakan bahwa sindrom kepala meledak tidak dipahami dengan baik.
"Kami percaya bahwa ini adalah fenomena yang terjadi ketika sistem bangun Anda mati dan sistem tidur Anda hidup. Hal ini mirip dengan cara otot-otot Anda yang terkadang tiba-tiba tersentak saat Anda bertransisi dari kondisi terjaga ke kondisi tidur."
Advertisement
Sleep Apnea
Sleep apnea, yaitu kondisi berhenti bernapas dalam waktu singkat pada malam hari, mendengkur adalah gejala yang paling sering dikaitkan dengan sleep apnea.
Menurut Foldvary-Schaefer, sakit kepala akibat sleep apnea juga sangat umum terjadi.
"Kami pikir lebih dari separuh penderita sleep apnea mengalami sakit kepala. Skenario klasiknya adalah seseorang bangun dengan sakit kepala setiap hari, yang akan hilang dalam waktu empat jam,” tambahnya.
Orang biasanya menggambarkan sakit kepala yang berhubungan dengan apnea sebagai rasa sakit yang menekan yang terjadi di kedua sisi kepala. Sakit kepala ini berbeda dengan migrain, yang sering menyebabkan nyeri berdenyut di satu sisi atau sisi lainnya dan biasanya disertai mual atau gejala lainnya.