Sukses

Terungkap, Pola Makan Ibu Saat Hamil Ikut Tentukan Bentuk Wajah Anak

Asal usul fitur wajah seseorang telah lama membingungkan para ilmuwan, namun penelitian baru menunjukkan bahwa pola makan ibu hamil sebenarnya dapat memengaruhi fitur tertentu anak sejak dalam kandungan.

Liputan6.com, Jakarta - Fitur-fitur yang membentuk wajah Anda saat ini, seperti rahang, hidung dan lainnya bisa jadi ditentukan oleh ibu ketika mengandung. Semuanya berkaitan dengan proses Anda tumbuh ketika di dalam kandungan.

Asal usul fitur wajah seseorang telah lama membingungkan para ilmuwan, namun penelitian baru menunjukkan bahwa pola makan ibu hamil sebenarnya dapat memengaruhi fitur tertentu anak sejak dalam kandungan.

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Nature Communications pada hari Selasa, menghubungkan tingkat asupan protein ibu dengan aktivitas gen, khususnya gen mTORC1, yang mempengaruhi “bentuk kraniofasial embrio,” menurut para penulis.

Dilansir New York Post, para peneliti menemukan bahwa diet tinggi protein menghasilkan fitur wajah yang menonjol – seperti rahang yang lebih kuat dan hidung yang lebih besar. Sementara diet atau pola makan rendah protein pada ibu hamil menghasilkan fitur wajah anak yang lebih ramping dan lancip.

Sederhananya, pola makan seorang ibu ketika hamil dapat “menyempurnakan” fitur wajah – seperti bentuk dan ukuran hidung atau rahang – anak-anaknya.

Untuk penelitian ini, tim peneliti internasional mengamati tikus hamil dan ikan zebra yang dimanipulasi secara genetik dan mengonsumsi makanan dengan tingkat nutrisi yang bervariasi.

.

2 dari 2 halaman

Penelitian Sebelumnya

Penelitian sebelumnya telah menghubungkan pola makan ibu dengan dampak kesehatan pada anak.

Pola makan vegan, misalnya, telah dikaitkan dengan berat badan lahir rendah.

Sebuah penelitian yang diterbitkan awal tahun ini menemukan bahwa anak laki-laki yang lahir dari ibu yang mengalami obesitas cenderung mengalami kelebihan berat badan saat lahir dan berisiko lebih tinggi terkena kondisi metabolik – seperti penyakit hati berlemak – di kemudian hari.

Penelitian lain menemukan bahwa ibu yang mengonsumsi makanan ultra-olahan – yang dikaitkan dengan serangkaian konsekuensi kesehatan yang negatif – dapat menularkan bahan kimia berbahaya dalam makanan cepat saji ke janin mereka