Liputan6.com, Jakarta Musim mudik lebaran 2024 telah dimulai. Masyarakat berbondong-bondong meninggalkan kota perantauan untuk pulang ke kampung halaman.
Terkait hal ini, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga mengimbau masyarakat untuk menciptakan situasi mudik yang ramah bagi perempuan dan anak. Tak hanya masyarakat, penyedia jasa layanan di posko-posko mudik juga berperan penting dalam mendorong terciptanya mudik ramah anak dan perempuan.
Baca Juga
“Menjelang puncak arus mudik, jajaran KemenPPPA telah melakukan peninjauan kesiapan di beberapa rest area. Kami mengimbau seluruh pihak dapat menciptakan situasi mudik yang ramah perempuan dan anak,” kata Bintang dalam keterangan resmi, Senin (8/4/2024).
Advertisement
Bintang juga mengimbau agar penyedia jasa layanan dapat memberikan fasilitas yang memadai. Begitu pula para pemudik diminta agar mempersiapkan kebutuhan spesifik perempuan dan anak dengan baik.
Dia juga mendorong pemudik untuk dapat menggunakan moda transportasi yang aman dan nyaman, salah satunya memanfaatkan fasilitas mudik gratis yang disediakan oleh pemerintah.
“Untuk menunjang kesehatan dan kenyamanan anak dalam perjalanan mudik, orangtua perlu menyiapkan kebutuhan spesifik bagi anak. Membawa makanan yang bergizi, menyiapkan obat-obatan, menyediakan bahan bacaan dan mainan untuk anak bisa menjadi alternatif bagi orangtua ketika akan mudik bersama anak,” saran Bintang.
Orangtua Harus Peka pada Kondisi Anak Selama Mudik
Tak lupa, Bintang Puspayoga mengajak para orangtua agar lebih peka ketika anak mulai lelah atau bosan di perjalanan.
Jika kondisi anak sudah tidak nyaman, para orangtua dianjurkan untuk dapat beristirahat di rest area.
Selain itu, orangtua juga perlu mengajarkan anak untuk berhati-hati ketika bertemu orang asing sehingga anak tidak menerima ajakan atau makanan dari orang yang tidak dikenal.
Advertisement
Waspada Terhadap Tindak Pelecehan Seksual
Baik anak maupun perempuan, lanjut Bintang, harus waspada terhadap tindak pelecehan seksual yang mungkin terjadi ketika dalam perjalanan mudik.
Tindakan pelecehan seksual saat mudik dapat termasuk meraba-raba, mencium, mencolek, mencubit, menatap, bersiul, hingga memamerkan alat kelamin. Pelecehan-pelecehan seperti ini tidak bisa ditoleransi.
“Jika para pemudik melihat, mendengar, atau mengalami pelecehan maupun kekerasan terhadap perempuan dan anak, segera laporkan ke Sahabat Perempuan dan Anak (SAPA) melalui call center 129 atau WhatsApp ke 08111-129-129,” tutur Menteri PPPA.
Peran Ayah Selama Mudik
Menteri PPPA juga mendorong para ayah dan keluarga untuk dapat aktif berpartisipasi dalam pengasuhan anak ketika di perjalanan mudik maupun libur lebaran.
“Tidak hanya kebutuhan pengasuhan anak, namun para suami dan keluarga juga harus berpartisipasi ketika istri maupun saudaranya sedang hamil atau menyusui. Mempersiapkan kebutuhan obat-obatan, breast pad, dan pumping ASI bisa dilakukan oleh para suami untuk meringankan beban perempuan selama dalam perjalanan,” jelas Bintang.
Dari segi kesiapan fasilitas di posko mudik dan rest area, MenteriPPPA mendorong penyedia jasa layanan mempersiapkan sarana prasarana yang ramah perempuan dan anak. Mulai dari menyediakan ruang laktasi, toilet khusus perempuan dan anak, ruang bermain bagi anak, dan akses yang mudah bagi disabilitas dan lansia.
Advertisement