Liputan6.com, Jakarta - Beras, makanan pokok yang mudah dimasak, menjadi bagian penting dari pola makan banyak orang. Namun, sebelum dimasak, perlukah kita mencuci beras terlebih dahulu?
Baik beras putih, beras cokelat, berbutir panjang, atau pendek, beras adalah bahan makanan yang umum di seluruh dunia. Memasak beras biasanya dilakukan dengan merebus butiran beras dalam air panas hingga matang.
Baca Juga
Pada sebagian produk beras, mencuci beras bukanlah langkah wajib dalam menyiapkan nasi. Namun demikian ada beberapa alasan keamanan makanan dan cita rasa yang membuat sebagian orang memilih untuk mencuci beras sebelum dimasak.
Advertisement
Para ahli gizi akan menjelaskan apakah mencuci beras sebelum dimasak lebih menyehatkan atau hanya langkah yang tidak perlu.
Manfaat Mencuci Beras Sebelum Dimasak
Mencuci beras sebelum dimasak merupakan kebiasaan yang umum dilakukan oleh banyak orang. Namun, masih banyak yang bertanya-tanya, apakah kebiasaan ini benar-benar bermanfaat bagi kesehatan?
Para ahli mengatakan bahwa mencuci beras memang memiliki beberapa manfaat. Salah satunya adalah untuk menghasilkan tekstur nasi yang lebih pulen dan tidak lengket.
Hal ini karena proses mencuci beras membantu menghilangkan pati di permukaan beras, yang dapat membuat nasi menjadi lengket saat dimasak.
Selain itu, mencuci beras juga dapat membantu membersihkan kotoran dan bahan-bahan yang tidak diinginkan yang mungkin menempel pada beras, seperti debu, batu kecil, atau bahkan mikroplastik dari kemasan makanan.
Dilansir dari Health, sebuah studi tahun 2021 dalam Journal of Hazardous Materials menemukan bahwa mencuci beras sebelum dimasak dapat mengurangi kontaminasi plastik hingga 20-40%.
Oleh karena itu, mencuci beras sebelum dimasak dapat membantu Anda mendapatkan nasi yang lebih pulen dan aman untuk dikonsumsi.
Mencuci Beras Sebelum Dimasak Dapat Hilangkan Kandungan Arsenik
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa mencuci beras dapat membantu mengurangi kadar arsenik, zat beracun yang secara alami ditemukan dalam tanah dan air.
Sebuah tinjauan tahun 2023 mencatat bahwa Administrasi Makanan dan Obat-obatan (FDA) Amerika Serikat melaporkan konsentrasi arsenik anorganik rata-rata sekitar 92 bagian per miliar (ppb) untuk beras putih, dan 154 ppb untuk beras cokelat.
Meskipun FDA tidak memiliki panduan tentang tingkat arsenik dalam beras secara umum, mereka menetapkan batas 100 ppb untuk sereal beras bayi.
Penelitian menunjukkan bahwa mencuci beras bisa menjadi solusi di rumah untuk mengurangi toksisitas beras putih. Untuk menghilangkan arsenik dari beras cokelat atau putih, Anda dapat mencoba parboiling - menambahkan beras ke dalam air mendidih selama lima menit sebelum membuang airnya dan memasak beras seperti biasa.
"Menurut FDA, memasak dengan perbandingan 6 hingga 10 bagian air untuk satu bagian beras, dan menyaring air setelah memasak dapat mengurangi arsenik anorganik sebesar 40-60%," tambah Taylor Janulewicz, RDN, seorang ahli gizi terdaftar.
Namun, penting untuk dicatat bahwa mencuci beras bukanlah metode yang pasti bebas risiko. "Meskipun mencuci beras mungkin menawarkan beberapa potensi untuk mengurangi tingkat arsenik, buktinya masih belum jelas, dan tingkat pengurangan bervariasi," kata Janulewicz.
Organisasi kesehatan nasional dan global seperti FDA, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dan lainnya memantau beras (dan makanan lainnya) untuk memastikan bahwa tingkat arsenik secara umum aman.
Advertisement
Mencuci Beras Berdampak pada Kandungan Nutrisi
Mencuci beras sebelum dimasak merupakan kebiasaan yang umum dilakukan di Indonesia.
Proses ini dipercaya dapat meningkatkan tekstur beras dan menghilangkan material yang tidak diinginkan.
Namun, menurut ahli gizi Kaitlin Sass, mencuci beras bisa berdampak pada kandungan nutrisinya.
"Mencuci atau merendam beras berulang kali untuk waktu yang lama sebelum memasak dapat menghilangkan sebagian nutrisinya," jelas Sass.
Mencuci beras memang dapat menghilangkan pati di permukaan, namun Sass menambahkan bahwa proses ini juga dapat menghilangkan serat resisten yang bermanfaat.
Serat resisten ini penting untuk kesehatan usus dan kadar gula darah yang stabil.
Menariknya, Sass menjelaskan bahwa serat resisten ini justru dapat meningkat jika beras disimpan di dalam lemari es.
Di sisi lain, Janulewicz, seorang ahli gizi lainnya, menuturkan bahwa mencuci beras juga dapat mengurangi beberapa nutrisi seperti zat besi, vitamin B yang larut dalam air (folat, niacin, dan tiamin), dan arsenik.
Bahkan, Janulewicz menambahkan bahwa memasak beras dengan air yang berlebihan untuk mengurangi arsenik dapat menurunkan kandungan nutrisi ini hingga 50-70%.
Bagi Anda yang ingin memastikan asupan nutrisi yang cukup, Janulewicz menyarankan untuk mempertimbangkan untuk tidak mencuci beras.
Tips Memasak Nasi Sehat dan Lezat
Meskipun Anda memutuskan untuk mencuci beras atau tidak, ada beberapa kebiasaan penting yang perlu diingat untuk membuat nasi yang sehat dan lezat.
1. Batasi Konsumsi Nasi
Terlalu sering makan nasi, baik dicuci maupun tidak, tidak dianjurkan, terutama bagi bayi dan anak-anak. Hal ini karena tubuh mereka lebih sensitif terhadap paparan arsenik yang terkandung dalam nasi.
Menurut Sass, membatasi konsumsi nasi dapat membantu mengurangi paparan arsenik.
2. Pilih Jenis Beras yang Tepat
Anda juga dapat membatasi paparan arsenik dengan memilih jenis beras yang konsentrasi arseniknya lebih rendah.
Data Consumer Reports tahun 2014 menunjukkan bahwa beras basmati putih yang ditanam di California, India, atau Pakistan, dan beras sushi AS merupakan pilihan yang lebih aman.
3. Variasikan Metode Memasak dan Jenis Beras
Jangan hanya merebus nasi dengan air. Cobalah variasikan metode memasak dengan menggunakan kaldu tulang rendah garam untuk rasa dan protein ekstra.
Anda juga dapat mencoba membuat mangkuk biji-bijian atau risotto, atau bereksperimen dengan berbagai jenis beras pendek, sedang, dan panjang untuk menambah variasi pada menu nasi Anda.
4. Pilih Beras Coklat untuk Peningkatan Gizi
Untuk meningkatkan nilai kesehatan hidangan nasi Anda, pilihlah beras cokelat utuh sesekali.
Meskipun Anda mungkin perlu mengambil langkah-langkah untuk mengurangi kadar arsenik, beras cokelat secara umum mengandung lebih banyak serat dan protein daripada beras putih, menjadikannya pilihan yang lebih bergizi.
Advertisement