Liputan6.com, Jakarta Setiap 18 April diperingati sebagai Hari Diabetes Nasional yang diresmikan oleh Kementerian Kesehatan RI.Â
Tujuan ada Hari Diabetes Nasiolan adalah untuk menyadarkan masyarakat menjaga kesehatan agar terhindar dari penyakit diabetes.
Baca Juga
Untuk diketahui Indonesia menduduki peringkat kelimat dengan jumlah tertinggi diabetes atau diabetes mellitus (DM) di dunia.
Advertisement
Penyakit yang disebut juga dengan sillent killer dan mother of disease ini menyebabkan komplikasi dan penyebab kematian utama di Indonesia seperti disampaikan dokter spesialis penyakit dalam Cindya Klarisa Simanjuntak dari RSUD Tamansari Jakarta.
Saat seseorang terkena diabetes yang tak terkontrol itu bisa berujung pada komplikasi.
"Mulai dari jantung koroner, penyakit ginjal kronik, kerusakan saraf, masalah kesehatan mulut, gangguan penglihatan, gangguan pendengaran, gangguan pembuluh darah, hingga gangguan mental," kata Cindya dalam pesan teks yang diterima Health Liputan6.com.
Faktor Risiko Diabetes Tipe 2
Dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu menuturkan bahwa ada beberapa faktor risiko diabetes melitus tipe dua yaitu:
1. Berat badan
Populasi dengan indeks masa tubuh (IMT) berlebih, lebih berisiko menjadi diabetes. IMT merupakan indikator sederhana dengan membagi berat badan (dalam kilogram) dengan tinggi badan (dalam meter kuadrat). Untuk populasi asia, IMT >= 24 kg/m2 sudah dikategorikan overweight.
2. Rendahnya aktivitas fisik
3. Asupan diet
Tingginya konsumsi makanan cepat saji dan makanan/minuman yang tinggi gula dan pemanis meningkatkan risiko diabetes.
Â
Â
Faktor Risiko Diabetes Lainnya
4. Riwayat keluarga
Studi menunjukkan keturunan pasien DM tipe 2 berisiko 30-70% berkembang menjadi DM tipe 2
5. Berat badan lahir rendah atau kelahiran prematur
Berat badan lahir rendah dan bayi yang lahir prematur memiliki risiko lebih besar berkembang menjadi DM tipe 2.
6. Kurang menerapkan pola hidup sehat setiap hari.
Â
Advertisement
Mengenali Tanda dan Gejala Diabetes
Mengenali tanda dan gejala diabetes:
- Gejala klasik DM yaitu: cepat merasa haus (polidipsi), sering buang air kecil (poliuri), dan cepat merasa lapar (polifagi) / 3P.
- Penurunan berat badan yang tidak diketahui penyebabnya.
- Pandangan mata kabur.
- Luka yang tidak kunjung sembuh.
Untuk menegakkan diagnosis DM memerlukan pemeriksaan darah yang memenuhi kriteria sebagai berikut"
- Kadar glukosa darah puasa >= 126 mg/dl
- HbA1c >= 6.5%
- Kadar glukosa darah 2 jam pasca tes toleransi glukosa oral >= 200mg/dl
- Adanya gejala klasik DM disertai kadar glukosa darah sewaktu >= 200mg/dl.
Â
Populasi yang Mesti Tes Diabetes
Mencegah lebih baik daripada mengobati. Mengobati lebih dini lebih baik daripada terlambat seperti disampaikan Cindya.
"Deteksi dan tatalaksana sejak dini akan menurunkan komplikasi," katanya.
PERKENI (Perkumpulan Endokrin Indonesia) merekomendasikan populasi berikut untuk pemeriksaan penyaring segera:
1. Individu dengan indeks masa tubuh >= 23kg/m2 disertai aktivitas kurang, adanya orang tua dengan DM, penderita hipertensi dan hiperkolesterolemia, obesitas, wanita dengan sindrom polikistik ovarium, riwayat penyakit jantung.
2. Individu berusia lebih dari 45 tahun dengan atau tanpa risiko tersebut.
3. Mereka yang berisiko tinggi dengan hasil pemeriksaan glukosa plasma normal, sebaiknya diulang setiap 3 tahun. Mereka kelompok prediabetes, sebaiknya diperiksa ulang tiap 1 tahun.
Advertisement