Sukses

Orang Indonesia Tak Dianjurkan Makan Ikan Teri Mentah, Ahli Ingatkan Cara Pengolahan yang Tepat

Mengonsumsi Hidangan ikan mentah tak dapat serta-merta dicontoh oleh orang Indonesia menggunakan ikan di perairan lokal termasuk jenis ikan teri, ini alasannya.

Liputan6.com, Jakarta Kebiasaan makan ikan mentah kerap dijumpai di negara Jepang. Ikan segar diiris dan disajikan dengan kecap asin atau wasabi hingga menjadi hidangan yang dikenal dengan nama sashimi.

Hidangan seperti ini tak dapat serta-merta dicontoh oleh orang Indonesia menggunakan ikan di perairan lokal termasuk jenis ikan teri.

Menurut ahli Bioteknologi Universitas Airlangga (Unair), Heru Pramono SPi M Biotech PhD,. hal ini bukan tanpa alasan.

Ia tidak menganjurkan konsumsi ikan teri dalam kondisi mentah di Indonesia. Pasalnya, Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki banyak sekali bakteri, kontaminan, dan patogen.

Dia membandingkan konsumsi ikan teri di Indonesia dan Jepang, di mana penambahan wasabi digunakan untuk anti parasit.

“Menurut literatur yang saya baca, sejumlah bakteri sejenis anisakis hanya menyerang mamalia laut,” kata Heru dalam keterangan tertulis di laman Unair, dikutip Senin (29/4/2024).

Walaupun begitu, Heru menekankan untuk mempertimbangkan nutrisi yang diperoleh dan menghindari risiko kesehatan jangka pendek maupun panjang.

Heru menekankan pentingnya mempertimbangkan kesegaran dan potensi kontaminasi bakteri pada ikan teri.

“Ada riset yang menyebutkan, ikan yang dipasarkan dalam kondisi tidak higienis rentan terpapar bakteri yang patogen. Salah satunya adalah Escherichia coli atau sejenis salmonella yang dapat membahayakan konsumen,” kata Heru.

Alih-alih dimakan mentah, ikan teri dapat memberi berbagai manfaat kesehatan jika diolah dengan tepat.

Bahkan, penelitian baru menyatakan bahwa konsumsi ikan teri pada masyarakat luas dapat mencegah hingga 750.000 kematian pada tahun 2050. Meski, data yang mendukung klaim ini masih perlu diperkuat, kata Heru.

2 dari 4 halaman

Saran Pengolahan Ikan Teri

Mengenai proses pengolahan ikan teri yang benar, Heru menyarankan untuk memerhatikan kebersihan dan kesegarannya.

“Ikan teri yang segar memiliki sedikit bakteri dan aman dikonsumsi. Meminimalkan proses pemasakan, seperti durasi masak singkat atau penyajian utuh, untuk mengurangi panas dan menjaga nutrisi,” tuturnya.

Selain cara di atas, Heru juga menyarankan untuk menambahkan teri dalam telur goreng sebagai pengganti garam. Hal ini guna mengurangi konsumsi garam secara berlebihan. Lebih lanjut, Ia juga menganjurkan untuk konsumsi ikan teri dalam jumlah sedikit secara konsisten.

Heru turut menghimbau agar masyarakat tidak mengkonsumsi ikan teri kering asin secara berlebihan. Pasalnya, ikan teri kering asin memiliki kadar natrium tinggi yang dapat memicu hipertensi.

Ia pun menganjurkan untuk mengurangi penggunaan garam dalam makanan lain atau menggunakan teri sebagai pengganti bumbu.

3 dari 4 halaman

Ikan Teri Baik Untuk Ibu Hamil dan Perkembangan Janin

Heru menuturkan, kandungan asam amino dalam ikan teri memiliki banyak manfaat kesehatan, terutama bagi ibu hamil.

“Terdapat 20 jenis asam amino yang terkandung dalam ikan teri dapat mendukung kesehatan ibu hamil. Selain itu, kandungan kalsium sangat baik untuk tumbuh kembang janin,” jelas Heru mengutip laman Unair, Senin (29/4/2024).

Heru menilai, konsumsi ikan teri sebagai alternatif daging merah guna mencegah penyakit bukanlah pendekatan yang tepat. Meskipun kuantitas daging dalam ikan teri tidak sebanyak daging merah, tapi konsumsi daging ikan lebih tepat sebagai suplementasi.

4 dari 4 halaman

Kandungan Omega-3 Ikan Teri

Heru juga meninjau manfaat kandungan omega-3 dalam ikan teri berdasarkan kebiasaan makannya di laut.

“Ikan kecil di laut biasanya mengonsumsi plankton atau mikroba alam yang mengandung omega-3. Menurut penelitian, kandungan ini bermanfaat untuk perkembangan otak dan mencegah kardiovaskuler. Sedangkan kandungan kalsiumnya baik untuk pertumbuhan tulang,” ungkap Heru.

Tidak hanya itu, menurut Heru, kandungan protein dalam ikan teri juga berperan sebagai bahan dasar penyusunan protein di dalam tubuh dan berpotensi sebagai anti kanker.