Liputan6.com, Jakarta Umat Islam meyakini bahwa hari kiamat adalah hal yang pasti terjadi. Waktu terjadinya hari kiamat dirahasiakan oleh Allah, tapi cara menyelamatkan diri dari api neraka sudah disampaikan dari generasi ke generasi.
Ini tak lepas dari bekal manusia selama hidup di dunia. Umat Islam tak asing dengan ungkapan bahwa dunia adalah ladang amal, tempat di mana manusia dapat mencari pahala sebanyak-banyaknya untuk bekal di akhirat.
Baca Juga
Menurut Ketua Pengurus Cabang (PC) Lembaga Takmir Masjid Nahdlatul Ulama (LTMNU) Jombang, Moh Makmun, segala hal yang perlu disiapkan sebagai bekal manusia sudah dibocorkan. Dan ini langsung dari Nabi Muhammad SAW:
Advertisement
لَا تَزُوْلُ قَدَمَا ابْنِ آدَمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عِنْدِ رَبِّهِ حَتَى يُسْأَلَ عَنْ خَمْسٍ عَنْ عُمْرِهِ فِيْمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ شَبَابِهِ فِيْمَا أَبْلَاهُ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيْمَا أَنْفَقَهُ وَمَاذَا عَمِلَ فِيْمَا عَلِمَ.
“Tidak akan bergeser kedua kaki anak Adam di hari kiamat dari sisi Tuhan-Nya, hingga dia ditanya tentang lima perkara (yaitu): tentang umurnya untuk apa ia habiskan, tentang masa mudanya untuk apa ia gunakan, tentang hartanya dari mana ia dapatkan, dan dalam hal apa (hartanya tersebut) ia belanjakan, dan apa saja yang telah ia amalkan dari ilmu yang dimilikinya,” (HR. at-Tirmidzi No. 2416).
Berdasarkan hadis tersebut, kata dia, manusia perlu mengetahui empat item dengan lima pertanyaan.
Memanfaatkan Umur Semasa Hidup
“Pertama, tentang umur. Sampai detik ini, berapa umur kita. Dari sekian tahun umur kita, sudah berapa tahunkah umur yang sudah kita gunakan untuk mengabdi dan menghamba kepada Tuhan,” mengutip NU Online, Senin (6/5/2024).
“Apakah umur kita lebih banyak menimbun harta daripada menimbun amal ibadah? Apakah lebih banyak senda gurau daripada ibadah. Apakah lebih banyak memikirkan duniawi atau ukhrawi. Hanya pribadi masing-masing yang mampu menjawab," jelasnya.
Memanfaatkan Masa Muda
Kedua, tentang masa muda seseorang. Masa muda adalah masa yang tidak boleh dilewati sia-sia.
Seyogyanya, manusia harus memanfaatkannya dengan hal-hal yang bermanfaat kepada dirinya dan orang lain.
“Apakah masa mudanya dipakai untuk rajin ke masjid atau rajin ke tempat dugem. Masa muda dipakai untuk mencari ilmu atau mencari duniawi. Masa muda dipakai untuk sesuatu yang bermanfaat untuk kepentingan orang banyak atau untuk individu? Sadarlah bahwa ketika tua nanti akan ada penyesalan jika masa mudanya tidak digunakan untuk hal bernilai positif,” ucap Makmum.
Advertisement
Manfaatkan Ilmu yang Dimiliki
Ketiga, tentang ilmu yang dimiliki masing-masing manusia. Apakah ilmunya digunakan untuk kepentingan pribadi atau untuk mencerahkan orang banyak. Apakah ilmunya digunakan untuk mencari harta, tahta, dan wanita atau untuk membimbing orang banyak.
“Silakan introspeksi sendiri," ucap Makmum.
Manfaatkan Harta di Dunia
Keempat, tentang harta. Harta yang saat ini dimiliki akan ditanya dua hal. Yaitu, dari mana harta itu didapatkan dan untuk apa harta digunakan.
Menurut dosen Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum (Unipdu) Jombang ini, pertanyaan-pertanyaan yang sudah tidak jadi rahasia lagi seharusnya menjadi peringatan bagi manusia agar senantiasa berhati-hati dalam menjalani hidup di dunia demu keselamatannya di akhirat kelak.
"Sebagai hamba Allah, maka kita harus mengikuti apa yang diperintahkan dan menjauhi apa yang dilarang. Bukan malah menuruti dan mempertontonkan hawa nafsu," tutup Makmum.
Advertisement