Sukses

Kemenkes Ungkap 7 Penyakit Terbanyak yang Dialami Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang

Status tanggap darurat Gunung Ruang hingga tanggal 13 Mei 2024 dan sejauh ini tidak ada korban jiwa.

Liputan6.com, Jakarta Aktivitas vulkanik Gunung Ruang masih tinggi dan berada pada Level IV (AWAS). Data ini didapat dari pengamatan visual dan instrumental Badan Geologi per Senin, 6 Mei 2024, pukul 09.00 Wita.

Aktivitas gunung yang terletak di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara tengah dipantau oleh berbagai pihak termasuk Kementerian Kesehatan.

Menurut Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi, status tanggap darurat Gunung Ruang hingga tanggal 13 Mei 2024 dan sejauh ini tidak ada korban jiwa.

“Enggak ada meninggal dunia, luka berat 54 (orang), luka ringan 1.181, ada 6.200 pengungsi yang terdampak tapi enggak apa-apa sih,” kata Nadia saat ditemui di Jakarta, Senin 6 Mei 2024.

Dia menambahkan, tidak ada kerusuhan rumah sakit dan puskesmas. Puskesmas masih berfungsi, hanya saja puskesmas pembantu (Pustu) dan Poskesdes tidak berfungsi sementara.

Adapun penyakit terbanyak dialami oleh masyarakat terdampak adalah:

  • Infeksi Saluran Napas Akut (ISPA).
  • Hipertensi
  • Gangguan saluran cerna
  • Mag
  • Gastritis
  • Dermatitis
  • Luka-luka.

“Yang dirawat inap paling banyak adalah PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronis), gangguan pernapasan, kehamilan, suspek DBD (demam berdarah dengue), malaria, cedera kepala, dan diabetes melitus,” papar Nadia.

2 dari 4 halaman

Mobilisasi Tim Pendamping dan Logistik

Nadia menambahkan, Kementerian Kesehatan terus melakukan pemantauan dan sudah memobilisasi tim untuk memberi bantuan.

“Kementerian Kesehatan tetap memantau dan memobilisasi tim pendamping manajemen krisis di Pulau Tagulandang-nya. Tenaga cadangan emergency team juga sudah kita mobilisasi dari regional Sulawesi untuk mendukung pelayanan kesehatan.”

Tak lupa, pihak Nadia juga memberikan pemenuhan logistik seperti obat-obatan, selimut, dan perlengkapan emergensi lain.

“Kita masih terus melakukan pemantauan sampai situasi tanggap darurat dicabut oleh Pemda setempat sampai 13 Mei,” ucap Nadia.

3 dari 4 halaman

Batas Radius Aman Gunung Ruang

Dalam keterangan lain, Kepala Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Muhammad Wafid menyampaikan, batas radius aman Gunung Ruang saat ini di luar radius 5 kilometer dari pusat kawah.

"Masyarakat di sekitar Gunung Ruang dan pengunjung atau wisatawan agar tetap waspada dan tidak memasuki wilayah radius 5 kilometer dari pusat kawah aktif," kata Wafid dalam keterangannya diterima di Bandung (6/5/2024) mengutip Regional Liputan6.com.

Khusus masyarakat yang bermukim di wilayah Pulau Tagulandang yang berada dalam radius 5 kilometer, mereka diminta agar segera dievakuasi ke tempat aman di luar radius tersebut.

"Masyarakat di Pulau Tagulandang, khususnya yang bermukim di dekat pantai, agar mewaspadai potensi lontaran batuan pijar dan luruhan awan panas (surge)," katanya.

"Pemerintah Daerah, BPBD Provinsi dan Kabupaten agar senantiasa berkoordinasi dengan Pos Pengamatan Gunung Api Ruang, Desa Tulusan, Kecamatan Tagulandang, Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara atau Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Bandung," imbuh Wafid.

Meski demikian, masyarakat yang berada di luar radius 5 kilometer dari Gunung Ruang diharap tenang, beraktivitas seperti biasa, serta tidak terpancing isu-isu tentang erupsi Gunung Ruang.

4 dari 4 halaman

Jarak Rekomendasi Bahaya Gunung Ruang

Pasca erupsi eksplosif tanggal 17 April 2024, aktivitas erupsi di Gunung Ruang diketahui mengalami penurunan. Pada tanggal 22 April 2024 pukul 09.00 Wita, tingkat aktivitas Gunung Ruang diturunkan dari Level IV (AWAS) ke Level III (Siaga).

Namun, pada 30 April 2024 pukul 01.15 Wita terjadi erupsi. Tingkat aktivitas Gunung Ruang pun kembali dinaikkan dari Level III (Siaga) ke Level IV.

Diawali dengan gempa terasa sampai Pulau Tagulandang, dengan kolom erupsi berwarna kelabu, intensitas sedang hingga tebal condong ke arah utara. Tinggi kolom erupsi mencapai 2000 m di atas puncak. Jarak rekomendasi bahaya diperluas menjadi 7 km.